Katanya bahagia itu sederhana. Sesederhana saat hanya melihat senyum orang yang kau kasihi maka kau juga akan bahagia.
Namun nyatanya bahagia itu tak sesederhana itu bagi seorang Kim Seok Jin. Seok Jin tak bahagia hanya dengan melihat senyum orang y...
Hujan siang itu memaksa Seok Jin serta Yoongi berteduh ke sebuah cafe ditengah kota.
Duduk berhadapan disamping kaca besar penyekat antara cafe dengan jalanan lenggang diluar sana.
Rintikan hujan mengetuk-ngetuk kaca, membuatnya berembun dan kaca bening itu memburam.
Pandangan keduanya sama-sama menatap luar. Beberapa orang tetap berlalu lalang dibawah lindungan payung yang mereka bawa.
Seok Jin serius akan ucapannya tempo hari, tentang menyekolahkan kembali Yoongi.
Mungkin itu bisa menjadi salah satu solusi menyembuhkan traumanya dan melupakan sosok Jungkook. Dengan membuatnya kembali berinteraksi dengan orang lain.
Paper bag di samping Yoongi buktinya. Didalam sana ada seragam sekolah Yoongi yang baru.
Ia akan memulai sekolah nya minggu depan.
"Kak.. kapan kira-kira hujan berhenti, ya?" Suara kecil Yoongi menarik atensi Seok Jin untuk menatapnya.
"Entahlah, langitnya masih sangat mendung. Memangnya kenapa?"
Yoongi hanya menggeleng dan tersenyum kecil. "Aku hanya sedikit kedinginan" ucapnya lirih.
Dengan segera Seok Jin melepas jaket abu-abunya dan mengulurkan nya ke arah Yoongi.
"Tak perlu Kak, nanti Kak Seok Jin yang kedinginan." Seok Jin tersenyum mendengarnya. Lantas bangkit dari duduknya dan berjalan ke kursi Yoongi.
Menyampirkan jaketnya ke bahu sempit Yoongi. Terlihat jelas jika jaket itu kebesaran ditubuh mungil Yoongi, tampak menggemaskan.
"Tak apa. Aku tak akan kedingingan" ucap Seok Jin memberikan senyum tulusnya yang mana menular pada Yoongi.
Senyum manis yang menjadi candu Seok Jin. Senyum yang Seok Jin harap akan selalu terlihat di wajah manis itu. Dan senyum itu kelak akan kembali menjadi senyum tulus dan jujur darinya.
'Buatlah senyum itu jadi senyum tulus dan jangan rebut senyum itu Tuhan.. ku mohon'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
