Cousin Chapter 25

8K 832 69
                                    

Vote untuk mencerahkan suasana hati

Maaf ceritanya lom disapu makanya ga ngefeel

》》》》


Libur sudah usai.

Paman Jisub langsung terbang ke London dan kami hanya singgah satu malam di Busan untuk mengambil Tata dan Cooky. Aku merengek ingin membawa kucing-kucing itu ke Seoul. Toh rumah Taehyung cukup besar untuk memelihara mereka. Lagipula Namjoon sudah pindah ke apartemen Seokjin, memutuskan untuk tinggal bersama sebelum menikah dua bulan lagi.

Tidak bisa dikatakan libur karena aku dalam kondisi galau dan cemas. Setiap kali mengingat kampus, detak jantung seolah berpacu kencang ingin meledak. Biasa makan dua porsi, kini setengah sendokpun butuh lima menit mengunyah.

Tepat malam tanggal 30 lalu aku sudah menyetel alarm untuk bangun. Taehyung hanya bangun sesaat dengan mata yang masih berat, kupaksa meniup lilin ulang tahunnya yang berjumlah 24 batang. Setelah itu ia tidur lagi membiarkan aku sendirian melahap potongan pertama kue ultah di remang cahaya lampu kamar hotel.

Kemudian paginya Paman Jisub membuka pintu dengan kunci cadangan bermaksud memberi kejutan, yang justru berubah jadi sumpah serapah lucu.

''Sialan kau Tae, apa kau tahu Appa akan memberi kejutan pagi-pagi?"

"Apa itu penting? Lagipula aku bukan anak kecil lagi harus diberi kejutan mainstream." Taehyung menyahut santai, menarik selimut untuk menutupi pantat polosnya. Sementara aku yang berada dalam tindihannya hanya menahan malu setengah mati.

"Yasudah, kejutan atau bukan kau harus meniup lilinnya untuk menyenangkanku. Cepat, pakai dulu bajumu!"

"Appa, jika aku bangun maka kau bisa melihat Kookie juga sedang telanjang. Lagipula penisku sudah masuk dan spermaku belum keluar. Tiupkan saja lilinnya, terimakasih,"

Ya ampun, aku rasanya ingin mencakar mulut tajam Taehyung itu. Malunya sampai kelangit.

"Baiklah, Appa sangat paham rasanya. Selamat ulang tahun, anak brengsek! Jam 9 kita sarapan di luar!"

Lalu pintu berdebum, Appa keluar meninggalkan kue tart diatas meja.

Rupanya Namjoon, Jimin, Jin dan Yoongi juga ikut merayakan ulang tahun Taehyung. Mereka masih menikmati liburan sampai tahun baru. Soal biaya kamar hotel semua ditanggung Taehyung. Aku sampai penasaran seberapa besar pemasukan perusahaan garmennya itu. Kartu ATM miliknya yang kupegang tak pernah kuintip berapa saldonya. Kupikir itu hasil kerja kerasnya jadi aku tak berhak menuntut banyak.

Tahun baru kami rayakan dengan menonton pesta kembang api. Rasanya seperti kembali ke masa kecil saat aku dan Hoseok diajak keluarga Taehyung ke pantai melewati tahun baru menyalakan kembang api. Sementara kami berempat berlarian membawa balon warna warni yang diterbangkan saat pergantian tahun.

Ternyata sejak lahir aku sudah punya ikatan takdir dengan Taehyung. Menurut cerita Sujin, Taehyung justru lebih suka menggendongku daripada Taeyeon adiknya sendiri. Taehyung akan ribut minta diantar ke rumahku untuk menemaniku sampai tidur. Ibuku tak bisa marah padanya karena Taehyung kecil sudah pintar berbicara dengan sopan santun.

●●●●●

"Kookie, kau tidak kuliah? Ini sudah hampir jam 7 pagi,"

Kulihat Taehyung sudah siap berangkat ke kantornya. Jas abu, kemeja kotak biru muda dan celana bahan hitam menambah kadar ketampanan manusia ini.

"Aku takut ke kampus. Rambutku terlalu indah untuk dilempari telur busuk," lirihku sambil memeluk guling.

"Hei, mana kelinci ganas yang suka menendang itu? Ayolah, aku masih sempat mengantarmu sambil menemui Profesor pembimbing." Taehyung tertawa kecil menepuk pantatku untuk segera bangun.

Cousin  (Vkook_Jk GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang