Dia sudah melewati gerbang. Aku ikuti saja dari belakang. Haha... Lelaki aneh.
"Santii...." suara Nadia merusak suasana. Aku hanya bisa menutup kedua mata.
"Apa sih Nad?"
"Biasa aja dong ti. Heh, gitu aja sewot," bibirnya bergerak dengan cepat. Berbelok-belok tidak jelas.
"Iyelaah...." balas cuek. Rehan di depan hanya diam terus berjalan. Nadia melihatku. Lalu tersenyum. Aura jahat keluar darinya.
"Aku tau apa yang kamu lakuin sekarang ti," gaya dukunnya muncul.
"Apa ya?"
"Kamu lagi NGIKUTIN REHAN YA...." suaranya menggelegar.
"Aduuuuuh.. Nadiaa... Bisa gak deh diam sebentaaar aja. Yah. Please deh. Yah. Yah," Aku memohon seperti anak merayu ibunya untuk dibelikan balon udara.
Nadia langsung lari ke depan.
"Naad.."
Ia tetap saja menuju Rehan.
"Eh anak baru. Kenalin. Aku Nadia," dengan pede mengulurkan tangannya.
"Iya Nad. Aku Rehan. Maaf tapi aku gak bisa salaman."
"Lah? Kenapa emangnya?"
"Aku kan bukan Mahrom kamu."
Mendengar jawaban Rehan kupikir dia orang baik.
"Ya udah kalau gitu. Aku sama Santi boleh pulang bareng ya."
"Ya gak papa. Emang rumah kamu dimana?"
Aku langsung berjalan cepat ke depan.
"Aku perempatan belok kanan," aku langsung menjawabnya. Hehe. Memang Aku ini sedikit centil. Kalau Nadia sedikit gak centilnya. Kebanyakan centilnya.
"Oh... Kalau aku belok kiri. Sama berarti ya," Rehan tersenyum terpaksa. Dasar anak kaku.
Aku dan Rehan tersenyum bersama.
Nadia cemberut merasa tidak diperhatikan kami."Udah dulu ya. Aku belok sini. Kalian hati-hati ya," kata Nadia.
"Ya udah Nad. Hati-hati juga," balasku.
Tinggal Aku dan Rehan. Rasanya jadi sedikit canggung tanpa Nadia. Kami hanya diam saja. Sampai di dekat perempatan.
"Aku mau nyebrang dulu ya Han."
"Iya San," ia melambaikan tangannya. Kubalas kembali.
Tiba-tiba mobil dari arah samping melaju dengan serampangan. Aku berusaha menghindarinya tapi ku rasa sudah tidak ada waktu. Aku menutup mataku. Tiba-tiba seseorang mendorong tubuhku.
Bruk. Kubuka mata perlahan. Aku selamat. Tapi hanya terdiam melihat siapa itu yang tadi mendorongku.
REHAN... Ia tergeletak di tengah jalan. Tubuhku lemas tak bisa bergerak. Darah mengalir dari mata kirinya. Orang-orang berdatangan.
"Apa yang harus aku berbuat. Kaki tidak bisa bergerak. Ayolah kaki. Bergeraklah! Ku mohon!" Aku pingsan.
###
Please Comment dan like ya
Disebarkan juga agar yang lain bisa membacanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Faded
RomancePerasaanku pupus diterpa dinginnya cinta serta panasnya cemburu. Katakanlah, sebelum perasaan ini layu karena lamanya menunggu... Berikanlah tanganmu, sebelum kugenggam selain dirimu... Jadilah pilihan utamaku...