Rooftop dan Jimin

1.2K 181 13
                                        

Terhitung satu bulan lebih dua minggu.

Namun mereka masih tak menyukai eksistensi Jungkook.

Kelas Jungkook baru saja akan memulai latihan menari. Tapi latihan di tunda karena Jimin tidak terlihat.

Ada yang lebih aneh.

Jungkook di perintah Jin untuk mencari Jimin.

Inginnya menolak dan melontarkan kalimat-kalimat pedas supaya Jin lelah bertingkah berkuasa. Tapi ada pelatih. Jungkook, kan, takut kalau mereka berencana untuk playing victim.

Semenjak Min Yoongi memberinya banyak petuah, Jungkook jadi malas berpikir yang baik-baik.

Tapi, oke, Jungkook mengiyakan perintah itu.

Ruang latihan suara, ruang rekaman suara, ruang kesehatan, aula, kantin, bahkan toilet.

Tidak ada Jimin. Pun adanya Jungkook yang mulai kesal.

Lalu Jungkook mengingat satu tempat yang belum pernah Ia singgahi semenjak menjadi trainee.

Ia lalu menaiki banyak sekali tangga yang kemudian menemukan pintu berwarna biru tua.

Rooftop.

Saat Jungkook buka, ada Jimin yang menoleh.

"Oh, kau tahu tempat ini?"

Bodoh sekali, Park Jimin ini.

Tidak tahu dia seberapa susah Jungkook mencari pipi gembulnya itu.

Tapi yasudah, Jungkook hanya berjalan mendekati Jimin lalu berjongkok dan menyandar pada pembatas yang ada.

"Kau ini gila, ya?" ini Jungkook yang bertanya dengan nada datarnya.

Jimin menggeleng sambil tertawa.

"Jadi kau tahu sekarang ini kau harus melakukan apa?"

Lalu Jimin membalas mengangguk. "Tahu, Jungkook. Aku tahu. Aku hanya malas."

"Malas? Bercanda?"

Saat menanyakan itu, Jungkook jadi sedikit menyalahkan Namjoon yang senang memakai kata bercanda. Kata itu ternyata menular.

Jimin tertawa.

"Ada apa, sih? Senang sekali tertawa." risih Jungkook. Merasa aneh dengan Jimin.

"Hanya ingin. Tidak boleh?"

Lalu ada Jungkook yang berdecih kesal. "Bukannya tidak boleh. Kau itu susah di tebak, kak. Aku mana tahu apa yang ada di balik tawa mu itu."

"Tebak, tebak, lah. Seakan tahu aku saja."

"Ih, sensi sekali."

"Ya, memang, 'kan? Memangnya apa yang kau tahu tentangku?"

Mendengar itu, rasanya Jungkook ingin tertawa. "Oh, rencanamu mudah sekali di tebak, kak." monolog Jungkook.

Jungkook pura-pura berpikir. "Apa, ya? Tapi apa kau juga tahu sesuatu tentangku?"

Setelahnya, ada Jimin yang mematung. Jungkook seakan balik menyerangnya dengan pertanyaan yang juga dia balik.

Jimin jadi kesal.

"Memangnya perlu untukku tahu tentangmu?" agak tinggi dan terdengar marah. Oh, Jimin memang sedang marah.

Jungkook menggeleng lalu tertawa. "Tidak. Jadi apa perluku juga untuk tahu tentangmu?"

Berdiri dan membersihkan celana, Jungkook pun berjalan ke arah pintu.

Jungkook sempat berbalik. "Ayo, Kak! Sudah di tunggu pelatih."

Lalu Jimin berlari untuk mengikuti Jungkook.

Sejenak menatap tangga yang berentet kebawah, Jungkook merasa sedikit aneh dengan dirinya.

Ada degup jantung yang memacu.

Pun ada pandangan yang berputar-putar.

Dan lagi, sebelum mengingat bahwa dirinya takut pada ketinggian, ada Jimin yang mendorongnya.

Day to DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang