PART 2

4.6K 215 1
                                    

Selamat Membaca🤗

🍃🍃🍃

Matahari menerobos dari peraduannya, menampakkan senyum hangat dari sang mentari yang kian menambah semangat di pagi hari ini.

Hari ini adalah hari Sabtu, Ira sedang berjalan sendirian di taman dekat kompleks perumahan dekat dengan rumahnya. Menikmati suasana pagi dengan berjalan-jalan membuat hati dan pikirannya menjadi lebih tenang.

Sayup-sayup terdengar suara burung yang bersahut-sahutan. Gadis itu tersenyum simpul kemudian beranjak dengan cepat meninggalkan tempat itu. Langkahnya didukung oleh celana yang digunakan. Yah, Ira menggunakan celana training dengan baju kaos berwarna biru dan jilbab senada. Berjalan pagi sambil mengingat-ngingat kembali gerakan yang tempo hari tidak sempat di terapkan karena kesibukan yang benar-benar padat.

Kutuliskan tentang cara ku menemukan dirimu

Tentang apa yang membuat ku mudah berikan hati ku padamu

Takkan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan cantik mu....

Gadis itu bersenandung sambil berjalan dengan hadset di telinga nya. Mendengarkan lagu kesukaannya.

Bila habis sudah cinta ini

Tak lagi tersisa untuk dunia

Karena telah ku habiskan

Sisa hidupku hanya untukmu..

“Tolong.....!!!” pekik suara dari tempat yang tak jauh dari Ira berdiri.
Ira berhenti saat sepertinya ada yang mengganggu pendengaran nya.

Gadis itu membuka hedset, menajamkan pendengarannya dan berusaha mencari sumber suara yang sempat terdengar olehnya tadi.

“Tolong...!!!” teriakan itu makin kencang dan Ira berusaha mempercepat langkahnya dan berusaha mencari orang yang minta tolong tersebut.

Setelah berjalan dan berlari mencari sumber suara, Ira berhenti gang yang memang disana terdapat jalan buntu. Ia menyipitkan matanya saat dilihat seorang anak kecil yang kira-kira berusia 9 tahun dikerumuni tiga orang lelaki berbadan besar dan tinggi. Anak lelaki itu masih menggunakan seragam sekolah.

“Apa yang dilakukan orang itu?” gumam Ira.

Suara terbahak-bahak lelaki bertubuh tegap itu membuat Ira mendekat dan mencari tahu apa yang terjadi. Tentunya dengan menajamkan indera pendengaran dan penglihatannya. Ia mengintip dibalik tembok yang berada diujung jalan.

“Hahaha.... Dasar bocah tengil..! Mau lari kemana lagi kamu hah?” Ujar salah seorang lelaki berambut gondrong.

“Pasti bos senang nih, kita dapat anak yang diinginkan” sahut seorang berambut kriting sampai bahu.

Bocah itu hanya menangis sesegukan. Saat salah seorang lelaki itu akan menangkap bocah itu, Ira langsung memberanikan diri menghentikannya.

“Ehem, lepaskan anak itu” ujar Ira sambil berjalan dengan perlahan menuju lelaki bertubuh besar itu.

“Mau apa kau nona? Jangan ikut campur urusan kami” kata lelaki kriting itu dengan suara yang serak.

“Kalian ini penculik ya tuan? Kenapa kalian menculik anak kecil itu?” tanya Ira dengan berbasa-basi.

Ketiga pria itu saling tatap, “Tentu saja nona, Kau juga ingin ku culik? Hahaha” jawab lelaki yang berambut agak rapi.

“Heii.. Kalian ini hanya berani dengan anak kecil dan seorang wanita? Hah! Cemen sekali kalian” Ira berusaha menciutkan mental ketiga lelaki itu.

HUMAIRA (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang