PART 24

3.2K 156 8
                                    

Ada yang rindu? Hehe ^^

Betewe Matur Tampi Asih untuk 2K readers😘😘❤❤
Terharu akutu😘❤



Selamat Membaca🤗

🍃🍃🍃


Mobil Raihan menembus jalan raya yang begitu padat, niatnya ingin makan di restoran di urungkan dan memilih jalan-jalan di pasar malam. Ini bukan keingin Raihan, melainkan Ira. Ia ingin sekali memainkan permainan yang ada disana.

Biasanya di pasar malam ini ada begitu banyak permainan yang dapat di mainkan dan itulah yang membuat Ira senang. Melihat Ira yang begitu antusias membuat Raihan senang.

Lelaki itu menggulung kemejanya sampai siku, rambutnya Ia biarkan acak-acakan dan menambah kadar ketampanannya. Sungguh, Ia lebih tampan dengan keadaan seperti itu.

“Aku ingin main itu!” tunjuk Ira pada permainan menembak kaleng dengan pistol yang diisi oleh peluru tapi bukan peluru sungguhan. Hanya peluru yang terbuat dari bahan plastik yang jika mengenai orang tidak terlalu sakit.

“Jangan lari-lari Ira, nanti kau jatuh!” peringat Raihan.

Raihan mengikuti Ira yang berlarian karena saking senangnya seperti anak kecil. Sungguh berbeda dengan sikapnya yang awalnya sangat galak padanya beberapa hari lalu.

“Pak! Saya mau main” katanya sambil tersenyum manis pada bapak-bapak pemilik lapak tempat itu.

“Ini neng” kata bapak itu sambil menyerahkan satu buah pistol mainan itu.

Ira sudah memegang pistol itu dan siap membidik sasarannya yaitu tumpukan kaleng yang sudah di susun di depan sana, belum saja mau melesatkan pelurunya Raihan datang dan mengatainya.

“Mau aku bantu?” tanyanya.

“Kau meragukanku?”

“Bukan seperti itu, biar aku yang mengambilkan boneka itu untukmu” kata Raihan mengambil alih pistol itu.

“Hey, ini tidak adil! Kau bisa mengambil pistol yang lain kan? Itu punyaku!”

Ira berusaha mengambil pistol di tangan Raihan sambil merengek. Raihan senang melihat ekspresi Ira yang seperti itu. Sangat menggemaskan dan lucu. Pipinya seperti bapao yang siap di lahap.

“Baiklah, kau meragukanku kan? Kita buktikan siapa yang bisa melesatkan peluru terbanyak dan tepat sasaranlah pemenangnya. Bagaimana?” tawar Ira.

“Apa untungnya jika aku menang?”

Ira berpikir sejenak, “aha, yang menang boleh meminta satu permintaan, hanya satu” tegasnya.

Raihan menatap Ira kemudian mengangguk ragu, dalam hatinya mengatakan bahwa Ia akan menang. Dengan cepat mereka berdua menembakkan pelurunya ke arah sasaran.

Bapak pemilik lapak itu hanya diam menyaksikan dua insan yang sedang bertanding itu. Raihan dan Ira tidak mau kalah, Ira melesatkan pelurunya tepat sasaran begitupun Raihan.

“Ternyata dia hebat juga” batin Raihan. ia tidak menyangka jika Ira bisa menembakkan tiga peluru dengan tepat sasaran. Hingga akhirnya skor seri dan Ira tidak akan membiarkan itu.

“Skornya seri” gumam Ira. “Satu kali lagi, dan bersiaplah untuk kalah” ujar Ira pada Raihan.

Mereka berdua sudah siap untuk menembakkan pelurunya disana. Saling tatap sejenak kemudian kembali fokus pada sasaran.

HUMAIRA (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang