Jalan Keluar

23 5 12
                                    

Alila Salfatira
Assalamualaikum, maaf kalau mengganggu. Saya Alila. Bisa saya minta bantuan? Kalau sedang repot atau tidak bisa tidak apa-apa. Terima kasih. Wassalamualikum.

Send

Aku membutuhkan waktu hampir setengah jam untuk mengetik pesan ini dan mengirimnya. Setelah kubaca berulang-ulang, pesan ini terkesan begitu formal, tapi ya sudah lah, terlanjur terkirim kan. Aku sudah pasrah karena lelah tidak tahu harus bagaimana lagi.

Mendengar notifikasi masuk dari ponselku, aku langsung bergegas mengeceknya.

Mas Gusti:
Waalaikumsalam. Apa yang bisa saya bantu?

Aku menghela nafas panjang, mencoba menyusun kosa kata untuk membalas pesan dari Mas Gusti.

Alila Salfatira
Mas Gusti asistennya Pak Burhan kan?

Mas Gusti:
Ya.

Bagaimana ya aku ngomongnya. Apakah aku harus mengatakan yang sejujurnya? Aku berdebat dengan diriku sendiri cukup lama sampai ponselku bergetar lagi.

Mas Gusti:
Gimana dek? Apa yang bisa saya bantu?

Hei Lilaaa. Kenapa sih bisa gugup gini.

Alila Salfatira
Jadi sebenernya, tadi saya tidak mengikuti praktikum Agronomi dan tidak memberikan keterangan apapun kepada Pak Burhan. Saya takut Pak Burhan marah dan tidak ngebolehin saya ikut praktikum susulan. Minta sarannya mas.

Mas Gusti:
Bukannya kamu sakit? Seharusnya kan tinggal mengirim pesan saja tadi?

Alila Salfatira
Sebenernya saya nggak sakit

Mas Gusti:
Kamu di rumah?

Alila Salfatira
Iya. Kenapa?

Mas Gusti:
Keluar sebentar

Aku mengernyit bingung. Kulihat dari jendela kamarku, Mas Gusti baru keluar dari gerbang rumahnya. Aku segera menyambar sweater dan jilbabku kemudian turun ke bawah.
Aku membuka gerbang dan langsung terpanjat kaget karena Mas Gusti sudah berdiri tepat di depanku.

"Orang rumah ada?" Tanyanya.

"Emm, ada." Jawabku yang masih tidak mengerti kenapa tiba-tiba dia datang ke rumah.

"Boleh masuk ke dalam?"

"Hah? E... iya, boleh. Silakan." Aku mempersilakan Mas Gusti berjalan lebih dulu sedangkan aku membuntutinya dari belakang.

"Assalamualaikum." Ucap Mas Gusti sebelum masuk ruang tamu.

"Waalaikumsalam. Eh Gusti. Ada perlu apa?" Sambut Bude.

"Ini bu Rima, ada yang mau saya diskusikan sama Alila. Bolehkan bu?"

"Iya boleh lah, ya ampun Gus kamu nggak usah sungkan kalau mau ke sini. Masuk gih. Eh, tapi jangan bilang Ratna ya La kalau Gusti di sini, bisa-bisa dia ninggalin belajarnya dan ngerusuhin kalian."

"Iya Bude." Jawabku.

"Duduk Gus, Bude buatin minum dulu."

"Iya, terima kasih Bu Rima." Bude beranjak menuju dapur melalui ruang tengah.

"Kemana Pak Rahmat?" Tanya Mas Gusti.

"Tadi keluar, sama temannya. Sebentar, mas Gusti kenapa ke sini?" Tanyaku penasaran.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang