Cousin Chapter 16

7.1K 833 40
                                    

Vote tanda ingin berkesinambungan

》》》》


"Ini sungguh diluar perkiraanku.."

"Meskipun kau sangat cocok dengan Taehyung sunbae, tapi aku tetap tak mengira kalian sepupu yang menikah,"

Aku tertunduk lesu menatap gelas es krimku yang sedikit lumer.

"JB, Mingyu, aku minta maaf jika kalian harus tahu seperti ini. Bukan maksudku menyembunyikannya namun kalian mengerti alasannya. Kalian tahu Taetae adalah idola gadis-gadis kampus,"

"Hei, kami justru senang mengetahui fakta ini lebih cepat
supaya tidak terlanjur jatuh cinta padamu," cetus  Mingyu dipukul JB denggan keras.

"Setidaknya kau tidak sendirian di kota ini. Pelindungmu lelaki yang  keren. Itu hakmu untuk menyembunyikan status, kami hanya mendukung saja sebagai teman."

"Biarpun butut begini, kami dapat dipercaya sekalipun menjaminkan nyawa." JB menepuk dada Mingyu hingga aku tertawa geli. Suho yng sedari tadi diam hanya mengangguk tak jelas.

"Terima kasih, kalian memang teman-tteman yang istimewa bagiku,"

"Eh, jadi  kissmark  yang kemarin itu hasil karya dari Taehyung sunbae? kukira dia sangat cool ternyata berjiwa separuh drakula,"

PLAAK

JB mengaduh dihajar kaki Suho.

Masalahnya, aku sekarang jadi trending topic kampus karena kasus kemarin. Semua makin takut dan segan dengan Kim Taehyung setelah melibatkan pengacara mahal untuk memberi pelajaran pada orang yang menghinaku. Kudengar keluarga Elija Park harus mengeluarkan jutaan won untuk itu. Tadi pagi banyak desas desus perihal kepindahan gadis itu ke Gwangju.

Aku sangat tak nyaman. Statusku kini menjadi sepupu Kim Tae Master yang sudah tega menghancurkan hidup orang. Mereka mengira akulah yang mengadu pada Taehyung dan membesar-besarkan masalah. Lalu apa aku harus menerima dipenjarakan tanpa salah?

"Jungkook selamat ya, kami ingin merayakan keberhasilanmu di cafe biasa. Kau harus datang sepulang dari kampus,"

"Keberhasilan apa?"

"Ya kau berhasil menyingkirkan gadis mulut pedas itu dari pandangan kami. Kau tahu? Lisa juga pernah dituntutnya ke polisi gara-gara lupa mengembalikan anting berliannya. Menjengkelkan sekali !"

Aku tak mengerti apalagi yang diinginkan Jisoo. Apa tak cukup dengan mengincar Taehyung saja?

"Kalau kau masih mempercayai sahabat baikmu itu, kami tak bisa berkomentar apapun lagi," cetus Suho acuh.

"Entahlah, Jisoo itu cantik tapi aku tak tertarik." Mingyu ikut berkomentar.

Aku hanya berdehem namun menyetujui ajakan Jisoo sebelum telepon ditutup.

▪▪▪▪▪▪▪▪▪


Mengenakan pakaian kemeja abu-abu dan celana jeans hitam, Taehyung datang memenuhi panggilanku. Jisoo, Lisa dan teman-temannya senyum sumringah menemukan view terindah yang bagiku sedang gersang oleh emosi.

"Kim Tae sunbae, kami tak bermaksud merepotkan anda. Tapi Jungkook memang sudah sedikit mabuk,"

"Sebenarnya kami bisa mengantarnya pulang ke asrama tapi dia bersikeras menghubungi anda,"

Aku mendengar itu setengah nyata. Pusing dan mual membuat badan terasa ringan. Hanya satu gelas vodka namun mataku jadi berputar-putar. Saat Jisoo memutuskan untuk mengantarku kembali ke asrama, tanpa sadar kutekan nomor 1 di ponselku.

"Yeoboseo? Kookie?"

"Tae, aku mabuk. Kau mau menjemputku? Di cafe dekat kampus. Jangan lama-lama atau aku terjun ke jurang,"

"Astaga anak ini..."

Dan lima belas menit kemudian dia sudah datang menyusul.

"Kookie, ayo pulang,"

"Mm....besok bukan hari sabtu kan?"

"Jungkook, kau akan jatuh jika tak dipegang," Lisa meraih tanganku cepat.

"Sunbae, kami bisa menolongmu membawa Jungkook.."

"Tidak perlu. Minuman kalian sudah kubayar, teruskan saja pestanya,"

Mereka terbelalak oleh gerakan Taehyung menggendongku ala koala. Aku langsung melingkari pinggangnya dengan kedua pahaku yang untungnya memakai hotpants warna kulit dibalik rok kebangsaanku. Sudah lama aku tak digendong seperti ini, sejak aku sakit waktu ibu bercerai dulu. Dia menggendongku seperti ini sampai aku tertidur. Menyandang tas ranselku dipunggung dan menggendongku didepan, Taehyung sangat mampu melakukannya.


Terbangun oleh suara gemericik air, kusadari bahwa ini adalah kamar asrama. Untunglah. Aku masih harus mengerjakan tugas dari Profesor Smith.

Tapi apa Taehyung belum pergi?

Tok tok tok!

"Jungkook! Buka pintunya! Aku membawa pil penghilang mabuk!"

Astaga! Lisa datang? Bagaimana ini? Taehyung masih disini, Lisa bisa curiga!

"Jungkook! Ayolah buka! Aku kedinginan!"

Aku panik. Gelisah bukan main. Harus bagaimana ini? Membuka pintu dan membuatnya melihat Taehyung berkeliaran di kamarku?

Tiba-tiba Taehyung keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk dipinggang. Aku nyaris menjerit karena Taehyung melangkah cepat menuju pintu dan membukanya.

Matilah aku.


"Kim Tae masternim..."

"Terima kasih banyak. Jungkook masih tidur, lain kali kau harus tahu ambang batas alkoholnya. Meskipun sudah legal tapi dia tak sekuat kalian,"

"Maafkan kami, Sunbaenim. Aku permisi,"

Apa itu? Hanya itu?

Pintu ditutup lagi dan Taehyung meletakkan bungkusan di meja.

"Bangunlah. Tidak usah sepanik itu. Aku yang minta tolong temanmu itu mencarikan obat mabuk dan sop ikan untuk makan malammu,"

"Tae, mereka akan heran karena.."

"Kau yang semestinya heran mengapa mereka ingin membuatmu mabuk? Pesta bodoh apa yang harus dirayakan heh?"

"Itu.."

"Karena kau masih sebodoh ini, mulai besok tinggalkan asrama ini dan pindah ke rumahku. Tak ada penolakan!"

Aku nyaris berteriak kesal namun Taehyung menunjukkan foto wedding kami yang ia simpan dalam tas.

"Perlu kutempel di majalah dinding kampus?"

TBC


Dikit-dikit jadi bukit.
Yang penting book ini ada kejelasan status.
Oho

Cousin  (Vkook_Jk GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang