Hari senin, jam 7 pagi, Aku masih terbaring di atas tempat tidur. Tapi sudah sholat subuh kok. Kalian tidak usah khawatir ya.
Memang kondisiku masih belum sembuh total. Mata kiri masih berwarna merah, tangan kanan yang patah dan... Yah, begitulah segenap luka di tubuh ku.
"Han, sebentar lagi temannya bapak mau kesini loh. Kamu persiapan ya. Mau di kenalin ke temannya," sahut ibu dari balik pintu.
"Iya bu." Aku segera pergi ke kamar mandi. Sulitnya mandi dalam keadaan ini. Harus berhati-hati di setiap gerakan. Semua dilakukan dengan satu tangan yang tidak biasa kugunakan.
Tak lama kemudian bel rumah berbunyi. Mungkin temannya bapak sudah datang. Suara bapak terdengar dari sini. Aku keluar dan menuju ruang tamu.
"Ini anakmu ya," tanya temannya.
"Iya anakku, kemarin habis kecelakaan," jawab bapak.
"Kamu duduk sini mas, Saya mau kenal sama Kamu" tangannya mengarah padaku.
Aku menghampirinya. Beberapa pertanyaan atas kondisiku diberikan. Bapak dan ibu bercerita bergantian atas kejadian kala itu.
Seorang perempuan tak dikenal masuk. Aku terkejut melihatnya. Kerudung merah, mata indah sedikit sipit serta berperawakan sama denganku. Ia mencium tangan ibu lalu duduk di sampingnya. Ia menatapku. Wajahku memerah. Segera kupalingkan wajahku. Suasana menjadi sunyi.
Pak Seno tertawa melihat tingkahku. Bapak menyusul tawanya.
"Sepertinya Kita sudah yakin nih ya keadaannya ke depan seperti apa?" tanya Pak Seno pada bapak.
"Iya ya," bapak tersenyum kepadaku. Ibu juga tersenyum sambil memegang tangan perempuan itu.
"Kenalin yah, ini Warda anak Saya," Pak Seno mulai berbicara serius.
Jantungku terasa sesak.
"Iya Pak," jawabku kaku."Insyaallah ke depannya baik. Jadi Kita sudah saling melihat keadaan mereka dan sepertinya tidak ada penolakan ya," lanjut bapak.
"Ini seperti yang Kami harapkan. Semoga ke depannya bisa tambah akrab dan menjadi hubungan yang baik," timpal Pak Seno.
"Amiin," bapak ibu mengamininya.
Perempuan itu tersenyum malu. Aku pun malu-malu meski tetap melihatnya.
Apakah dia itu hari baruku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Faded
RomancePerasaanku pupus diterpa dinginnya cinta serta panasnya cemburu. Katakanlah, sebelum perasaan ini layu karena lamanya menunggu... Berikanlah tanganmu, sebelum kugenggam selain dirimu... Jadilah pilihan utamaku...