7

2K 207 0
                                    

"Oi Jimin!" seorang pemuda bergigi kelinci dengan name tag Jeon Jungkook memanggil Jimin yang baru saja sampai disekolah, sedangkan yang dipanggil menoleh.

"Jungkook,"  Jimin mengalungkan tangannya pada sahabatnya itu. Jeon Jungkook dan Park Jimin sudah menjadi sahabat selama 3 tahun .

" kau sudah belajar untuk ujian hari ini " tanya jungkook , mereka akan melaksanakan ujian kelulusan hari ini . jimin hanya mengangguk .

" akh " teriak jimin saat sebutir telur mendarat di belakang kepalanya .

mereka berdua pun menoleh dan melihat beberapa murid yang sudah tertawa puas .

" yak beraninya kau " teriak jungkook ,

" sudahlah , jangan hiraukan kita akan ujian hari ini " ucap jimin menenangkan jungkook .

" tapi bagaimana ? baju mu kotor " jungkook khawatir pada jimin .

" aku akan ke kamar mandi sebentar " ucap jimin lalu pergi ke kamar mandi dan diikuti jungkook dibelakangnya .

" sudah " tanya jungkook saat jimin keluar dari kamar mandi .

" sudah , aigoo kau sangat khawatir padaku ya " ucap jimin sambil tersenyum mereka pun pergi ke kelas untuk melaksanakan ujian terakhir .

" bagaimana hasilnya " tanya jimin saat melihat jungkook sedikit sedih saat keluar dari keramaian para murid yang melihat hasil dari ujian akhir .

" hasil nya jelek ? " tanya jimin khawatir . jimin mengusap punggung jungkook untuk menenangkannya .

" AKU LULUS " teriak jungkook sehingga membuat jimin sedikit kaget ,

" aku lulus , ye ye ye " ucap jungkook sambil menari nari lucu .

Ctak..

Sebuah sentilan mendarat di kening jungkook .

" yak ini sakit tau " teriak jungkook sambil memegangi keningnya kesakitan .

" kau menjahiliku " ucap jimin kesal .

" he he kau sangat khawatir padaku ya ? Maaf maaf karena kita lulus bagaimana kalau merayakannya ? Aku traktir deh " ajak jungkook semangat , senyum jimin mengembang membentuk lengkungan sempurna dimatanya lalu mengangguk dengan semangat .

Senyum jimin terukir setiap kali mengingat bagaimana ia dulu sangat dekat dengan jungkook .

seandainya kecelakaan itu tidak terjadi , seandainya jungkook tahu dia tidak mungkin menggantikan posisinya dengan taehyung , mungkin sekarang mereka akan tetap bersahabat . bukan hanya jungkook , dengan taehyung pun dia pasti masih sangat akrab .

" jimin " seungwoo membuyarkan lamunan jimin , ya setidaknya masih ada yang mau bersahabat dengannya . dia bertekad tidak akan kehilangan sahabat lagi .

" ayo pulang " taehyung mengahmpiri jimin yang masih membereskan alat alat tulisnya , jimin hanya mengangguk semangat .

" dia benar benar sudah berubah " batinnya .

Datanglah hari ini , kemarin kau tidak datang kan ?

Jimin baru ingat ia harus pergi ke tempat itu lagi hari ini .

" taehyung maaf kau pulang saja dulu aku ada urusan " ucap jimin , taehyung hanya mengangguk tanpa bertanya apapun lalu pergi .

sedangkan jimin bergegas pergi ke tempat itu .

" akhirnya kau datang kupikir kau tidak datang lagi hari ini " seorang pria jangkung datang lengkap dengan jas putih dokternya .

" ah hyung , obatnya sudah habis . aku tidak bisa tanpa obat itu " ucap jimin merengek .

" makannya lakukan apa yang kuminta jimin , kau harus dioperasi " jelas pria bernama kim seokjin yang sudah menangani jimin selama dua tahun terakhir ini .

" hyung "

" jimin kalau kau hanya mengandalkan obat ini , tidak akan berpengaruh banyak . obat ini hanya akan meredakan rasa sakit nya saja " jelas seokjin .

" aku tahu , tapi operasi atau tidak aku akan tetap meninggal kan hyung ? " jawab jimin

" jimin "

" hyung , aku hanya ingin bertemu ibuku . aku merindukannya , dan aku akan sangat berterima kasih kalau hyung membantuku mewujudkan itu " ucap jimin sambil tersenyum manis , bahkan sangat manis sampai membuat airmata seokjin menetes .

Seokjin adalah saksi bagaimana berjuangnya jimin melawan penyakit mengerikan yang terjadi akibat kecelakaan tiga tahun lalu .

Bahkan orang tuanya pun tidak tahu kalau jimin menderita penyakit itu . penyakit yang membuat jimin merasakan sakit kepala berkepanjangan . seokjin merasa khawatir pada nya .

" hyung tenanglah , tidak perlu merasa khawatir , aku baik baik saja " ucap jimin menenangkan seokjin .

" baiklah terima kasih obatnya , hyung aku pulang dulu " jimin turun dari ranjang lalu pergi setelah memasukkan obatnya ke dalam tas .

****

" eomma , anyeong . tunggu aku disana ya " ucap jimin yang sedang duduk sendirian di tepi laut sambil melihat bintang .

" eomma tahu , taehyung sudah bersikap baik padaku sejak kemarin . aku senang kami bisa akrab kembali . eomma bagaimana kalau aku pergi dulu dan tidak bisa menepati janjiku ? Apa eomma akan marah ? " jimin mulai meneteskan airmatanya .

" jimin ie , berjanjilah pada eomma kau akan tetap bersama taehyung sampai kapan pun . kau harus tetap bersamanya . "

Ucapan ibunya berputar di kepala nya . lagi lagi kepalanya berdenyut , tangannya dengan cepat merogoh tasnya mengambil obat yang baru saja dia ambil dari seokjin siang ini , menelan obat itu tanpa air minum .

eomma cepat bawa aku kesana .

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang