Jimin menendang pintu bercat hitam didepannya, ia menendang terus tanpa perduli umpatan seorang didalam sana. Ketika pintu terbuka ,jimin melangkah masuk lalu duduk disofa berwarna hitam.
"Anak sialan, mau apa kau kesini hah?" Seru yoongi kesal karena acara tidurnya terganggu oleh kelakuan jimin yang tiba-tiba datang pada pukul 4 dini hari. Jimin hanya cuek lalu menyalakan rokoknya.
"Aku ingin menumpang disini, kau tak perlu khawatir unn, jadi biarkan aku disini" yoongi mengangkat kedua tangannya lalu duduk disebelah jimin, ia melihat wajah datar jimin yang memilik bahwa anak itu ada masalah. Yoongi menghela nafas pelan.
"Dikulkas ada bir, aku ngantuk mau tidur" yoongi bangkit dan melangkahkan kedua kakinya menuju kamar. Sementara jimin tak memperdulikan yoongi..
.
.
Jungkook melangkahkan kedua kakinya bersama ibu tercinta, ya perusahaan ibunya diundang oleh Park company untuk acara pembukaan cabang Didaerah distrik myeongdong. Jungkook tampak sangat tampan dengan balutan tuxedo yang dipakainya.
Jungkook membungkukan hormat bersama nyonya jeon sementara tuan park bersama istrinya menunduk juga. "Selamat atas pembukaan cabang baru Tuan Park dan nyonya park, kami senang telah bekerja sama dengan perusahaan tuan" ucap nyonya jeon sopan sebagai Ceo Luxion's J sementara jungkook tersenyum tipis, tuan jeon menoleh menatap jungkook. "Ah maaf tuan ,ini adalah jeon jungkook pewaris tunggal Luxion's J .nah jungkook Tuan park adalah presdir dari Park Company yang sudah bekerja sama dengan perusahaan kita." Jungkook membungkok hormat didepan tuan jeon lalu tersenyum tipis."anak mu sangat tampan Goori-Sii sepertinya dia sangat cocok dengan jiminie, ia kan yeobo?" Tuan park mengangguki ucapan istrinya sementara jungkook terdiam lalu bersmirk dalam hati.
"Eum maaf nyonya ,apa maksud anda park jimin-sii?" Tanya jungkook berpura-pura tak tahu, sementara tuan park dan nyonya park saling menganggukan kepalanya." Ah kau tau anak nakal itu jungkook-sii?" Tanya lagi tuan park lalu dianggukan oleh jungkook." Iya , Jimin-sii menyelamatkan saya di kampus dan kebetulan kami satu kampus."ucap jungkook membuat tuan dan nyonya park itu saling bertatapan.
"Jungkook-sii bolehkah kami berharap kepadamu" lirih tuan park membuat jungkook dan nyonya jeon menatapnya bingung.
"N..nde?"
.
.
.
Jimin meminum birnya rakus, ia masih teringat ucapan ayah dan chanyeol yang menyuruhnya untuk meneruskan perusahaan. What the f*ck ,kenapa mereka sangat ingin mengatur hidupnya. Ia bebas dikarenakan keegoisan mereka namun saat kebebasan itu ada didekapannya ,mereka seenak jidat menyuruh Jimin menjadi Presdir. Sebenernya apa sih mau mereka. Yoongi baru saja membeli Rokok dan 3 botol soju dan menarohnya dimeja makan, ia melihat jimin yang tampan mulai mabuk. Ia tau jika masalah jimin sangatlah berat daripada masalahnya dengan keluarganya.
"Tua bangka sialan, MEREKA MENTELANTARKANKU LALU MEREKA INGIN AKU KEMBALI LALU MENGISI BANGKU PRESDIR HAH? hahahaha~ lucu sekali park Yoochun-nim~" racau jimin mabuk, ia meminum lagi kaleng birnya tanpa memperdulikan kesehatannya. Yoongi menghela nafas prihatin ,ya walaupun kedua orang tuanya telah cerai dan memiliki keluarga masing-masing tapi ayahnya selalu memerhatikan yoongi dengan baik. Ya yoongi memang berbeda dengan jimin dikarenakan jimin adalah anak dari presdir yang kaya beserta istrinya.
"Tidurlah jim, aku akan membereskan kekacauan ini" jimin menggelengkan kepalanya cepat.
"Aku engga mau ,jiminie ingin seperti dulu. Jiminie benci dicuekin hiks jiminie lebih baik mati aja hiks" jimin hendak bangkit mengambil pisau namun badannya langsung ambruk kelantai apartemen, lagi-lagi yoongi menghela nafas pelan dan membopong jimin kekamar tamu yang telah ditempati oleh jimin.
"Menyusahkan"Ucap yoongi menatap tubuh jimin, yoongi hendak keluar namun ia terdiam mendengar ucapan Jimin.
"Hiks JiHan- unnie" yoongi mengerutkan kedua alisnya lalu menoleh menatap wajah jimin yang sudah beraliran air mata.
'Jihan?'
.
.
.
Jungkook dan nyonya jeon sudah tiba dirumah mereka, nyonya jeon menatap anaknya khawatir mengingat jungkook telah diberi kepercayaan oleh Tuan park untuk membuat jimin berubah. Tapi ia takut dikarenakan betapa liarnya gadis tersebut dan memberi nasehat berhati-hati.
"Semoga kau berhasil kook-ie" ucap nyonya park lembut, dan ia tau permasalah tuan park dari mendiang suaminya.
"Geonju-ah, semoga jungkook kita bisa membuat nona muda jimin berubah"
.
.
.
Jungkook melangkahkan kedua kakinya, misi keduanya telah ia susun rapih didalam ingatannya. Ia tersenyum mengingat tuan jeon memberikan permohonan agar anaknya bisa berubah dan kembali kerumah.
Jungkook tersenyum lalu memeluk buku didekapannya layaknya seorang cupu, diarah berlawanan arah dengannya jimin melangkah santai dengan kaos ketat hitam dan celana panjang hitam ketat sehingga bentuk tubuhnya semakin terlihat. Oh bisa dibayangkan jika jungkook memeluk tubuh itu ,pasti akan terasa nyaman. Ia melancarkan aksinya lalu tersenyum malu didepan jimin.
"A..anyeong ,eum go--gomawo telah menyelamatkanku" jimin menaikan sebelah alisnya lalu mulai berfikir sejenak, ia menarik kerah namja didepannya sambil melihat-lihat wajah jungkook sementara yang ditarik mencoba memberikan ekspresi gugup walaupun sebenarnya ia gugup. "Kau yang dibully waktu itu kan? Si cupu" ucap jimin lalu melepas kerah jungkook, namja didepannya menganggukan kepalanya cepat. "N..nde nona, saya yang--"
'CHUP'
Jungkook membulatkan kedua bola matanya saat bibir merah tersebut mengecup bibir miliknya, ia bisa mencium wangi strawberry mint dalam penciumannya. "Kau Tampan~ aku suka bibirmu baby, sialan~ ahh dadah tampan" seru jimin lalu melangkahkan kedua kakinya riang, sementara jungkook menjatuhkan buku-bukunya sambil memegang bibirnya pelan. "Sialan" batin jungkook merona hebat. Namun tanpa jungkook sadari seorang namja menatapnya tajam sambil meremas kepalan tangannya.
'akan ku pastikan kau tak boleh mendapatkan jimin ku ,Sialan'
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerious Girl | KOOKMIN
Randomtak perduli apapun didunia ini, jimin sangat membencinya. keluarga, sahabat ,tetangga tak ada yang memperdulikannya. jimin tumbuh menjadi gadis yang brutal dan liar bahkan Tuan dan nyonya Park sudah angkat tangan dengan kelakuan jimin. namun bagaima...