Bab 18Jika Kamu Tidak Percaya, Terserah

203 16 0
                                    

Sejak Fitri menemuinya di Gasebo TMI, Maya mengurangi kedekatannya dengan Fitri, atau lebih tepatnya menghindari Fitri, bahkan jika Hendra mengajak rapat dewan harian KSR, Maya berusaha datang paling belakang, padahal dulu selalu datang paling awal, bahkan sering tidur di sekretariatan.

"May, bisa bicara di ruangku sebentar?" Hendra menghentikan aktivitas Maya yang sibuk merapikan peralatan KSR yang baru saja digunakan untuk event donor darah pagi tadi.

"Sekarang?"

"Ya, sekarang."

Maya bergegas mengikuti langkah Hendra memasuki ruangan kecil di dalam sekretariatan, bersebelahan dengan gudang KSR. Dilihat ada Fitri di sana. Maya menghentikan langkahnya, perasaannya mulai tidak enak. Ada sesuatu yang menyebalkan yang akan dirasakan sebentar lagi. Tentu saja karena melihat Fitri ada di ruangan itu.

"Masuklah." Ajak Hendra sekali lagi melihat Maya hanya diam di depan pintu.

"Ada apa sih? Bukankah acaranya sudah selesai, memangnya mau bahas apalagi?"

"Masuklah dulu, dan duduklah." Pinta Hendra pelan. Lelaki itu mengambil tempat duduk di sebelah Fitri. Sedangkan Maya duduk di depan mereka. Bukankah itu posisi dia jadi tersangka kan?

"Aku dengar kamu mengancam Fitri."

Maya membesarkan bola matanya, ditatap Fitri dan Hendra bergantian.

"Aku?"

"Iya, aku merasa ada yang aneh diantara kalian, seakan akan, saling menghindar, padahal dulu kan tidak seperti ini."

Maya menatap mata Fitri, Gadis itu mendengus dan memalingkan wajahnya dari tatapan Maya yang tajam.

"Ceritakan apa yang terjadi ?"

Maya tetap diam membisu. Wajahnya menatap motif batik di atas meja yang memisahkan dirinya, Fitri dan Hendra.

Hendra mendesah kesal, di silangkan kakinya yang panjang pertanda sudah siap mengintimidasi. "Masih belum mau bicara?"

"Sampai kapanpun dia tidak akan mau bicara. Karena itu kenyataannya."

"Fit. Tolong diamlah sebentar."

Maya hanya menghela nafas panjang, jelas jelas dalam beberapa menit yang kesan mengintimidasi mereka, kenapa disini dia di tuduh melakukan perbuatan yang tidak dilakukannya?

"Maya, bicaralah, apa yang sebenarnya terjadi."

"Sudah lah Kak, sudah jelas dia diam saja begitu, kenapa harus ditanya lagi. "

"Fit.."

"Pengen tahu kenapa? Karena dia cemburu, dia cemburu melihat Kakak lebih perhatian sama aku." Maya tetap diam membisu, iya dia memang cemburu, tapi tidak seperti itu. Maya mengerjapkan matanya yang memanas. Sepanas hatinya hari ini.

"Fitria Amanda, aku sedang bicara sama Maya, bukan sama kamu!" Hendra membentak keras pertanda sedang kesal sekali.

"Katakan sesuatu May."

"Aku, tidak akan mengatakan apapun pada sesuatu yang tidak pernah aku lakukan. Dan aku tidak akan membela diriku sendiri, jika kamu tidak percaya, terserah, aku tidak butuh kepercayaan dari seseorang yang sama sekali tidak menghargaiku. Saya permisi."

Hendra dan Fitri hanya menatap punggung Maya yang berlalu begitu saja tanpa menunggu ucapan dari Hendra. Lelaki itu menggebrak meja di depannya dengan kesal. Seharusnya dia yang mengintimidasi, kenapa justru sekarang berbalik arah, dirinya merasa terintimidasi dan merasa bersalah. Fitri mengidik ngeri melihat luapan kekesalan Hendra.

DIANTARA KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang