"Jimin, kau darimana saja? kenapa kau baru pulang. ini sudah tengah malam asal kau tahu." Hae won menghampiri Jimin yang masuk ke dalam rumah pada tengah malam.
"Iya eomma maaf," ucap Jimin sedikit menyesal.
"Jimin aku tahu kau tidak terlalu nyaman berada disini, tapi ini sudah menjadi rumah kita. kau harus betah ada disini," jelas Haewoon
"apa maksud eomma? aku betah tinggal disini, aku pulang terlambat karena ada urusan,"jelas Jimin menyangkal pernyataan ibunya.
"urusan? Maksudmu bermain dengan teman teman mu?"tanya Haewoon sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, nadanya jelas terdengar wanita itu tidak percaya akan ucapan putranya, Jimin diam tidak menjawab.
"lihat kau bahkan tidak menjawab pertanyaanku, Jimin semakin hari ku perhatikan kau semakin menjadi anak yang tidak bisa diatur ya. kau bahkan membiarkan Taehyung pulang sendirian,"kali ini Haewoon mulai menaikkan nadanya.
"eomma aku tidak keluyuran, aku juga tidak membiarkan Taehyung pulang sendirian, aku sudah bilang padanya kalau aku ada urusan penting eomma, dan Taehyung menyetujui itu,"sangkal Jimin.
"urusan? Kau lebih memilih urusan itu ketimbang saudaramu sendiri?"Kali ini Haewoon mulai menunjuk Jimin dengan telunjuknya.
Kepala Jimin tiba tiba berdenyut, rasa sakit itu datang lagi bahkan sekarang lebih parah, Jimin mengepalkan tangannya untuk menahan rasa sakitnya
"e-eomma aku lelah, a-aku mau i-stirahat"ucap Jimin terbata. matanya memerah menahan tangis karena rasa sakit nya.
Haewoon menghela nafasnya kasar lalu pergi ke kamar, dengan segera Jimin berlari ke kamarnya, mengambil obat yang berada di laci kemudian meminum nya dengan bantuan air putih.
Tubuhnya yang mulai kurus ia daratkan di tempat tidur, "eomma berapa lama lagi kuharus bertaha?..."ucapnya lirih kemudian terlelap.
"Taehyung awas"teriakan seseorang membangunkan nya yang baru saja terlelap. teriakan yang sama, teriakan seseorang yang bahkan ia tidak tahu siapa. setiap kali ingatan itu berputar kepala Taehyung nyeri, seakan ada sesuatu yang mencoba keluar dari kepalanya, menuntut agar diingat oleh nya.
Taehyung menarik rambutnya lirih, mencoba menghilangkan rasa sakit nya.
"siapa sebenarnya orang itu?"
****
Jimin keluar dari kamarnya turun untuk sarapan bersama keluarganya, Haewoon tidak sedikit pun melirik ke arah Jimin, dan Jimin merasakan itu. ia yakin kalau ibunya masih marah.
"Jimin, kau tidak apa kan?"tanya Taewoo khawatir pada Jimin yang sejak pagi hanya diam tidak bersuara.
"tidak ayah, aku tidak apa jangan khawatir"jawab Jimin sambil tersenyum seperti biasanya. Taewoo hanya mengangguk paham.
#####
"baiklah belajarlah dengan baik anak anak" ucap Taewoo pada Jimin dan Taehyung saat mengantar mereka.
"Taehyung boleh aku tanya sesuatu?"Jimin mulai bertanya pada Taehyung.
"apa?" jawab Taehyung datar.
"kau ada waktu pulang sekolah? Aku ingin kita menghabiskan waktu bersama di pantai sore ini"pinta Jimin.
"kita lihat nanti"jawab Taehyung lalu pergi mendahului Jimin.
Bel istirahat berbunyi semua berhamburan keluar.
"Jimin, ayo makan siang bersama"ajak Taehyung pada Jimin, Jimin hanya mengangguk menyetujui, matanya masih mencari Seungwoo yang tidak terlihat sejak pagi.
"hei ayo pergi aku sudah lapar"ajak Taehyung Jimin pun berdiri lalu mengikuti Taehyung dari belakang.
"kau bilang mau makan siang tapi kenapa malah kesini?"tanya Jimin pada Taehyung yang mengajaknya ke atap.
Jimin menghentikan langkahnya menatap lurus pada seseorang yang tidak asing baginya Seungwoo sahabatnya sudah ada di sebuah kursi usang terikat dan wajah penuh lebam.
Jimin berlari menghampiri Seungwoo yang sudah lemas.
"wah wah wah kau hebat sekali kim Taehyung,waktu yang tepat"suara tepuk tangan datang bersamaan dengan datangnya Jungkook dan teman temannya.
Jungkook dan teman temannya tertawa puas, mata Jimin memerah memedam amarah tangannya mengepal kuat.
"kalian yang melakukan ini pada temanku?"ucap Jimin sambil menunduk.
"iya, hasilnya bagus kan"jawab Jungkook dengan licik,
"kau juga ikut campur, Taehyung"kali ini Jimin menatap Taehyung yang berdiri disamping Jungkook dengan tatapan puas.
"Taehyung adalah sumbernya"ucap Jungkook sambil menepuk pundak Taehyung sekilas.
"lepaskan Seungwoo"pinta Jimin. Yugyeom bergerak maju mendekati Seungwoo yang sudah tidak sadarkan diri.
"begini?"ucap Yugyeom dengan seringai jahatnya, tangannya menarik rambut Seungwoo menunjukkan wajah lebam Seungwoo.
"lepaskan tanganmu dari temanku!"Jimin mulai meninggikan suaranya.
"tidak mau"
Jimin sudah marah bahkan sangat marah ia melayangkan tinju nya pada Yugyeom yang membuat pemuda itu tersungkur ke tanah, Mingyu dan Dokyeom mencoba menolong tapi nasib mereka sama. kali ini Taehyung yang mencoba bergerak tapi tangan Jungkook menghentikannya.
"kau akan mati jika kesana"Jungkook memperingati.
Jimin berdiri setelah melayangkan pukulan terakhirnya pada Dokyeom, melepas ikatan Seungwoo kemudian membopongnya pergi ke uks.
"datanglah sore ini, kim Taehyung"ucap nya sebelum akhirnya benar benar pergi.
"akh anak itu gila,bagaimana dia bisa sekuat itu?". Ucap Mingyu bangun sambil mengusap lukanya.
"dia belajar dariku"ucap Jungkook,
"kalian berteman dulu?"tanya Taehyung,
"dulu, sekarang aku hanya ingin menyingkirkannya"ucap Jungkook dengan tatapan penuh amarah.
"hyung kita akan kemana?"tanya Jungkook yang berada di samping kakaknya yang sesang mengemudi.
"kita akan merayakan kelulusanmu"ucap pemuda berkulit pucat bernama Jeon Yoongi.
Jungkook hanya mengangguk paham, sepanjang perjalanan Jungkook bercerita banyak kepada kakak nya. sedangkan Yoongi hanya diam mendengar cerita sang adik.
"hyung awas"teriak Jungkook saat ada dua orang yang sudah berada tepat di mobil mereka.
Mereka menabrak dua orang itu, Jungkook dan Yoongi pun turun."Jimin"teriak Jungkook saat melihat ternyata sahabatnya lah yang mereka tabrak.
Semua orang berkumpul untuk melihat, suara mobil polisi mulai mendekat membawa Jungkook dan Yoongi bersama mereka.
Sedangkan ambulan membawa Jimin dan seorang lagi yang asing bagi Jungkook.
"jadi dia membuat kakakmu di penjara?" tanya Taehyung.
"bukan dia tapi orang tuanya, karena kakakku dipenjara. orang tuaku depresi dan memilih untuk bunuh diri. dan sekarang aku harus menderita sendirian karena orang tuanya" jelasnya.
Taehyung sedikit bingung apa Haewoon yang dimaksud?
"siapa seseorang yang bersamanya?" Taehyung kembali bertanya.
"kau akan tahu nanti" ucap Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Fanfiction[COMPLETE]...Sebuah Kecelakan merubah semua keadaan , hubungan dan kehidupan seorang kim jimin . Seseorang yang dulu menjadi sahabatnya menjadi penyebab dirinya menderita . Sebuah janji yang harus ditepatinya membawanya ke sebuah lubang yang dalam...