PART 49

1.9K 119 6
                                    

Selamat membaca🤗
💙❤

...

Gilang berjalan mondar mandir di kantor polisi, setelah pulang dari rumah sakit menjaga Kinara yang koma setelah pengakuan Kenan waktu itu, Gilang gusar, pikirannya kemana-kemana.

Belum menyelesaikan masalah ini, lagi datang masalah baru. Sekarang, ia tengah kebingungan mencari pengacara untuk Raihan. Dua hari setelah penangkapannya, tidak ada pengacara yang berani mengambil risiko dengan kasus ini. Ada pengacara yang mau membantunya, tapi Raihan enggan berbicara dan menyampaikan kebenarannya. Hingga, pengacara itu lelah dan mengundurkan diri untuk menangani kasus itu.

"Aku tidak ingin bebas!" Itulah kata-kata yang sering Raihan lontarkan.

“Apa yang harus kita lakukan, Yudha?” kini Gilang sedang bersama Yudha. Yudha ikut terlibat dalam penangkapan Raihan, ia masih belum percaya akan apa yang terjadi. Saat melihat sahabatnya itu, ia tahu kalau ini bukanlah salahnya. Ada sesuatu yang mengganjal.

“Aku sudah menghubungi teman-temanku yang menjadi pengacara, tapi tidak ada yang berani mengambil kasus ini. Kekuatan dan kekuasaan Kenan dan Gerald si pemilik perusahaan tekstil itu membuat orang-orang takut.”

Gilang mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia sudah berbicara dengan papa-nya untuk membebaskan Raihan, tapi, papanya acuh dan tidak peduli dengan apapun itu. sudah gelap mata akan dendam di masa lalu.

“Tolong lakukan sesuatu, Yud. Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan sepupuku.”

“Cihh, kau seperti anak gadis saja.” Celetuk Yudha dan masih di dengar oleh Gilang. "Itu akan percuma jika Raihan sendiri tidak ingin bebas, bodoh!"

“Jika tidak ada pengacara yang mau menangani kasus ini, apakah Raihan akan ditetapkan menjadi tersangka dan dipenjara? Urusan mau atau tidaknya biar aku yang mengurusnya nanti.” Yudha mengangguk, iapun tidak tahu harus melakukan apa. Ketika ada pengacara yang bersedia menangani kasus ini, Raihan malah tidak ingin angkat bicara.

“Aku yang akan menjadi pengacaranya.”

Suara itu menghentikan perdebatan dua lelaki yang sama-sama kebingungan itu. Menatap pada seorang perempuan yang tidak lain dan tidak bukan adalah istri dari Raihan.

“Ira?” ucap mereka bersamaan. Ira tersenyum, dibelakangnya ada Via dan juga Farhan.

“Hey, kenapa wajah kalian seperti melihat hantu?  Biasa aja dong.” Desisnya. Ia mendapat tatapan aneh dari Yudha dan Gilang.

“Tapi—kenapa kamu kesini?”

“Tentu saja untuk membantu suamiku.”

Gilang menghela napas jengah, apakah bisa? Pasalnya Raihan sendiri tidak ingin bicara dengannya. Tapi, semoga dengan adanya Ira, Raihan mau mengatakan sesuatu. Setelah mendapat persetujuan dari Farhan, Ira diantarkan kemari. Tidak ingin membiarkan adiknya sendirian karena kehamilan Ira membuatnya cepat lelah.

Ia juga tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Raihan. Walaupun ia yakin kalau adik iparnya itu tidak mungkin melakukan pemerkosaan terhadap Areeza yang sudah di tahu sebagai bagian dari masalalu Raihan.

“Boleh aku menemuinya?” Ira sudah tidak sabar ingin bertemu dengan suaminya. Entah apa reaksi Raihan nanti, yang jelas ia sudah sangat merindukannya.

Gilang dan Yudha saling tatap, kemudian mereka berdua mengangguk. Yudha mengantarkan Ira menunggu diruang besuk. Jantungnya berdebar, tangannya dingin.

Apa yang akan dia katakan nanti? Ia sudah menyusun kata-kata sepanjang perjalanan tadi. tapi, kata-kata itu terbang bersama angin dan rasa gugupnya.

HUMAIRA (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang