Sudah satu bulan.
Hari ini akan ada evaluasi.
Sudahkah Jungkook memberi tahu perihal kelas dalam dunia trainee?
Nasib apalah Jungkook sampai di tenggelamkan ke kelas A yang berisi makhluk penuh talenta dan mimpi dengan jaminan lebih besar di banding kelas lain.
Jangan lupakan kelas B yang tidak terbentang jauh kedudukannya.
Trainee dari semua kelas di kumpulkan dalam auditorium dengan panggung medium.
Ada kamera di segala sisi, untuk merekam dari segala arah trainee yang akan di nilai kemampuannya.
Jungkook di beritahu bahwa dirinya tetap harus mengikuti sistem penilaian untuk bulan ini.
Ia jadi teringat Min Yoongi yang sedikit protes namun tak sempat berbuat apa-apa karena pemberitahuan itu terjadi baru sekitar lima menit yang lalu.
Matanya pun bisa menangkap presensi Min Yoongi yang sangat lucu untuk di tertawakan.
Wajahnya kentara lebih pucat.
Jungkook tak ingin menenangkan Min Yoongi itu, biar saja dia mengkhawatirkan jabatan trainee nya yang dikira lelaki pucat itu akan di cabut sebentar lagi.
"Ternyata kadar percayamu tak seperti yang kukira, Min Yoongi."
Oh, Jungkook ingin sekali mengatakan itu setelah evaluasi selesai.
Jungkook mendapat giliran ke tujuh.
Tepat pada saat si Lee Taeyong dari kelas B memulai gilirannya yang ke enam, Jimin mengajaknya bersuara. Namun Jungkook tak menatap Jimin.
"Kau, bisa?"
Hanya dua kata namun Jungkook serasa tersulut emosi.
"Wah, meremehkan sekali, kau ya, Kak."
Jimin terkekeh, terdengar bersahabat kali ini. "Serius, aku tahu itu akan sangat memalukan."
"Oh, peduli?"
Gelengan Jimin di dapat. "Tentu tidak, kau bercanda? Aku sedang menikmati momen ini. Aku tahu sekarang kau panik. Itu menyenangkan."
Jungkook hanya tertawa.
Ia berdiri setelah Lee Taeyong usai di evaluasi.
Sedikit menyempatkan waktu untuk melirik Jimin dan tersenyum.
"Tidak boleh terlalu percaya diri, Kak. Itu akan sangat memalukan."
Dan tepat setelah Jungkook memperlihatkan teknik tarian dan nyanyian yang tak pernah di ajarkan padanya namun hanya Ia lihat mulai dari trainee giliran pertama sampai pada Taeyong, Jungkook tahu dirinya akan di benci lebih banyak lagi.
Namun Jungkook tak peduli. Berusaha, maksudnya.
Lagipula kalimat yang Min Yoongi lempar padanya di mini market setelah evaluasi tuntas membuatnya sedikit tenang.
Jungkook akhirnya tahu Min Yoongi memang akan selalu ada untuknya.
"Kau tahu, Jungkook, apa yang kau lakukan tadi memang akan membuat semua trainee membencimu, atau bahkan berusaha menyingkirkanmu. Namun sebelum mereka menyingkirkanmu lalu kau hancur, kau akan hancur lebih dulu karena ketakutanmu itu. Jadi tenanglah, bocah. Mereka membencimu namun kau memilikiku sebagai pelindungmu. Aku mengatakan ini agar kau tetap bersikap menyebalkan pada mereka, oke? Jangan biarkan mereka menghancurkanmu. Mimpimu berharga."
"Baiklah."
"Namun, Jungkook . . . ada satu hal yang harus kau tahu."
"Apa?"
"Mimpimu tidak akan berharga jika kau menghancurkan mimpi orang lain. Setidaknya itulah pandanganku. Maka, biarkanlah mereka berusaha untuk menghancurkan mimpimu, tapi jangan kau menghancurkan milik mereka. Setuju?"
Begitu katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Day to Dream
FanfictionTak ada yang begitu peduli tentang bagaimana perjuangan yang dilaluinya, namun mengingat bahwa dirinya pernah memiliki hari untuk bermimpi ... sudah, Jungkook sudah cukup bahagia. ©2019, fanfiction by Conamoon Status, sudah selesai. Terimakasih suda...