6

2.1K 202 0
                                    

"Terima kasih sudah mengingatku, Taehyung. Jimin tersenyum sembari mengusap polarpid yang terlihat sudah sedikit tua.

"Kenapa kau sangat menyukai pantai ini?" tanya Jimin memecah keheningan antara keduanya.

"Entah bagaimana aku punya hubungan dengan pantai ini, aku merasa ada kenangan dari masa laluku yang terjadi di pantai ini, dan juga ibuku selalu mengajakku kesini dulu,"  ungkap Taehyung, matanya masih setia menatap kedepan.

"Setiap kali aku menutup mataku, selalu ada bayangan anak laki laki bersamaku, aku tidak tahu siapa dia, yang kutahu kami dekat," sambung Taehyung . jimin mendengarkan dengan seksama tak terasa senyumnya terukir entah kenapa dia senang mendengar cerita Taehyung tentang anak laki laki itu.

"Aku yakin anak itu pasti sangat berharga untukmu," ucap jimin, Taehyung menoleh kepada nya.

"Aku tidak tahu , yang pasti aku ingin bertemu dengannya, banyak yang ingin kutanyakan padanya," jawab Taehyung.

"Apa?" tanya Jimin penasaran.

"Sesuatu yang selalu datang di mimpiku," jawab Taeyung kembali menatap kedepan.

Jimin diam dalam pikirannya , menatap taehyung dalam, lalu mengambil sebuah kamera yang selalu dibawanya.

"Ayo kita berfoto," ajak Jimin, awalnya Taehyung menolak tapi akhirnya mereka tetap berfoto larena paksaan terus menerus dari Jimin.

"Ayo kita berfoto," ajak Jimin, awalnya Taehyung menolak tapi akhirnya mereka tetap berfoto larena paksaan terus menerus dari Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenangan yang indah." Jimin tersenyum, tangannya masih mengusap foto yang ia ambil bersama Taehyung tadi.

Momen itu tidak bertahan lama,
rasa sakit kembali mendatanginya, Jimin berdiri dan mencari obatnya kemudian menelan butiran putih yang selama ini membuatnya bertahan.

Nafas nya tidak beraturan, dengan susah payah ia mengatur nafasnya hingga akhirnya tertidur dengan perasaan bahagia.

******

Suara ketukan pintu membuat Jimin mengalihkan perhatiannya yang sejak tadi sibuk menata buku nya.

"Cepatlah ayah sudah terlambat." Taehyung berada di depan pintu dan menyuruh Jimin agar bergegas dan segera turun, Jimin hanya mengangguk.

"Ah, aku harus kesana lagi sepertinya," keluhnya lalu pergi menyusul Taehyung dan ayahnya, tidak ingin membuat mereka menunggu lama.

"Jimin!" teriakan Seungwoo menghentikan langkah kedua pemuda itu,  Jimin menoleh begitupun dengan Taehyung, ya, entah kerasukan apa, mereka tampak damai pagi ini, tidak ada penolakan dari Taehyung saat Jimin berjalan bersisian dengannya.

"Kalian..." Seungwoo sedikit bingung saat melihat dua orang yang biasanya sangat tidak akur berjalan bersama.

"Kenapa? Kami akrab, kan?" Dengan bangga Jimin mengalungkan tangannya ke pundak Taehyung, meski sedikit berjinjit karena Tarhyung jauh lebih tinggi darinya. Yaehyung hanya diam tidak menanggapi.

"Sudahlah jangan dipikirkan ayo ke kelas," ajak Jimin lalu pergi ke kelas bersama Seungwoo dan Taehyung.

"Taehyung!" Sekali lagi langkah mereka terhenti, kali ini Jungkook dan teman-temannya yang memanggil taehyung, wajah bahagia Jimin seketika berubah sedangkan Taehyung ia masih menatap Jungkook dengan tatapan datar.

"Bisa kita bicara?" ajak jungkook .

"Tidak, Taehyung akan pergi ke kelas bersama kami!" tolak Jin dengan nada tegas dan semakin mengeratkan rangkulannya ke leher Taehyung secara posesif.

"Hmm.... dimana?" Taehyung menyetujui pernyataan Jungkook tanpa menghiraukan lingkaran tangan Jimin yang mengerat di pundaknya,  Jimin terkejut dengan pernyataan nya.

"Di tempat biasa," jawab Jungkook lalu pergi, sedangkan Taehyung mengikutinya dari belakang, meninggalkan Jimin yang hanya bisa menatap punggung Taehyung sampai benar-benar tidak terlihat.

****

"Akting mu bagus sekali Kim," puji Jungkook pada Taehyung yang sudah menyesap rokoknya.

"Maaf memukulmu terlalu keras," sambungnya lalu memeluk Taehyung singkat dengan senyuman puas .

Ketiga pemuda dibelakang mereka kebingungan atas apa yang terjadi.

"Apa yang kalian rencanakan?" tanya Namjoon sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sesuatu yang luar biasa," jawab  Jungkook sambil tertawa.

"Hei katakan pada kami!" pinta Mingyu mulai kesal.

"Baiklah, kemarin soal aku memukul Taehyung hanya lah akting, dengan begitu Jimin pasti akan khawatir padanya, saat Jimin khawatir padanya saat itulah Taehyung berpura pura baik pada sikecil itu," jelas Jungkook, sedangkan yang lainnya hanya mengangguk mengerti.

"Kalau saja dia tidak mengikuti ku kemarin mungkin aku tidak akan kena pukul,"

"Jimin kau mau kemana?!" teriak Seungwoo saat Jimin pergi setelah pelajaran selesai.

Jimin terkejut saat melihat Taehyung sudah ada di lantai dengan beberapa pukulan yang ia terima dari Jungkook diatasnya.

"jangan kesana," pinta Seungwoo menahan tangan Jimin yang berniat pergi menolong Taehyung, mereka berdua hanya menonton dibalik tembok.

Ternyata keberadaan mereka sudah disadari Jugkook beberapa menit yang lalu sehingga sandiwara itu dilakukan.

"Astaga, kalian licik sekali." Mingyu tertawa, Sedangkan Jungkook tersenyum licik kearah Taehyung.

"Apa yang membuatmu sangat membeci jimin?" Taehyung bertanya, ia penasaran apa yang membuat Jungkook begitu membenci Jimin yang sangat terlihat baik.

Jungkook menoleh, "Dia menghianatiku," ucapnya dengan sorot mata penuh amarah.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang