Jungkook mengerakan kursi rodanya cepat, ia tak perduli jika lengannya sedang patah dan ia hanya ingin melihat keadaan jiminnya diruangan khusus, awalnya ia dilarang pergi kesana oleh tuan park dengan alesan itu akan menyakiti diri jungkook. Mobil kesayangan jimin ringsek ancur pada bagian kiri dan depan sehingga mau tak mau harus membuang mobil kesayangan jimin.
"Yoongi nuna! Jimin? Mana jimin!" Teriak jungkook membuat yoongi yang sedang melamun langsung menoleh, ia kaget dan langsung menghampiri kursi roda jungkook dan membantu mendorong kursinya menuju kaca ruangan jimin. Jungkook menatap tak percaya, jimin dengan beberapa alat medis dan tubuhnya dibalut perban. Ia gak percaya bibir merah itu kini menjadi pucat, ia gagal menjaga jiminnya. " Kook ,jimin kita sedang berjuang didalam sana. Aku baru saja melihat Jimin sampai separah ini, dulu dialah yang paling gila saat menyiksa orang tapi kini dia yg tersiksa didalam sana." Ucap yoongi sambil meneteskan air matanya, ia menahan isak tangis melihat keadaan jimin yang cukup mengenaskan. "Nun, jimin kuat. Walaupun pertemuan saya dan dia singkat tapi saya tau dia kuat" seru jungkook meremas baju rumah sakit miliknya, ia terus menatap jimin yang didalam sana.
"Nun, aku ingin masuk kedalam. Aku ingin memegang tangan jimin" yoongi terdiam mendengar ucapan jungkook, ia menghela nafas pelan lalu mengusap air matanya. "Dokter belum mengijinkan siapapun untuk masuk kedalam melihat keadaan jimin yang sangatlah lemah" jungkook menggigit bibirnya pelan lalu ia menatap jimin pelan. "Aku akan kembali nanti"ucap jungkook pelan, terlihat suara langkah kaki terdengar oleh mereka. Jungkook dan yoongi menoleh melihat nyonya jeon menghampiri mereka.
"Eomma kira kau kemana ternyata disini ,kook ayo kembali ke kamar. Waktunya makan dan minum obat" ucap nyonya jeon lalu menoleh menatap jimin yang tengah terbaring lemah didalam. "Maa.. jungkook mau sekamar sama jimin biar jungkook bisa jagain jimin" nyonya jeon menoleh lalu menganggukan kepalanya lalu mengusap kepala anaknya pelan."iya nak nanti eomma suruh Lee ahjussi memindahkan jimin sama Jungkook" nyonya jeon menoleh menatap yoongi lalu senyum tipis "pulanglah nak, biar ahjumma yang menelpon chanyeol untuk menjaga jimin"ucap nyonya jeon kepada yoongi, gadis pucat itu menganggukan kepalanya pelan. Nyonya jeon menatap putranya lalu mendorong kursi roda jungkook menuju kamar inap VVIP.
.
.
.
Lisa dan seulgi mengatur nafas mereka lalu bersmirk, yugyeom dan kawan-kawan sukses membuat musuh mereka kalah. Lisa mengambil tongkat baseball lalu berjalan menuju seseorang yang terbaring menatapnya datar. "Ini pembalasan jimin dan jungkook, karena pemimpin kalian jimin kami terluka hingga koma!"
'BUKK'
Lisa melayangkan tongkat baseball itu kekepala didepannya ,ia memukul membabi buta tanpa peduli orang itu sudah mati. Ia menangis pelan karena mengetahui sahabatnya terluka parah, jiminlah yang membawa dirinya dari keterpurukan dan jiminlah yang membuat dirinya bangkit menjadi sosok yang kuat yugyeom maju melangkah mendekati lisa lalu memeluk gadis itu, seulgi pun hanya diam bersama teman-temannya.
"Tenang saja lis, kami tau kok perasaan kamu bagaimana . Intinya kita sudah menghancurkan musuh dan harus melakukan pembersihan" ucap yugyeom pelan, lisa menganggukan kepalanya pelan lalu dibawa keluar sebelum gudang itu akan dibakar oleh teman-temannya untuk menghapus semua bukti-bukti kebrutalan mereka.
.
.
.
Jimin dipindahkan dikamar VVIP bersama jungkook dan tentu saja dengan alat medis yang lengkap, jungkook menatap wajah gadisnya tersebut sambil mengusap pelan pipi jimin. Ia tersenyum tipis dan tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipinya.
"Jim .. kamu gak mau bangun hm? Karena kecelakaan ini pertunangan kita ditunda sampai waktu yang lama. Kamu gak kangen sama aku?" Ucap Jungkook pelan sambil mengelus pelan tangan jimin ,suara monitor detak jantung masih terdengar oleh jungkook. Ia menghela nafas pelan, ia mengusap surai panjang kehitaman tersebut dan sedikit menyibak poni khas milik jimin. "Jim ,aku harap kamu bangun lalu kita bakal membangun keluarga kecil kita" ucap jungkook pelan.
"Aku juga akan berjuang demi kesembuhan kita jim. Aku jamin"
.
.
.
Tak terasa sudah 5 bulan lebih jungkook dinyatakan pulih namun ia harus menghindari kegiatan fisik yang memberatkan sementara jimin masih tetap keadaan yang sama walaupun sudah ada kemajuan atas perkembangan diri jimin. Belum semua alat bantu medis dilepaskan dari tubuh yeoja tersebut namun ia masih alat pendeteksi jantung dikarenakan jantung jimin yang lemah. Jungkook melangkahkan kedua kakinya menuju ranjang jiminnya, ia mengusap lengan pucat jimin. Wajah Jimin menirus dan pucat, jungkook rindu wajah berseri khas park jimin.
"Hey ,kau betah sekali tidur? Tidakkah kau merindukan dekapanku hm? Ah oh iya kau tau jim, yoongi sudah bertunangan dengan taehyung. Aku saja terkejud kkkk~ kukira yoongi nuna suka dengan salah satu dokter yang merawatmu jim tapi malah sama si taehyung" ucap jungkook panjang lebar, jungkook mengarahkan tangan jimin kekepalanya lalu tersenyum tipis. "Bangunlah sayang, aku merindukanmu"lirih jungkook lalu menidurkan kepalanya diatas ranjang jimin.
.
.
.
Jimin membuka matanya perlahan, ia menatap sekelilingnya pelan sambil mengusap kepala jungkook disampingnya. Ia menoleh menatap jungkook yang tertidur nyaman walaupun posisinya juga sangat tak bagus bagi tubuh jungkook. Merasakan pergerakan yang mengganggu tidurnya ,jungkook membuka kedua matanya perlahan lalu menoleh kearah jimin yang tengah menatapnya sambil tersenyum.
"A.. aku bangun jung..kookie"
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerious Girl | KOOKMIN
Randomtak perduli apapun didunia ini, jimin sangat membencinya. keluarga, sahabat ,tetangga tak ada yang memperdulikannya. jimin tumbuh menjadi gadis yang brutal dan liar bahkan Tuan dan nyonya Park sudah angkat tangan dengan kelakuan jimin. namun bagaima...