.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Seok Jin sering bertanya-tanya pada dirinya sendiri, tentang kesalahan apa yang telah diperbuatnya sampai harus menghadapi jalan kehidupan yang terasa sangat pahit saat ini.
Kenapa Tuhan menggariskan takdir rumit untuk hidupnya. Seok Jin tak pernah mengeluh sebelumnya tentang bagaimana Tuhan menggambarkan jalan hidupnya. Tapi saat melihat Yoongi, Seok Jin jadi bertanya-tanya kembali tentang takdirnya.
Entah garis takdir dirinya atau Yoongi yang salah disini. Seok Jin tak mengerti.
Dimulai dari perceraian kedua orang tuanya, Yoongi yang di bawa pergi oleh Ayah, Ibunya yang depresi dan berakhir bunuh diri dan sekarang Yoongi kembali dengan keadaan nya yang membuat Seok Jin ingin menyalahkan garis takdirnya yang tak pernah lurus. Selalu berbelit bagai benang kusut.
Seok Jin ingin marah, tapi tak tau harus marah pada siapa. Seok Jin ingin menyalahkan seseorang tapi tak ada yang patut untuk di salahkan. Walaupun terkadang ia berpikir bahwa ini semua salah Ayahnya. Andai saja orang tuanya tak memilih untuk berpisah, mengakhiri kisah cinta mereka. Andai saja Yoongi tidak di bawa pergi oleh Ayahnya atau andai saja ia tahu lebih awal tentang Ayahnya yang berubah jadi monster menakutkan yang sering kehilangan akal dan memukul Yoongi. Mungkin semua ini tak akan terjadi. Seok Jin ingin menyalahkan Ayahnya juga membencinya, namun Seok Jin urung. Karna menyalahkan dan membenci tak akan merubah apapun. Semua terasa serba salah.
Di saat seperti ini Seok Jin butuh sandaran untuk merebahkan sejenak kepalanya yang terasa berat. Atau tempat berbagi beban berat yang ia pikul sendirian.
Seok Jin tak ingin banyak hal. Hanya satu, dirinya dapat mengembalikan senyum tulus Yoongi.
120519
Typo bertebaran
KAMU SEDANG MEMBACA
singularity
FanfictionKatanya bahagia itu sederhana. Sesederhana saat hanya melihat senyum orang yang kau kasihi maka kau juga akan bahagia. Namun nyatanya bahagia itu tak sesederhana itu bagi seorang Kim Seok Jin. Seok Jin tak bahagia hanya dengan melihat senyum orang y...