~Hari menyebalkan~

97 11 0
                                    

Setelah itu aku pun kembali ke kamar

"Iza kamu nunggu lama ya?"

"Lumayan sih tapi gak papa kamu mau aku buatin mie ini aku baru buat mie sepesial"

"Gak usah aku dah bawa nasi goreng nih"

"Lha itu nasi goreng buatan siapa?"

"Ini buatan aban"

"Cieee yang dapet nasi goreng sepesial"

"Apa'an sih udah makan yukk laper nih"

"Iya iya"

Aku pun makan bersama iza setelah makan iza kembali kembali ke kamar nya sementara aku berganti pakaian karna sudah gak betah pakai jilbab keesokan hari nya aku terbangun karna ada yang megetuk pintu kamar ku dengan keras

"Assalamualaikum"

"Siapa sih masih malem juga ngetuk ngetuk pintu"
ucap ku sambil membuka pintu

"Malem apa ini sudah subuh liat jam brapa ini"
Menarik telinga ku

"Ehhhh ustadza sakitttt ampun ustadza ampun"

"Ayo ke masjid"
Menarik telinga ku

"Iya iya ustadza jagan di tarik telinga nya malu sama anak anak ustadza"

Aban yang melihat telinga ku di tarik oleh ustadza dia menahan tawa

"Apa kamu aban pakek nahan tawa lagi awas kamu ya"

"Ehhhh kok malah ngobrol ayo ke tempat wudhlu"

"Iya iya ustadza lepasin dulu malu di liatin orang banyak"

"Kamu tuh ya gak ada kapok kapok nya sih bohongin ustadza sekarang kamu wudhlu"

"Iya ini aku mau wudhlu"
Membuka keran sementara ustadza ke kamar mandi

"Wah kesempatan kabur nih"

Aku pun pergi meninggalkan masjid menuju ke kamar dan tak sengaja menabrak aban yang sudah selesai wudhlu

"Kamu kalau jalan liat liat dong"

"Eh kamu yang nabrak kamu yang marah harus nya tuh aku yang marah"

"Huuuuuuu untung aku sabar"

"Ehh kamu mau kemana? Aku bilangin ustadza ya"
Ancam aban serius

"Kalau kamu bilang ke ustadza aku gak bakal mau ngaji"

"Ustadza ustadza ada yang mau kabur"
Teriak aban

"Ehhhhh awas kamu ya"
Aku berlari meninggalkan aban

"Ada apa aban"

"Itu ustadza putri kabur"

"Emang ya tuh anak baru di tinggal sebentar dah kabur"

Menuntun Mu Ke Jalan Rasulluallah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang