DuA-eNaM

3.2K 207 3
                                    

Sudah Setengah tahun lebih Ali mencari keberadaan Prilly, namun tetap saja belum memberi hasil. Ali merasa usaha yang ia lakukan gagal. Selama ini dia melakukan usaha yang dianggap hal gila oleh teman teman nya. Banyak orang mencemooh nya, banyak yang mengatakan Ali adalah lelaki gila karna mencari kekasih nya yang telah di nyatakan meninggal .
Batin nya seakan enggan menerima, ia akan menghajar siapa saja yang mengatakan kalau Prilly sudah meninggal. Termasuk itu 'Resti' .

"Ali.. Sampai kapan lo ngarepin Prilly ha? "

Ali masih terdiam di pojok ruangan.

"Hey.. Ali ini waktu nya kamu merubah dunia kamu.. Lupain Prilly Ali.. Dia udah mati li.. "

"Diam!!  Prilly ga mungkin ninggalin gue" Ali kembali tersulut emosi.

"Eh Al.. Kalau gini terus lo bisa gilaa karna dia.. Dia udah gaada disini li.. " teriak Resti.

"Gue ga peduli, mau gue gila.. Stres kek apa urusan nya sama lo haah? Toh gue ga merugikan lo sedikit pun" balas Ali berteriak.

"Ali.. Gue peduli sama lo.. Gue gamau lo kayak gini li.. Lupain Prilly.. " Nada Suara Resti meninggi.

"Gak akan, gue ga akan bisa lupain dia" bentak Ali.

"Lo bener bener gila tau gak li.. Gue sayang sama lo, gue suka sama lo Ali.. Harus nya lo sadar" teriak Resti.

Ali hanya terdiam. Pandangan nya kembali kosong.

"Gue gamau lo kayak gini li.. Please " isak Resti.

"Keluar" lirih Ali.

"T-tapi.. -"

"Gue bilang keluar!! " Teriak nya.

Dengan perasaan pasrah, Resti pun meninggalkan Ali sendirian.

Kondisi Ali semakin lama semakin memburuk, keluarga nya sangat menghawatirkan Ali yang sekarang. Mereka takut jika tindakan Ali ini akan berujung Depresi, akhir nya mama dan papa nya menjemputnya ke Jogja. Mereka memutuskan membawa Ali ke Australia untuk melakukan terapi.
Hari itu mereka resmi berangkat.

"Hey... " teriak Fando menggema di dalam rumah.

"Tayooo" sahut Prilly.

"Aaaah gagal guee" kesal Fando.

"Gue menang kali ini yha" Prilly terkekeh.

"Heem iyadeh, sya.. Btw gimana kaki lo? "

"Eum.. " Prilly melihat kaki nya sebentar, lalu mengalihkan pandangan nya kembali ke arah Fando. "Belum ada perubahan sih, masih gini gini aja" lanjut Prilly kemudian tersenyum getir.

"gue pasti bantu lo kok " Fando menepuk pundak Prilly.

"Makasih Fan, lo sama bunda baik banget deh ke gue"

"hehee gapapa dong ,kan ibadah" Fando terkekeh.

"yaudah makan dulu gih, gue udah nyiapin"

"Sya.. Sejak kapan lu bisa masak? " Fando merasa heran.

"Eumm.. Gatau sih tapi tiba tiba gue keinget aja gitu " Prilly merasa bingung.

"Berarti memori lo udah kembali mengingat sya" Fando merasa senang.

"Oiya bener fan" Prilly ikut tersenyum.

Sepanjang hari, sepanjang malam Fando terus membantu Prilly agar kondisi nya terus membaik, Satu tahun berlalu, kini Kondisi Prilly semakin membaik, begitupun Ali yang sedang di Australia, ia jauh lebih baik dari sebelumnya. Bahkan sekarang Ali sudah masuk Universitas di sana, sedangkan Prilly dia masuk Universitas kedokteran Negri di Semarang.

My Posesif Playboy [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang