PART 6

3.5K 186 2
                                    

Selamat Membaca🤗

🍃🍃🍃

Matahari keluar dari peraduannya dengan malu-malu. Seorang gadis tertidur pulas sejak kemarin sore, matanya sembab dan nafasnya masih tak beraturan, sesekali Ia sesegukan dalam tidurnya. Saking lelahnya Ia menahan sesak yang sedari tadi membuat hatinya perih.

Tirai kamar itu dibuka perlahan, cahaya menerobos masuk dan mengenai gadis yang sedari tadi tak bergeming dalam tidurnya. Sesekali gadis itu mengerjapkan matanya hingga akhirnya Ia terbangun dan melihat langit-langit yang berbeda.

Suasana ruangan yang asing bagainya. Ia mengedarkan pandangan kesemua penjuru kamar dan kembali mengingat-ngingat apa yang sudah terjadi padanya. Setelah semua ingatan akan kejadian kemarin dialami, gadis itu tak bisa menahan rasa sakit didadanya. Ingatannya berputar-putar seolah-olah kejadian itu adalah mimpi buruk dalam hidupnya, namun sayang semua itu adalah kenyataan.

“Panggilkan aku penghulu yang tadi” ujar Raihan pada anak buahnya.

Dengan sesegera mungkin anak buahnya memanggil penghulu yang tadi dan langsung membawanya ke hadapan Raihan. Ira terus berontak berusaha melepaskan diri, namun tangan lelaki itu lebih kuat dari tenaganya saat ini. Gadis itu sudah tidak berdaya karena melihat keadaan yang saat ini menimpanya, tubuh sang Ayah sudah dipenuhi darah dan lelaki yang akan mengucapkan ijab Qabulpun sudah tergeletak tak berdaya yang tak jauh dari hadapannya. Gadis itu hanya bisa pasrah menerima perlakuan lelaki bejat yang menjadi sumber masalah ini.

“Cepat nikahkan aku dengannya !” seru Raihan pada penghulu yang sudah berada di hadapannya.

“Taa.. Tapi tuan...”

“Cepat atau pistolku ini menembus kepalamu” Ujar Raihan tak main-main dengan ucapannya.

Mendengar itu, Humaira menatap Raihan dengan tatapan yang penuh dengan kebencian. Ingin sekali Ia membunuh lelaki itu sekarang juga tapi melihat kondisinya saat ini tidak memungkinkan. Ia hanya sendiri, sedangkan Raihan membawa begitu banyak pasukan bersenjata. Bisa-bisa Ia yang nantinya akan mati duluan.

“Kamu akan menjadi saksi pernikahanku dengan putri mu ini Dika!” seru Raihan lagi saat melihat Dika yang tidak terima dengan apa yang dilakukan Raihan.

Ijab Qabul sudah di ikrarkan, Raihan sudah sah menjadi suami Humaira. Gadis itu menangis sesegukan saat Raihan mengucapkan kata-kata yang harusnya di ucapkan oleh Rico.

Beberapa saat setelah itu, gadis itu sudah tidak bisa menahan rasa sakit di kepalanya, ucapan Raihan, pembunuhan terhadap keluarganya membuat pikirannya melayang-layang hingga akhirnya Ia terjatuh dan pingsan tepat di hadapan Raihan.

Ruangan yang sepi itu membuat gadis itu bebas menangis dalam isakan yang berpacu dengan air mata yang sudah membasahi pakaiannya.

Tunggu, bukankah kemarin Ia menggunakan gaun pengantin? Kenapa sekarang Ia menggunakan piama tidur? Humaira menyilangkan tangannya di dadanya. Pikirannya sudah berkelana mencari tau apa yang sebenaranya terjadi semalam.

“Sudah bangun? Makanlah, kau pasti lapar” Raihan meletakkan piring makanan di atas nakas.

“Kamu? Apa yang kamu lakuakan padaku? Mana gaun pernikahanku?” tanya Ira dengan suara yang serak.

Raihan menunjuk ke arah lemari yang berada di pojok kamar. “Disana”

Ira bangkit dari kasur dan mencoba berjalan ke arah lemari, tapi Ia tidak bisa menahan tubuhnya karena kondisinya belum stabil. Melihat Ira terjatuh Raihan langsung memegang bahu gadis itu.

HUMAIRA (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang