Eksistensi

2.7K 220 12
                                    

Kemudian Jungkook menapakkan kakinya di perusahaan hiburan terkenal.

Lelaki pucat bernama Min Yoongi itu menuntunnya ke ruangan yang penuh dengan mereka yang Jungkook pikir seumuran dengan dirinya.

"Mereka akan menjadi sainganmu. Jangan cengeng disini. Ingat, Jungkook, kau harus menggapai mimpimu. Aku akan ada untukmu kapanpun dan untuk apapun itu. Namun kau harus tahu, mimpi mereka jauh lebih besar dari milikmu. Kau tahu maksudku, 'kan?"

Setelah Yoongi pergi dengan petuah-petuahnya, ada Jungkook yang merasa terintimidasi oleh tatapan mereka.

"Um, hai?" datar, namun setidaknya Jungkook berusaha bersikap sopan.

"Anak mana kau?"

Suaranya keras sekali. Jungkook jadi sedikit emosi. Ia kemudian duduk di salah satu kursi dan tidak menjawabnya.

"Yak, bocah!"

Bocah saja terus. Tidak Min Yoongi, tidak lelaki berhidung mancung ini, panggil bocah saja terus.

"Hoseok-ah, sopanlah sedikit! Kesanmu jadi jelek tahu."

Blonde, sipit, gembul. Jungkook lihat dia baik. Ya, sepertinya memang baik.

Si blonde itu menghampiri Jungkook dengan senyum ramahnya. "Aku Jimin, Park Jimin. Namamu?"

Jungkook menunjukkan sedikit senyum. "Jeon Jungkook. Senang bertemu denganmu, Park Jimin."

"Eoh, tentu saja! Kau umur berapa?"

"Tujuh belas."

"Woaaaah, serius? Kau paling muda, aku dan Taehyung dua tahun di atasmu."

Jungkook agak merasa aneh dengan mereka selain Jimin yang sedari tadi hanya berdiam diri di tempat duduk mereka.

Apa aku melakukan sesuatu yang salah? Itu pikir Jungkook.

"Kak, mereka siapa?" Jungkook mengatakannya pada Jimin. Masa bodoh di anggap apapun, Jungkook penasaran setengah mati.

Mata Jimin membulat meski masih saja terlihat begitu sipit, sedikit terkejut dengan panggilan Jungkook padanya. Lalu Ia tersenyum lebar.

"Mereka trainee juga. Sini kuperkenalkan."

Jimin menarik Jungkook untuk mendekati mereka.

Ada empat orang.

Keempatnya tetap diam. Beberapa memainkan ponsel dan yang lainnya terlihat sedang berbincang.

"Hoiii, kalian. Ada penghuni baru. Tidak mau menyapa?" Jimin memecah suasana.

"Oh, hai." rambutnya pink dengan bibir tebal bak artis.

"Nah, Jungkook, yang menyapa itu namanya Kim Seokjin, kau bisa memanggilnya Jin."

Jungkook mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Yang bermain ponsel namanya Namjoon. Kim Namjoon. Itu Jung Hoseok. Dan bocah ini namanya Kim Taehyung." tangan Jimin menunjuk masing-masing pemilik nama.

Namun ada satu hal yang menjadi perhatian Jungkook, "rasanya mereka tak menyukai eksistensiku."

Day to DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang