part 20

256 34 7
                                    

jiyeon pov

tingtong......
suara bel apartemen ini membuatku terbangun dari tidur nyenyak ku. sebelum aku bangkit dari tidur ku, aku menyapa yoongi oppa dulu walaupun dia masih tidur.

"good morning" sapa ku lalu memperhatikan tiap inci wajah yoongi oppa

wajah ku kembali memerah mengingat wajah yoongi oppa semalam yang mengajak ku untuk tidur bersama, bayangkan tak ada yang terjadi pada kami saja wajah ku sudah sangat merah apa lagi jika kami melakukan sesuatu. senyum bahagiaku sirna saat bel apartemen ini berbunyi lebih kencang, ah menyebalkan sekali.

aurhor pov

sepanjang perjalanan dari kamar hingga pintu utama mulut jiyeon tak berhenti mengungkapkan kekesalannya pada tamunya.

"hai jiyeon eonie" sapa yoeja yang sangat tak di harapkan oleh jiyeon

tanpa menunggu jawaban dari jiyeon, jihyo langsung melangkahkan kakinya kedalam apartemen jiyeon dan yoongi.

"dimana yoongi oppa?" tanya jihyo tak tau malu

sebelum jiyeon menjawa, yoongi sudah berjalan setengah sadar keluar dari kamarnya.

"jiyeon-ah, kau membuatku kedinginan didalam" ucap yoongi lalu menguap

jiyeon lupa dengan kebiasaannya setelah bangun tidur yang pasti langsung melipat selimutnya tak peduli dia sendiri atau ada orang lain juga.

"apa kalian berbagi ranjang bersama?" tanya jihyo terkejut

yoongi juga sama terkejutnya dengan jihyo, setelah mendengar suara jihyo mata yoongi langsung membulat dan rasa kantuknya hilang.

"apa yang kau lakukan disini?" tanya yoongi ketus

"oppa apa kau masih marah? itu hanya salah paham" manja jihyo di lengan yoongi

"lepaskan, apa kau tak tau malu menggoda suami orang?" ketus yoongi menghempaskan tangan jihyo

"jiyeon-ah temui aku dikamar tapi sebelum itu usir adikmu" ucap yoongi pada jiyeon lalu pergi dari hadapan kedua kakak adik ini

"tapi aku tak mau pergi oppa" kesal jihyo menjawab yoongi yang sudah berbalik menuju kamar

"jihyo-ah sebaiknya kau segera pergi, percuma kau menunggunya. kembalilah kesini saat yoongi sudah tenang" ucap jiyeon lalu membukakan pintu utamanya

jihyo yang melihat reaksi kakaknya langsung pergi dari apartemen mereka, toh menurut jihyo perkataan jiyeon memang benar.

jiyeon pov
setelah kepergian jihyo aku langsung pergi ke kamar ku untuk membersihkan diri.

" bodoh kenapa aku tadi menyuruh jihyo kembali kesini lagi" kesal ku pada diriku

"yak jiyeon kau ini istri macam apa memangnya, dengan mudahnya memberikan saran kepada sainganmu" kesalku masih berbicara sendiri.

disela kekesalan ku pada kebodohan ku ini aku teringat kembali ucapan yoongi oppa yang menyuruhku menumuinya setelah mengusir jihyo. dengan lamgkah cepat aku keluar dari kamarku menuju kamar yoongi oppa.

"oppa bolehkah aku masuk?" izin ku dari luar kamar yoongi oppa

"masuklah" jawaban singkat dari yoongi oppa

author pov

tangan yoongi menepuk sofa yang kosong disebelahnya, jiyeon mengerti maksud yoongi.

"apa kau mencintaiku?" ucap yoongi mendekat ke jihyo

"tentu oppa" jawab jiyeon yakin

"saat ini aku memang belum mencintaimu tapi bukan berarti aku tak menyukaimu. jika kau ingin memiliki ku selamanya dan tak ingin aku kembali pada jihyo aku memiliki sebuah cara" ucap yoongi

"apa itu oppa?" tanya jihyo menaikan satu alisnya

"hamil.... jika kau hamil aku pasti bertanggung jawab, walaupun aku tak mencintaimu pasti aku tak akan meninggalkan mu jika kau memiliki anak ku" ucap yoongi menggenggam tangan jiyeon

tanpa menjawab jiyeon langsung menampar wajah yoongi lalu pergi meninggalkan kamar itu.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang