PART 52 (END)

4.1K 138 25
                                    

Selamat membaca🤗

...

Angin malam menerpa wajah seorang pria yang sedari tadi gusar di ruang kerjanya. Setelah sambungan telepon itu tertutup, rahangnya mengeras dan tangannya terkepal kuat. Ini benar-benar gila.

Gilang yang mendapat kabar kalau Ira diculik menjadi kacau. Bagaimana tidak? Penculiknya mengatakan itu tepat pukul 10 malam. Persidangan dilakukan besok pagi, Ira adalah kunci untuk besok. Sial! Ini pasti ulah dari Kenan—Papanya. Ia membanting melemparkan buku-buku yang ada disekitarnya. Ia mencari nomor yang bisa ia hubungi, Farhan.

“Hallo, Han. Ira diculik! Baru saja penculiknya menghubungiku. Aku yakin ini adalah ulah papaku.” katanya dengan nada khawatir.

APA? Kurang ajar! Aku akan mencarinya sekarang!”

Ditempatnya, Farhan yang baru saja mendapatkan kabar kalau Ira diculik segera mengerahkan anak buahnya untuk mencari adiknya. Semua sumpah serapah dia keluarkan.

Akan ku bunuh kalian jika terjadi sesuatu pada adikku.

Farhan mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Tidak peduli dengan mobil yang sudah mengklakson dan marah-marah karenanya. Ia hanya ingin adiknya segera ditemukan. “Bedebah sialan! Ini pasti akal-akalan mereka agar Raihan tidak bisa bebas!”

Setelah pencarian panjang dan juga mencari keberadaan Kenan. Tepat di rumah mewah besar itu sudah ada Gilang yang menunggunya. Mereka masuk setelah dibukakan pintu.

“Dimana adikku?”

Kenan tersenyum miring bersama seorang pemuda yang terlihat santai. “Kenapa kau mencarinya disini?”

“Aku tahu kalau kau yang menculiknya!”

Kedua lelaki itu tertawa, “Kau menuduh kami? Tidak salah?” kata lelaki disamping Kenan. “Sebaiknya kau persiapkan dirimu dan adik iparmu itu untuk sidang besok!”

“Jika kalian berdua terlibat atas penculikan adikku, akan aku habisi kalian. Kau Kenan Abraham,” tunjuknya pada Kenan. “Dan kau, Gerald. Adik dari seorang Antonio, bersiaplah.” Pungkasnya. Mereka kembali dengan rahang yang mengeras. Waktu terus berjalan hingga mereka tidak menyadari kalau waktu persidangan sudah didepan mata.

...

Semua orang sudah berkumpul diruang sidang. Farhan sudah memberitahukan Raihan kalau Ira diculik. Hampir saja ia mengamuk kalau Farhan tidak menenangkannya. 

Mereka tidak tahu harus bagaimana sekarang, tidak ada pengacara yang mau terlibat dalam kasus ini. Apalagi harus menangani kasus yang diberitahukan H-jam. Hakim sudah datang sedari tadi, memberikan waktu tambahan 10 menit untuk menunggu. Menunggu siapa? Mereka tidak tahu keberadaan Ira!

Kenan dan Gerald tersenyum sinis, kemenangan akan berpihak pada mereka. Disisi lain Raihan sudah tidak bisa menahan amarah. Jika terjadi sesuatu pada istrinya, ia tidak akan membiarkan orang yang telah melukai istrinya hidup dengan tenang. Matipun tak akan dia biarkan, karena itu terlalu mudah untuknya.

“Waktunya tinggal satu menit. Jika tidak ada pengacara yang datang, persidangan ini akan ditetapkan karena tidak ada pembela dari pihak tersangka.” Hakim ketua mengintrupsi. Keadaan semakin tegang, tidak dengan pihak Kenan. Ia tersenyum mengejek.

Suara pintu terbuka, semua yang ada disana melihat kearah pintu. Dua orang perempuan berdiri dan satu orang perempuan menggunakan kursi roda. Wajah Kenan dan Gerald seketika pias. Berbeda dengan Raihan, ia bernapas lega.

“Mohon maaf, hakim ketua. Saya datang terlambat.” ujarnya dengan wajah yang cukup tenang dan terlihat segar.

Perempuan yang tidak lain adalah Ira dipersilakan mengambil tempat, sebelum itu dia menatap Kenan dan Gerald dengan smirik yang siap mengubah hidup mereka. Sedangkan kedua perempuan lainnya adalah Rossa dan Areeza. Rossa duduk didekat Gilang, Areeza duduk disebelahnya karena menggunakan kursi roda.

HUMAIRA (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang