PART 3

13 2 0
                                    

POV

dengan tergesa,Deon menjalankan mobilnya untuk Segera sampai di tujuan. Yang akan Deon lakukan adalah untuk mencoba bicara dengan Kenan tentang masalah hubungan Kenan dan kak Syana.
Tak lama Deon sampai didepan rumah Kenan,dan langsung mengetuk pintu dengan agak keras.
Terbukalah pintu itu, yang pertama kali Deon lihat adalah seorang wanita yang membukakan pintu.

"ya,ada apa?" tanya wanita dihadapannya.
Wanita itu sekiranya seumuran dengan Kenan atau bahka lebih muda
"saya ingin bertemu dengan kenan" jawab Deon yang dijawab dengan wajah heran olehnya karena nada bicara yang sedikit meninggi.

Tak lama,muncul orang yang Deon cari. Kenan mendekat lalu menatap Deon,amarah Deon tak terbendungkan lagi saat melihat wajah Kenan. Dengan sekali hantaman yang keras Deon meninju Kenan tepat dipipinya yang kemudian disusul dengan darah yang mengalir pada sudut bibir Kenan.

"gue kecewa sama lo,gue kira lo lelaki yang baik buat kakak gue. Tapi nyatanya lo gak lebih dari sekedar cowok bajingan" bentak Deon pada Kenan.

Bentakkan yang Deon berikan,tidak mengubah situasi apapu. Kenan masih terus tidak bicara, dia hanya menunduk sambil memegangi sudut bibirnya yang sakit akibat tinjuan yang Deon berikan padanya. Wanita yang sedari tadi berdiri dibelakang Kenan terlihat begitu kaget dengan apa yang Deon lakukan,mimik wajahnya berubah jadi marah.

"lo gila hah!!! Dateng daterng lo nanyain Kenan dan setelah Kenan muncul ,lo dengan emosinya nonjok dia,lo siapa sih?" bentakkan yang jauh lebih keras dilontarkan oleh wanita itu,lalu Kenan mencoba untuk menenangkan wanita dihadapannya.
"udah sekarang kamu masuk,ini urusan aku,biar aku yang selesaiin" perintah Kenan pada wanita tersebut
"tapi,sudut bibir kamu berdarah." jawab nya yang langsung memandang benci pada Deon
"aku bilang masuk! Ini bukan urusan kamu Deandra." bentak Kenan pada wanita yang bernama Deandra.
Deandra masuk kedalam dengan perasaan kecewa.

Kenan mulai memandang Deon yang sedari tadi memandangnya dengan penuh rasa marah. Dirasa suasana sudah agak tenang,Kenan memberanikan diri untuk bicara terlebih dahulu.

"sebelumnya gue minta maaf,karena gue udah nyakitin kakak lo. Tapi ini yang terbaik untuk gue dan Syana,gue sayang sama dia tapi keadaan yang gak memungkinkan untuk kita bisa sama sama lagi" ucap Kenan dengan mata yang memerah
"keadaan yang gak memungkinkan,hah?keadaan yang kaya gimana,lo gak ngomong alasan yang jelas tentang ini semua. Lo gak kasian sama kak Syana? Dulu saat pertama kali lo sama dia jalin hubungan dia pernah bilang kalau dia bahagia jalani hubungan sama lo bahkan dengan waktu yang sesingkat itu dia udah bisa bahagia. Selama ini kasih sayang yang dia berikan buat gue dan Zirena gk pernah pudar semenjak kematian mamah,dan dia bisa berharap ada lelaki yang bisa menyayangi dia sama seperti dia menyayangi adik2nya. Dan akhirnya dia nemuin lo,lelaki yang tulus menyayangi dia, tapi apa? Perasaan yang selama ini kak Syana kasih buat lo,malah lo buang begitu aja karena sesuatu yang gak jelas" jelas Deon dengan nafas yang terengah-engah karena menahan amarahnya.

" sekali lagi gue minta maaf, sampein juga maaf terakhir gue buat Syana" ujar Kenan dengan pandangan yang tertuju pada cincin yang ia pakai,cincin yang menjadi saksi kisah cinta mereka berdua yang saat ini harus kandas karena sesuatu yang tak jelas.
"maaf? Maaf lo basi. Dari tadi lo cuma bisa bilang maaf, maaf dan maaf. Tp sekarang gue tahu lo bukan lelaki yang selama ini kaka gue cari,lo bukan lelaki yang baik buat kak Syana" timpal Deon dan langsung pergi meninggalkan Kenan yang masih diam membisu

*************** ***************
*************** **************

Di satu sisi yang lain,Zirena sedang kebingungan dengan keadaan kakaknya yang lebih murung dan tidak keluar kamar. Zirena mencoba untuk mengetuk pintu kamar kakanya,saat akan mengetuk malah terdengar ketukan dari pintu depan.
Dengan terpaksa Zirena menuju pintu depan untuk membukanya. Zirena kira siapa yang datang malam malam untuk bertamu kerumahnya, ternyata orang itu adalah Juan. Zirena melongo seketika saat tahu tamu itu Juan.
"hai Zi,maaf gue ganggu malem-malem" kata Juan sambil tersenyum cengengesan
"ngapain lo kesini,malem lagi?" tanya Zirena heran
"gak ada apa apa sih,cuma mau ngasih ini" dia memberikan setangkai bunga mawar merah pada Zirena
"hah?bunga! Lo malem-malem datang kerumah gue cuma mau ngasih bunga. Gk penting banget si Juan,gue kira apaan coba" ucap Zirena setengah pingsan (gak deng boong)
"tadi cuma kebetulan aja lewat toko bunga,trus gue langsung keinget lo deh. Gimana romantis gk?" pertanyaan yang membuat Zirena kaget
"romantis darimana nya coba,gak romantis sama sekali" jawabku sedikit jutek
"namanya juga usaha Zi" ujarnya setengah cemberut.
Karena merasa kasian Zirena pun menerima bungan pemberian Juan,dan Juan terlihat senang.
"yaudah kalau gtu gue pulang dulu,see you tomorrow Zi" katanya sambil melenggang pergi
"tuh anak kenapa tiba tiba jadi banyak ngegombal ya,keselek apaan coba" gumam Zirena pada dirinya sendiri

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam,karena mengantuk Zirena tidak jadi untuk melihat kakaknya.
Ia pergi ke kamarnya lalu tidur.

JUAN POV

Suatu kebanggaan tersendiri bagi diriku ,saat Zirena menerima bunga pemberian dariku. Saat tengah berada dalam perjalanan pulang tak sengaja aku bertemu dengan Laura teman sekelasku yang sedang berjalan dijalanan yang sepi. Entah apa yang dia pikirkan tapi dia terlihat seperti tidak memiliki tujuan. Kemudian aku turun dari motor dan langsung mendekatinya

"Laura?" sapaku yang membuat dia kaget
"Juan! Akhirnya gue nemuin orang disini,gue takut banget sumpah gue takut." ucapnya dengan wajah yang sedikit pucat
"ada sebenernya,dan ngapain lo disini malem-malem" tanyaku yang kemudian dipeluk olehnya. Dia menangis karena ketakutan,entah apa yang membuatnya takut aku tidak tahu sama sekali.

Karena merasa kasian akupun mengantarkan dia pulang kerumahnya,diperjalanan menuju rumahnya dia tidak bicara sedikitpun. Seperti ada sesuatu yang membuatnya trauma yang terus ia pikirkan.
Sesampainya dirumah Laura,ia memintaku untuk mampir sebentar sambil menunggu orang tuanya pulang. Dengan terpaksa aku pun menurutinya.

Dirumahnya terlihat sepi,mungkin hanya ada dia seorang disini.
"Laura?udah mau cerita?gue khawatir sama sikap lo yang cuma diem gk ngomong apa apa" tanyanku yang dibalas anggukan olehnya

"gue hampir diperkosa sama tukang ojek online" jawabnya dengan mata yang menahan tangis
"hah? Tp itu gk terjadi kan? Oke,tenang. Coba lo cerita lebih detailnya" ucapku pada Laura
"awalnya gue mau pulang kerumah, habis dari rumah Miland. Tapi berhubung Miland gak bisa anterin gue pulang, akhirnya gue pesen ojek online. Saat di perjalanan tukang ojeknya malah bawa gue ketempat yang sepi,gak ada orang sama sekali. Trus gue tanya sama tukang ojeknya kalau ini bukan arah pulang,tapi dia malah bilang buat potong jalan aja katanya. Dan gue kira bener potong jalan" suara Laura begitu parau dan sempat terdiam karena air mata yang terus mengalir. Aku coba untuk tetap mendengarkannya.
"dia turunin gue dan paksa gue buat buka baju tapi gue gak mau,gue coba buat ngelawan tp tenaga gue gak ada apa-apanya di banding dia. Dan gak sengaja gue ambil batu trus pukul kepalanya pake batu,disitu gue takut dan gak bisa apa-apa. Dia mati juan,dia mati." tangisnya pecah, dan disitu aku reflek meluk dia dan coba untuk membuat dia tenang.

"tenang aja,kalau nanti polisi datang buat cari lo biar gue yang jadi saksi" kataku dengan percaya diri

CINTA DAN BENCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang