PART 2

29 3 8
                                    

POV

" Zi,bangun! " suara lembut yang terus terusan membangunkan gadis yang sedang tertidur pulas.
Gadis itu bernama Ashley Zirena Ziglar.
"Zi,ayolah. Ini udah siang" sekali lagi, itulah suaranya.
"uhhh,ada apa? Ini masih gelap, tunggu nanti pagi Zi masih ngantuk" suara balasan dari gadis yang bernama Zirena dengan mata yang masih tertutup.
"oke,kakak nyerah. Terserah mau bangun atau gak. Cuma mau ngasih tau ini jam setengah 7" suara terakhir yang didengar Zirena sebelum sang kakak menutup pintu.
"hahh! Gue kesiangan. Tapi perasaan tadi masih gelap,dasar bodoh lo Zi. Gelap itu karena lo gak buka mata." ia bangun dengan terburu-buru dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi.

SYANA POV

"Deon,gimana hubungan kamu sama olin?"tanyakku pada adikku Deon.
" baik kok,tapi ya gtu kita jarang ketemu.soalnya kita jauhan" ujar Deon dengan muka yang sedikit kecewa
"sabar aja,semua tinggal nunggu waktu" kataku sebagai penyemangat

Dari arah atas, terlihat Zirena tengah terburu-buru karena sulit untuk aku bangunkan. Zirena memberikan kode bahwa dia tidak sarapan dan akan berangkat dengan sedikit berlari. Ku ikuti langkahnya dan melambaikan tangan tepat setelah ojol yg dia tumpangi menyalakan mesin.

Ketika aku akan masuk kedalam,seseorang yang aku tunggu datang juga.
Dia turun dari mobilnya dan mulai menuju kearahku.

"hai,maaf aku lama" ujar lelaki yang selama 2 tahun lebih menemani hidupku
"gapapa yang penting aku seneng kamu udah datang" ucapku sedikit bingun dengan mimik wajahnya,yang kemudian dipeluk olehnya
"ada apa?aku liat kamu agak gelisah" ucapku sedikit khawatir
"aku ingin bicara,penting!" hatiku sedikit khawatir saat dia bicara kata 'penting' dengan wajah yang sulit diartikan
"kita bicara didalam aja,ayo masuk!" ucapku sambil membawanya masuk kedalam.

Aku tidak tahu apa yang akan Kenan atau nama lengkapnya Kenan Airlangga Rakel katakan,tapi aku merasakan apa yang dia rasakan,ya gelisah aku merasa gelisah. Dia duduk sambil terus menatapku, matanya terlihat sayu dan sedih tapi aku tidak tahu apa yang membuatnya sedih. Dia mendekat lalu memeluk ku, masih dengan posisi yang sama dia mulai bicara.

"aku gak tahu harus mulai dari mana,aku bingun Syana aku bener-bener bingung" ujarnya sambil terus memelukku.
Aku mulai melepaskan pelukannya dan bertanya
"kamu kenapa sih,ada hal apa,ngomong aja. Aku siap dengerin." ucapku yang sedikit merasa takut
"aku minta maaf,aku bener-bener minta maaf. Mamah jodohin aku" ucapa nya dengan ragu ragu
"apa?aku gk salah denger. Trus kamu terima perjodohan itu?" ucapku yang sedikit kaget
"aku gak mau terima perjodohan itu,aku cuam mau sama kamu" dia menundukkan kepalanya
"aku salah apa sama mamah kamu,dia kan udah tau aku pacar kamu. Saat pertama kali aku sama mamah kamu ketemu, dia welcome2 aja tapi kenapa sekarang mamah kamu jodohin kamu sama yang lain" aku sedikit marah dan kecewa dengan Kenan,dia tidak bisa melakukan apapun untuk mempertahankan hubungan kami. Dia terlihat pasrah
"aku bener-bener minta maaf,aku harus menerima perjodohan ini. Aku mencintai kamu,tapi bodohnya aku gk bisa pertahanin kamu." hati dan pikirannya terlihat begitu tak berdaya
"jelasin semuanya secara menyeluruh,supaya aku tahu alasan kenapa kamu kaya gini" kataku sambil tersenyum kecut
"aku gak punya alasan buat ninggalin kamu,sama sekali gak ada. Aku hanya terpaksa,tapi aku gak bisa cerita semuanya."
Ungkapan Kenan membuatku diam seribu bahasa,rasanya seperti tertusuk beribu duri tapi hanya satu duri yang menusukku begitu dalam.

"jika itu mau kamu,aku bisa apa. Aku relain kamu, meski cinta ini akan terus ada. Tp aku akan belajar tuk buang semua tentang kamu,dan sekarang kamu boleh pulang. Semuanya sudah jelas, terima kasih telah mengisi hari hari ku dengan kebahagiaan yang tak ternilai" kata kata terakhir yang aku ucapkan sebelum Kenan pergi.

Aku tak bisa membendung tangisan yang sedari tadi aku tahan,dan kini tangisan itu pecah begitu saja. Aku yang sedari tadi memejamkan mata,tak mengira ada seseorang dihadapanku. Deon berdiri memandang iba padaku,dia mendekat lalu memelukku. Tangisanku semakin menjadi dikala ia memelukku, setelah aku puas menangis dalam pelukan Deon, ia menatapku dan berkata
"aku gk bisa melihat lo nangis kays gini,biar gue coba bicara sama Kenan."Deon berdiri tuk mengejar Kenan tapi ku tahan dan membiarkan Kenan pergi dengan leluasa.

ZIRENA POV

Pulang sekolah tiba dengan tak terasa,aku yang sedari pagi tidur dan tidak mendengarkan guru yang sedang menerangkan akhirnya terbangun karena suara orang yang membangunkanku. Ku lihat sekeliling kelas ternyata sudah hampir kosong hanya tersisa beberapa anak anak yang sedang melakukan piket harian.

"gila lo Zi,dari pagi sampe sore tidur mulu. Dan Ajaibnya gak ada guru yang tahu,tapi lo ketinggalan semua mata pelajaran hari ini. Tapi tenang gue yang akan nerangin semuanya" ucapan seorang lelaki yang dari tadi tidak aku hiraukan.
"ya ya ya. Makasih udah dibangunin" ujarku sambil pergi meninggalkan kelas

Tak sengaja dalam perjalanan menuju gerbang sekolah aku melihat Hilmi yang sedang menuju arah parkiran untuk mengambil motor. Seketika ide muncul begitu saja dalan otakku dan aku pun mulai beraksi ku hampiri dia dengan sedikit berlari.

"Hilmi!!!" kataku untuk menyapanya
"oh hai Zi,mau keparkiran juga?"tanyanya padaku
"emmm,gk sih cuma mau nyapa aja. Gue boleh nebeng motor lo gak? Soalnya dari tadi gue pesen gojek gak ada yang ambil." kataku dengan sedikit tersenyum untuk memohon
"aduh gimana ya Zi,bukannya gk mau sih  tapi gua juga lagi mau jemput seseorang. Dan karena udah janjian,gak enakkan kalau batalin gtu aja." itulah balasan Hilmi yang membuatku malu abisss.
"yahh,ya udah deh gpp. Lain kali aja,dahh!" ucapku pada Hilmi

Rencana untuk nebeng motor Hilmi akhirnya gagal,saat sampai didepan gerbang seseorang tengah menunggu kehadiranku. Siapa lagi kalau bukan Juan.
"Zi,mau gue anter kerumah gk? Daripada nungguin gojek lama mending gue yang anterin, gratis kok" dengan pedenya sambil terus benerin rambut.
"gak deh,gue nunggu gojek aja. Bentar lagi juga ada yang ngambil kok" jawabku sebagai penolakan padanya
"lo yakin?sekolah udah sepi gini juga, mending balik sama gue aja yuk,satu arah juga" katanya sambil terus memaksa

"Bener juga kata Juan sekolah udah mulai sepi,biasanya sih masih ada eskul tapi kebetulan eskul diliburin semua jadi sepi. Yaudahlah dari pada kenapa napa dijalan,mending nebeng juan aja" kataku dalam hati yang akhirnya menyetujui usulan Juan

"yaudah gue ikut lo,mana sini helmnya" kataku jutek karena gengsi habis nolak tadi
"nah gtu dong,nih helmnya" kata Juan sambil memberikan helm
"what? Helm apa ini? Gambar upin ipin lagi. Gak ada yang lain gtu?" ujarku pada Juan
"hehehe,gak ada. Nanti gue beliin dehh helm yang baru sesuai dengan warna kesukaan lo" katanya sambil cengengesan
"gak usah,orang gue nebengnya cuma hari ini doang kok" ku ambil helm yang tadi Juan kasih dan memakainya
"padahal gue ngarepnya tiap hari" katanya dengan nada rendah
"hah?lo ngomong apa?"dia ngomong tapi gak jelas
"ahh gk kok,yuk berangkat" motor pun muai melaju

Disepanjang jalanan ibukota aku banyak sekali melihat anak anak yang mengamen Dan mengemis Di pinggir Jalan atau pada saat lampu merah.
Aku termasuk anak yang beruntung meski dulu harus mati matian supaya bisa jadi seperti sekarang. Memang harus banyak bersyukur sihh.
Tak terasa aku dan Juan sudah sampai didepan rumahku. Aku lepas helm dan memberikan kembali pada Juan.
"makasih udah mau nganterin, mau masuk dulu gak? Gk juga gpp kok" ujarku yang sebenarnya gk berharap Juan mampir
"hahaha,iya sama². Gak usah aku langsung pulang aja" kata Juan sambil tertawa
"yaudah kalau gtu aku masuk dulu" aku pergi meninggalkan Juan

Sesampainya didalam rumah,keadaan rumah kebangetan sepinya. Aku naik kelantai dua menuju kamarku, kurebahkan badanku dan berkhayal seandainya yang nawarin tebengan itu Hilmi pasti seneng nya parah.
Aku tau Juan suka sama aku,tapi berhubung aku sukanya sama Hilmi ya mau gimana lagi cinta kan gak bisa dipaksain.
Tiba-tiba ditegah lamunanku aku mendengar suara,suaru itu terus muncul lagi dan lagi. Awalnya aku cari suara itu dikolong tempat tidur tp aku rasa bukan dari situ asal suaranya,dan ternyata suara itu berasal dari perutku yang kelaparan. Karena sudah tak tahan aku turun kebawah menuju dapur untuk segera makan. Ketika aku tengah menikmati makananku dari depan rumah terdengar suara mobil,yang tak lain dan tak bukan itu mobil kak Syana.
Aku kira hanya kak Syana ternyata ada abangku.
Yang ku lihat pertama dari Kak Syana adalah matanya yang sembab seperti habis menangis.
aku dibuat bingung dengan kak syana,tadi pagi dia tak apa². Dan sekarang berubah,seperti ada sesuatu yang terjadi.

"bang!!!" panggilku pada bang Deon
"suttt,jangan tanya sekarang. Lanjut aja makannya, abang mau pergi sebentar jaga kak Syana" ujar kak Deon yang langsung pergi
"hah apa maksudnya coba kak Syana pake harus dijaga segala" ucapku yang langsung melanjutkan makanku


Eng ing eng......
Hai riders i'm so happy Karena  ini adalah cerita pertamaku di wattpad. Aku harap kalian suka sama cerita yang aku tulis ini,aku juga berharap kalian mau nulis komen² yang positif untuk membangun cerita ini.
Dan jangan lupa untuk vote and like my story

Sampai jumpa di part berikutnya 🤗🤗

CINTA DAN BENCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang