PART 42

2.4K 108 8
                                    

Yang minta update, sudah update ya😊
Untuk besok, mau update lagi?
Langsung koment saja😋

...

Selamat Membaca🤗

🍃🍃🍃

Dalam hidup ini, seseorang pasti mempunyai masalalu. Baik itu masalalu yang kelam ataupun yang cerah sekalipun.

Siapa yang menginginkan masalalu yang kelam dalam hidupnya? Tidak ada yang menginginkan itu. Setiap insan pasti menginginkan masa-masa indah dalam hidupnya. Namun, masalalu tetaplah masalalu, jalani masa yang sekarang dan akan datang. Jangan terus melihat kebelakang jika itu membuatmu jatuh.

Raihan telah menceritakan semuanya pada Ira. Tentang masalalunya bersama Vania. Dimana saat bersama perempuan itu ada rasa sakit teramat dalam yang ia dapatkan. Sebuah pengkhianatan.

Vania, seorang gadis ceria yang ia kenal telah mengkhianatinya dengan menyembunyikan identitas aslinya demi mendekatinya dan mendapatkan keuntungan dari sana.

Namun, siapa sangka, ditengah keterpurukannya, ia berhasil melewati itu. Walaupun pada akhirnya pertemuan tak terduga dengan perempuan itu terjadi saat ia sudah berhasil membuang semua tentangnya.

Saat itu Raihan tengah menunggu seseorang yang begitu berharga baginya. Seorang wanita yang saat ini selalu dalam hatinya. Disalah satu gedung bertingkat itu, matanya tak lepas mengitari sekelilingnya, berharap orang yang ia tunggu segera datang. Lama ia menunggu hingga akhirnya perempuan itu datang dengan senyum yang selalu ditunjukkannya.

“Sudah lama menunggu ya?” senyum itu tidak pernah pudar dari wajahnya.

“Tidak juga, baru beberapa jam.”

“Baru beberapa jam kau bilang tidak lama? Aku jadi merasa bersalah.” Sesalnya, ia menatap manik yang selalu teduh itu. “Ada apa kau memintaku kemari?” tanyanya ketika ia baru ingat kenapa lelaki didepannya ini mengajaknya bertemu malam-malam seperti ini.

“Oh itu, aku ingin mengatakan.. Emm aku—“ ia gugup, tidak seperti ini. Ini pertama kalinya ia merasakan hal berbeda dalam hatinya. “Aku—Maukah kau menikah denganku?”

Perempuan disampingnya terdiam, smirik di bibirnya samar, tak kentara. Antara senang arau tidak dengan ucapan dari lelaki yang dikenalnya sudah hampir satu tahun ini. “kau tidak mengenalku dengan baik Malik. Kita bahkan belum setahun mengenal.”

“Apakah perlu waktu bertahun-tahun untuk menjadikanmu milikku? Perasaan ini tumbuh tanpa bisa aku komandoi.”

“Bukan begitu Raihan Malik Widjaja, aku begitu tersanjung dengan permintaanmu itu. Tapi ketahuilah, kau belum mengenalku sepenuhnya.”

Ada sesal yang teramat dalam dari setiap kata yang terucap. Ada harap yang begitu besar dari sebuah permintaan yang terlontarkan. Kiranya akan semudah itu, tapi ternyata tidak.

“Apa kau tidak memiliki perasaan yang sama padaku, Vania?”tanyanya lirih, perempuan disebelahnya terkejut dan menggeleng lemah. “Bukan seperti itu, aku takut kau kecewa.”

“Apa yang membuatmu berpikiran seperti itu, Van?”

“Sudah ku katakan, kau tidak—“

“Tidak mengenalmu sepenuhnya. Ayolah, kita sudah bersama hampir satu tahun.” Katanya sambil mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa perempuan yang begitu dicintai berkata seperti itu padanya.

HUMAIRA (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang