"Aku mau sekolah sekarang bu," pintaku padanya. Ibu melihatku aneh.
"Tapi kan kamu masih sakit?" Ibu menahanku agar tidak berangkat terlebih dahulu.
"Bosen di kamar terus. Udah kelas tiga, Aku gak mau banyak istirahat," Aku berusaha meyakinkan.
"Ya udah, biar pamanmu yang mengantar ya," ibu membuka hp lalu menelepon paman.
Tak lama paman datang membawa mobil. Rumahnya hanya berjarak 20 meter dari rumah. Aku sudah berseragam lalu menaiki mobil bergaya kodok itu. Warnanya hijau.
"Berangkat ya Han," seru paman.
"Iya paman." Mobil meluncur.
###
Ruang kelas sudah terlihat. Jam istirahat sudah selesai. Aku menunggu di depan pintu.Entah siapa nama guru saat ini. Aku belum pernah melihatnya. Tapi kemarin rupanya beliau datang saat guru di sekolah menjengukku di rumah sakit.
Guru keluar. "Kamu Rehan?" beliau keheranan melihatku sudah masuk hari ini.
"Ia Pak."
"Langsung masuk aja." Aku menundukkan kepala sedikit lalu berjalan ke bangku di belakang. Pandangan Santi terus mengikuti gerakanku.
###
"Kriiing..." bunyi bel pulang sekolah.Pelajaran di sekolah selesai. Aku menunggu kelas sepi karena banyak orang yang akan berlalu-lalang di lorong sekolah. Berbahaya bagi keadaanku saat ini.
"Bagaimana kabarnya Han?" Santi memulai pembicaraan. Ia menatapku.
"Sehat, Alhamdulillah," kujawab dengan perlahan, wajahnya terlihat heran mendengar jawabanku. Tapi memang Aku sedang malas berbicara apapun. Di wajah terasa sakit.
"Aku temenin Kamu ya," sahut Nadia dari belakang Santi. Ku hanya mengangguk. Santi terdiam. Kenapa dia ini?
Ia hanya diam sedangkan Nadia terus berbicara berbagai macam hal. Aku mendengarkannya tanpa berkata apapun.
Aku baru ingat, paman sudah menunggu di gerbang sekolah.
"Aku lupa kalau dijemput sama pamanku."
Nadia melambaikan tangannya. Santi menundukkan kepalanya.
Mengapa? Ia seperti sedang mengalami kepedihan yang luar biasa. Entah apa penyebabnya. Aku pun belum mengenalnya lebih. Apa biasanya seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Faded
RomancePerasaanku pupus diterpa dinginnya cinta serta panasnya cemburu. Katakanlah, sebelum perasaan ini layu karena lamanya menunggu... Berikanlah tanganmu, sebelum kugenggam selain dirimu... Jadilah pilihan utamaku...