2

3K 360 6
                                    

Jimin berdecak melihat dosen didepannya, ia muak sambil menguap pelan. Ia bosan dengan kelasnya dan rasanya ingin kabur saja dari sini, ia benci peraturan dan tetek bengeknya. Yang jimin butuhkan sekarang adalah kebebasan tanpa adanya peraturan.

"Nona park jimin silahkan keluar dari mata kuliah saya" seru Dosen didepan, jimin berdecak lalu melangkahkan kedua kakinya santai sambil menenteng tas gucci miliknya.

"Pelajaranmu sungguh membosankan Miss Sinhee, membuatku mengantuk Hoaaam~"
Ucap jimin didepan Miss sinhee lalu melangkahkan kedua kakinya keluar dari kelas, ia terus melangkahkan kedua kakinya dan sedikit berloncat-loncat kecil.
"F*CK UNTUK KALIAN SEMUA" teriak jimin lalu pergi meninggalkan area kampus.

.
.

Jungkook menoleh menatap wanita yang berteriak tadi, ia mengerutkan dahinya . Kenapa wanita itu berteriak seperti itu ,bukankah tidak sopan dan lagi kenapa pihak kampus tak perduli dengan kelakuannya. Taehyung yang berada disampingnya lalu menepuk pundak jungkook.

"Kau pasti bingung kan kenapa ada wanita seperti itu" jungkook hanya menganggukan kepalanya lalu membetulkan letak kacamatanya, taehyung bersmirk ria.
"Dia adalah wanita brutal dan berbahaya, siapapun yang mengusiknya akan terkena masalah. Tadi saja geng jiequong saja sampai kalah dengan dia walaupun imut dan sangat cantik sayangnya aku tak mau memiliki pacar seperti dia. Dia sangatlah liar" seru Taehyung merinding ,jungkook yang mendengar ucapan temannya lalu bersmirk tipis. Sepertinya ia merencanakan sesuatu para readersnim.

"Ah siapa namanya?" Tanya lagi jungkook ,taehyung mengelus dagunya pelan.

"Dia anak dari Park Company ,kau taukan perusahaan besar itu? Dan ibunya jga salah satu pemilik restoran ternama yang cabangnya udah dimana-mana. Nama wanita itu adalah park jimin" taehyung menatap jungkook bingung, sementara jungkook hanya mengangkat kedua bahunya.

"Kau tau ,aku sepertinya tertarik kepadanya"

"Hah APA??"

.

.

.

Jimin menghampiri seniornya lalu duduk disampingnya, ia merangkul wanita disampingnya. "Kak ,sendiri aja" seru jimin kepada orang disampingnya, wanita itu sangat cantik dengan kulit putihnya dan sedang mengunyah permen karet.

"Ya dan diteriaki oleh Mr.Ha ,pelajarannya sungguh menyebalkan dan membosankan jadi aku pergi saja dan tak memperdulikannya." Ucap wanita bernama min yoongi, ya yoongi adalah teman jimin dan tentu saja ambisi mereka sama bahkan mereka pun bisa saja saling menghabisi satu sama lain. Jimin berdecak pelan lalu mengambil soda milik yoongi hingga yang punya berdesis kesal."sialan! Belilah dikantin idiot"

"Yak! Pelit dasar pemutih" ledek jimin lalu ia kembali memainkan jarinya dimeja kantin"Kau tau Yoong, Kelas si Bokong besar itu membuatku sungguh mengantuk. Bahkan belahan payudara yang tak besar dari milikku dipamerkan didepan hadapan anak-anak cowo. Seperti jalang saja" celetuk jimin sambil menyeringgai, Yoongi menganggukan kepalanya lalu memikirkan sesuatu."Kau benar ,dia adalah jalang wkwk dan ahh Kau akan datang ke arena balapan ? Aku sih datang dan siapa tau aku diajak balapan"seru yoongi membuat jimin nampak berfikir sebentar lalu menggelengkan kepalanya sambil membuang permen karetnya ke arah kepala orang didepannya yang ia anggap menyebalkan.
" Maybe ,aku lagi malas dan ingin minum saja" ucap jimin lalu pergi dengan seenak jidatnya "mati saja kau brengsek" sindir yoongi lalu memakan kentangnya.

Jimin melangkahkan kedua kaki jejangnya santai, ada beberapa pria bersiul karena bentuk badannya yang aduhai. Ia sih bodo amat dan takkan memperdulikan mereka jadi ia hanya melanjutkan kedua kakinya menuju keparkiran mobil.

"Ah hentikan jangan menggangguku" jimin menoleh melihat salah satu namja disudutkan dipohon dan beberapa namja yang lainnya tengah asik melakukan sesuatu kepada namja tersebut. Jimin berjalan santai lalu merogoh dan melihat permen bola , ia melirik melihat siapa yang dibully.

"Hey kalian tampak bahagia sekali" seru jimin santai membuat mereka semua kaget, jimin mengkulum permen gagangnya/? Dengan tatapan malas.
"Siapa kau!" Seru salah satu namja itu, jimin berdecak lalu menempelkan tangannya dipundak cowo tersebut. "Kau tak perlu tau siapa aku" jimin dengan santainya melewati mereka lalu menjongkokkan dirinya dihadapan namja yang jadi korban bully tersebut.

"Heh siapa namamu?" Tanya jimin menatap nya lalu memiringkan wajahnya mengamati wajah namja tersebut yang penuh dengan lumpur dan tanah."J..jeon jungkook" lirihnya pelan, Jimin berdecak lalu berdiri dan ia menatap geng namja tersebut. Jimin merogoh tasnya dan mengambil satu cek yang berisi 1 juta won
Dan menempelkan cek tersebut kearah wajah salah satu dari mereka.
"Ini dan pergilah, jangan ganggu orang ini lagi" perintah mereka lalu mereka saling bertatapan dan pergi meninggalkan jimin dan jungkook.

Jimin membalikan tubuhnya menatap Jungkook dan ia melempar sapu tangan hello kitty kearah wajah nya jungkook."bersihkanlah dan pulang, orang sepertimu harusnya dirumah dan belajar" celetuk jimin lalu meninggalkan jungkook sendirian, namja itu melihat kepergian jimin lalu menyeringgai.
"Misi berhasil"

.

.

.

Jimin membeli beberapa kaleng soda dan bir, ia tak pernah perduli jika ada yang melarangnya bahkan oleh kakak sepupunya tersebut. Jimin kecil dulunya sangatlah kesepian dan tak pernah mempunyai teman ,chanyeol selalu menemaninya disaat gadis kecil itu ditinggal oleh kedua orang tuanya. Chanyeol juga pernah menegur jimin akan sifat dan kelakuannya namun jimin masih saja membuat Masalah dan membuat onar disekolah. Tapi entah mengapa semenjak Chanyeol bertunangan dengan kekasihnya, jimin menjadi penurut walaupun sedikit membangkang kearahnya.

Sesampainya diapartemen, jimin langsung melepas sepatunya asal dan melihat siapa yang datang dihadapannya." Chanyeol? Baekhyun unnie ? Sedang apa kalian disini?" Tanya jimin tanpa embel-embel oppa saat memanggil nama chanyeol, namja tinggi didepannya itu menggeram melihat apa yang dibawa jimin.

"Ayo jiminie ,oppa mau berbicara sama kamu" ucap chanyeol tegas ,jimin menghela nafas pelan sementara baekhyun menatap mereka khawatir.

.

.

.

'BRAK'

jimin dan baekhyun tersentak mendengar gebrakan meja yang dipukul oleh chanyeol, entah kenapa disini jimin merasa menciut jika ia harus berhadapan dengan kakak sepupu yang paling ia sayang tersebut. Baekhyun berusaha menahan amarah tunangannya pelan.

"Chanie tahan amarahmu, bicaralah baik-baik dengan jiminie"

"Bagaimana aku tidak marah eoh? Dia sudah dewasa dan dia adalah pewaris tunggal Park Company yang sebagian cabangnya dipegang olehku.dan kau park jimin! Kau mau harabeoji mengirimmu ke paris untuk diasingkan karena membantah ayahmu hah?" Seru Chanyeol dengan nada
Marah, jimin mengepalkan kedua tangannya lalu menatap chanyeol tajam.

"Kau tak berhak menyuruhku seperti itu ,aku muak dengan kalian! Aku selalu ditinggalkan dan seolah aku ini dibuang dan ketika aku ingin bebas kalian dengan seenaknya menyuruhku menjadi Presdir untuk kepentingan kalian hah? Maaf sekali aku katakan tidak! Ya TIDAK!!" Jimin melangkah masuk kekamarnya dan suara bantingan pintu pun terdengar, chanyeol mengusap kedua pelipisnya berdenyut-denyut sakit sementara baekhyun sibuk menenangkan calon suaminya tersebut.

Jimin merebahkan tubuhnya diatas ranjang miliknya, ia kesal dan sangat marah terhadap keluarganya. Kenapa mereka selalu menyuruh jimin agar menjadi yang mereka mau. Ia sungguh kesal dan tak sengaja menghancurkan vas bunga didekatnya.

'PRANG'

kebencian didalam dirinya semakin meningkat, ia mengepalkan kedua tangannya. Ia harus benar-benar pergi dari mereka, ia membuka koper tersebut lalu memasukkan semua bajunya kedalam koper. Ia harus pergi agar takkan ada yang mengusiknya.

"Aku takkan sudi menjadi presdir, lihat saja"

.

.

.

Tbc

Vommentnya jgn lupa yaa~

Dangerious Girl | KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang