Cousin Chapter 5

8.7K 847 27
                                    

Votenya dikit jadi 'update'nyapun bakal lama
😏



Taehyung menjemputku tepat jam 5 sore. Kampus sudah mulai sepi dan aku lega tak ada yang melihat aku naik keboncengan motor maticnya. Laju motornya sangat santai, berbeda waktu masih SMP dulu sering balapan dengan Hoseok seperti asap yang lewat.

“Memangnya mobilmu mana?” tanyaku penasaran.

“Motor ini bisa kau pakai ke kampus. Aku akan menaruhnya di parkiran asrama. Mobilku sedang dipinjam Namjoon untuk meluluskan pekerjaannya. Lagipula sering naik mobil ke kampus akan terlihat arogan."

“Tapi kalau musim hujan kau bisa sakit! Apa kau lupa alergi air hujanmu masih belum sembuh?”

Taehyung hanya mengangkat bahu.

Motor melaju tenang. Aku makin mengeratkan pelukan sambil menghirup aroma segar parfum sepupuku itu.

“Apa tak masalah jika kampus tahu bahwa kita saudara sepupu? Lisa membuatku tak bisa mencari jawaban yang tepat,” cetusku teringat kejadian tadi.

“Bukankah memang benar begitu? Kau malu mengakui itu apalagi untuk mengakui pernikahan kita,” sahutnya sinis.

“Itu….hanya masalah waktu..”

“Itu pilihanmu saat ini tapi aku tak menjamin akan bertahan lama,”



Mudah saja kudapatkan laptop yang standar dengan kartu appa Kim. Sambil memilih kulihat Taehyung sibuk menelepon lewat ponselnya sangat serius. Beberapa pramuniaga toko nampak senyum-senyum mencari perhatian. Menurut cerita appa, Tae masih sibuk menjalankan usahanya di Busan melalui komunikasi. Anak itu sangat gengsi jika harus menerima jabatan mudah dari perusahaan keluarga. Sejak SMA dia membuka usaha bisnis di bidang garmen.

“Sudah selesai? Sekalian aku ambil printer yang bagus itu. Tidak, pakai kartu milikku saja,”

Dia menyodorkan kartu miliknya dan menyimpan kartu punyaku. Pramuniaga itu terlihat heran karena kartu punyaku itu jelas mempunyai saldo yang besar.

“Disini aku yang mengatur keuanganmu. Kebutuhan apapun kau hanya bisa minta padaku. Maaf aku harus menahan kartu milik ayahku karena kau itu istriku, bukan istri ayahku,”

“Apa maksudmu? Aku harus minta makan denganmu juga?”

“Ya. Apa itu aneh? Tidak wajar? Aku pria menikah, meskipun masih kuliah tapi aku bekerja juga. Jadi kuharap jangan membuat pertengkaranku dengan appa makin meruncing,”

Apa ini? Seketika hidupku beralih dari beruang pindah ke singa. Apakah masa kesejahteraanku selama 3 tahun kemarin sudah selesai?

......

“….Tapi appa…ini diluar pemikiranku..,” rengekku di telepon.

“Appa juga tak bisa membantah peraturan Tae. Jika tidak, appapun tak tenang melepasmu kuliah jauh dari appa,”

“Maksudnya aku boleh kuliah karena ada Tae disini?”

“Begitulah sayangku, tak masalah karena setahun itu singkat,”

Lemas.

Aku terduduk di atas toilet dengan ponsel terus berdenging suara appa Kim berceloteh.
Ketika keluar, Kim Taehyung menunggu bersandar sambil membaca buku. Sedikit menyesal dihatiku, kenapa aku memilih laptop yang biasa saja? Kenapa tidak kuambil macbook yang mahal supaya uangnya habis?

“Aku hanya memberimu uang 200.000 won untuk satu minggu. Jika ada keperluan lebih, kau bisa minta lagi. Tak ada acara apapun diluar asrama diatas jam 10 malam kecuali bersamaku.”

Ahh…beruntung sekali dia tak punya sosmed sehingga tak perlu ada jam malam untuk surfing di dunia maya! Makiku dalam hati.

Sebelum kembali ke asrama aku sempat diajak makan di restoran sampai kenyang, terbayang akan menghemat uang untuk hari-hari selanjutnya. Turun dari motor aku langsung berlari tanpa menoleh lagi.

Line!👱

Hei Jung, kenapa kau diam saja bahwa Kim master itu sepupumu?” ●Lisa

“Bagaimana aku akan cerita jika kalian selalu berisik?”

Beritanya sudah menyebar ke seluruh kampus.” ●Jisoo

Pantas saja kau juga seorang Kim,” ●Suho

Jalanku seolah menjadi lebih licin😘” ●Jisoo

Tak kuduga Taehyung setenar itu. Efek yang diakibatkannya sungguh hebat. Bagaimana seandainya mereka tahu Tae itu juga suamiku? Jika Lisa dan Jisoo lebih jeli tentu heran mengapa keluargaku Jeon berubah jadi Kim.

Ibuku adalah adik ipar Kim Ji Sub. Karena pernikahan itulah yang mengubah namaku. Teman SMA ku hanya Lisa dan Jisoo yang tahu bahwa aku kelahiran Busan dan orangtuaku sudah bercerai sejak aku SMP. Karena benci melihat ibu yang kacau sering mabuk dan gemar berkencan dengan banyak pria, maka aku memutuskan untuk melanjutkan SMA di Seoul. Setahun kemudian Taehyung menyusul kuliah di Seoul juga. Namun kami jarang bertemu karena letak sekolahku dan kampusnya lumayan jauh. Hanya sebulan sekali ia menelepon mengajak bertemu tanpa setahu teman-temanku. Waktu aku operasi usus buntu, Taehyung yang menemani di Rumah Sakit. Sejak kecil aku memang menyukainya, semakin menyukainya karena kebersamaan itu.

“Tapi 200.000 won untuk seminggu? Aku bisa kuruuuus!”
Teriakku tiba-tiba.

TBC


Bagiku 200.000 won itu besar lohh Kook, bisa beli nasi bungkus sekarung...

See you all

Cousin  (Vkook_Jk GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang