.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.Seok Jin selalu memulai harinya dengan segala harapan terpanjat bersamaan dengan sang mentari yang mulai muncul di timur sana. Bersama semburat cahaya yang perlahan menerangi bumi. Seperti filosofi matahari terbit yang membawa sejuta harapan untuk hari yang lebih baik. Seok Jin juga ingin membawa harapan yang jauh lebih indah untuk adiknya.
Seok Jin ingin mengembalikan senyum tulus Yoongi.
Masih sangat hangat di benak Seok Jin tentang kejadian hari kemarin yang membuat nya main tangan dengan sang adik. Ketika emosi menguasainya, menghilangkan akal pikiran jernih nya. Saat tangan nya melayang diudara dan tepat mengenai pipi putih sang adik tanpa bisa ia kontrol. Meninggalkan bekas kemerahan di pipi itu.
Yoongi yang mendadak diam lalu bergetar ketakutan dengan suara pilu nya yang terdengar menyakitkan "Ampun! Yoongi yang salah Ayah. Maaf"
Suara yang tertahan diredam gemuruh deru nafasnya yang cepat. Mampu membuat Seok Jin langsung dilanda rasa penyesalan. Tak ada maksud untuk membuka kembali luka sang adik.
"Jungkook bawa aku pergi"
Lagi ketika suara lirih Yoongi yang seakan meruntuhkan dunia Seok Jin dan segala harapannya. Saat dengan jelas telinga Seok Jin menangkap kalimat itu. Yang mana Yoongi ingin pergi bersama sosok Jungkook.
Tidak! Seok Jin tidak akan pernah membiarkan itu. Adiknya hanya miliknya seorang, tak boleh ada sosok lain yang boleh memilikinya. Termasuk Jungkook. Tidak akan! Sudah cukup sekali Seok Jin membiarkan Yoongi pergi, tidak untuk kali ini.
"Jika kita pergi, Ayahmu tidak akan memukulmu lagi. Aku janji akan menjagamu Jungkook. Jadi kita pergi "
Yoongi yang mencoba meraih udara hampa disamping Seok Jin. Bertingkah seakan-akan ada sesorang disana, meminta pada ruang kosong untuk membawa nya pergi.
Seok Jin hanya bisa memeluk Yoongi erat hari itu. Terlalu bingung, kalut dan juga khawatir jikalau sosok Jungkook akan benar-benar membawa Yoongi pergi dari sisinya, sebelum harapan Seok Jin terkabul.
Typo bertebaran
260419
KAMU SEDANG MEMBACA
singularity
FanfictionKatanya bahagia itu sederhana. Sesederhana saat hanya melihat senyum orang yang kau kasihi maka kau juga akan bahagia. Namun nyatanya bahagia itu tak sesederhana itu bagi seorang Kim Seok Jin. Seok Jin tak bahagia hanya dengan melihat senyum orang y...