✎ . . .
"Menurut kalian arti teman itu apa?"
"Keluarga."
"Arti teman bagiku adalah rumah kedua."
"Tempat berkeluh kesah."
"Artinya teman ya teman lah, apa lagi?"
"Susah emang nanya sama orang bego."
Story by : @kristsyc & @jurunhoro
Jangan lupa beri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini semua anggota Tarka berkumpul di kantin untuk membahas soal perkemahan mereka yang akan di adakan di puncak sore nanti.
Berhubung Jaehyun dan Eunwoo merupakan salah satu panitia dari acara tersebut mereka sepakat menggabungkan anak-anak Tarka jadi satu kelompok dan tentu saja hal itu tidak di ketahui oleh panitia lain.
Saat yang lain asik membagi tugas, seorang gadis malah sibuk memperhatikan seseorang dari balik tembok.
Gadis itu tersenyum puas karena berhasil memasukan sebatang coklat kedalam tas orang tersebut.
"Jung Chaeyeon!" teriak seorang pria dari belakang.
Chaeyeon yang tadinya asik mengintip dengan cepat membalikan badannya terkejut.
"Eunwoo?"
"Ngapain kamu di sini?" pria itu kemudian ikut melirik dari balik tembok, mencoba untuk mencari tahu apa yang di lakukan gadis di depannya itu.
"Aku tadi lagi ada urusan, tapi sekarang udah selesai kok," ucap Chaeyeon dengan setenang mungkin.
"Yaudah ayo ke kantin, anak lain pada nyariin kamu." Eunwoo kemudian menarik tangan Chaeyeon, membawa gadis itu menuju ke area kantin.
Chaeyeon yang di tarikpun hanya mengikuti langkah pria di depannya pasrah sambil sesekali melirik ke belakang.
***
Mingyu berjalan beriringan dengan Seokmin menuju ke parkiran. Hari ini kedua pria itu sepakat untuk singgah ke supermarket sebentar sebelum pulang ke rumah untuk mengambil perlengkapan kemah mereka.
Saat memasuki area parkir kampus, dari kejauhan tampak dua orang gadis sedang asik kejar-kejaran seperti Tom dan Jerry.
Salah satu gadis itu berlari lebih cepat sambil sesekali menoleh ke belakang untuk mengejek temannya itu.
Keduanya terus berlari sampai akhirnya gadis yang berlari lebih cepat itu tak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri.
'Habislah aku,' batin gadis itu lalu memejamkan kedua matanya. Ia sudah pasrah jika nanti tubuh mungilnya jatuh terhempas ke atas lantai.
Namun setelah beberapa detik berlalu apa yang ada di pikiran gadis itu tidak terjadi sama sekali. Ia merasakan sebuah tangan besar sedang menopang tubuhnya.
"Lo ga apa-apa, kan?" tanya pria yang sedang menahan tubuhnya itu.
Perlahan gadis itu membuka kedua matanya. "M—Mingyu?"