3

2.6K 250 7
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
..
.
.

Ketika gemericik air hujan menyapa gendang telinga Seok Jin yang tengah menatap sendu pada pohon sakura yang tengah mekar  di halaman belakang rumahnya. Mengingat kisah masa lalu nya bersama sang adik. Saat kaki kaki kecil Yoongi berlari lincah dibawah pohon itu, kaki putih yang tak terbalut sepatu.

Berlari dengan senyum manisnya, sesekali tertawa saat melihat objek yang ia kejar terbang lebih mendekat kearahnya. Tangan mungil yang berusaha menggapai udara guna menangkap kupu-kupu yang terbang kesana kemari.

Melihat itu membuat Seok Jin tersenyum bahagia. Kenangan indah di masa lalu.

"Aku rindu senyum mu waktu itu Yoongi"

Tetes air hujan semakin deras, mengalun berirama di pendengaran Seok Jin. Menciptakan melodi alam yang indah untuk di dengar.

Yoongi suka hujan, Seok Jin ingat itu. Apabila hujan turun maka Yoongilah orang yang paling bersuka ria. Ia akan langsung keluar rumah, seakan menari bersama rinai hujan dan berakhir dengan omelan Ibu karna malam harinya adiknya itu akan demam. Setidaknya itu sampai umur Yoongi sepuluh tahun.

Selalu seperti itu. Saat Seok Jin bertanya kenapa adiknya itu bisa suka hujan, maka Yoongi akan menjawab "Hanya suka saja. Dingin nya air hujan menenangkan pikiran. Apalagi aroma petrichor saat tetes pertama hujan, sungguh menenangkan" dengan senyum lebar Yoongi menjelaskan nya.

Seok Jin ingat betul akan jawaban Yoongi saat itu. Ia juga menimpali dengan ucapan lain.

"Entah kenapa saat melihat awan hitam menggantung di langit aku merasakan kesedihan, tapi saat hujan turun kesedihan itu terasa hilang begitu saja."

Seok Jin kurang mengerti akan kalimat yang Yoongi katakan waktu itu. Tapi kini ia juga merasakan hal yang sama. Saat melihat awan hitam itu perasaan Seok Jin langsung sedih dan saat tetes air hujan mulai turun membuatnya sedikit lebih tenang.

"Kak Seok Jin.."

Seok Jin menoleh, mendapati Yoongi berdiri di belakang nya dengan pakaian rapi  membalut tubuhnya.

"Mau kemana? Diluar hujan"

"Mau bertemu dengan Ayah Jungkook. Jungkook kembali dipukuli oleh Ayahnya. Kurasa aku tak bisa diam lagi, aku akan bicara dengan beliau" Yoongi berkata dengan kilatan marah dimata nya.

Seok Jin terdiam. Yoongi tidak pernah  keluar dari rumah jika menyangkut Jungkook. Ini yang pertama. Seok Jin bingung harus bagaimana.

"Aku pergi" mendengar itu Seok Jin lantas menahan dengan gerakan cepat tangan Yoongi, mencengkeram nya cukup kuat membuat Yoongi meringis.

"Kak.. sakit" ucap Yoongi lirih berusaha melepas tautan tangan Seok Jin dari pergelangan tangannya. Seok Jin sadar dan melepas cengkeraman tangannya.

"Aku.. temani. Diluar hujan" tergugup Seok Jin menawarkan diri. Mungkin ini pilihan yang tepat untuk saat ini. Seok Jin tak tau apa yang akan dilakukan Yoongi diluar sana. Lebih baik jika dirinya ikut bukan?

Yoongi mengangguk "Baiklah. Mungkin Kak Seok Jin bisa membantu" tersenyum manis di akhir.

"Kuharap Jungkook baik-baik saja "








"Kuharap Jungkook baik-baik saja "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Typo bertebaran

080419

singularityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang