PART 23

3.3K 164 23
                                    

Selamat Membaca🤗


🍃🍃🍃


Pagi ini sesuai kesepakatan semalam dengan Kinara, Ia akan mengikuti pengajian rutin setiap hari Ahad, Via pun ikut bersama mereka. Ibu-ibu kompleks memperhatikan mereka bertiga dengan tanda tanya besar di pikiran mereka. sesekali ibu-ibu itu saling berbisik dan menatap dengan tatapan selidik.

“Tidak usah di hiraukan, mereka hanya iri dengan kecantikan menantu Mama,” ujar Kinara dan membuat Ira tersenyum malu.

Sampai di rumah Bu RT, Kinara langsung duduk dan memperkenalkan Ira pada Ibu-Ibu sekaligus teman kajiannya dengan wajah yang tidak pernah lepas dari senyuman.

“Ternyata neng Ira lebih cantik aslinya daripada lihat di Tv” ujar Bu RT kepada semua orang yang mengikuti kajian.

“Iya bu bener, lebih cantik aslinya. Apa sih rahasianya neng?” tanya salah seorang Ibu yang menghadiri kajian itu.

“Huss, jangan ganggu menantuku. Kita kesini kajian kan Bu RT?” ujar Kinara sambil mengeluarkan candaan khasnya. Ira hanya tertunduk dan tersenyum malu-malu. Seperti itulah suasana saat kajian, sebelum memulainya ada saja omongan yang di bahas.

“Sudah-sudah, yuk kita langsung mulai saja ya kajiannya. Ustadzahnya sudah datang,” ujar Bu RT menghentikan banyak pertanyaan padanya.

Kajian ini di isi oleh seorang ustadzah yang sekaligus orang kompleks ini. tema kajiannya kali ini adalah Istri Shalihah. Ustadzah itu memulai dengan mengucapkan basmallah.

“Ibu-ibu tau tidak, cara menjadi istri shalihah itu sangat mudah. Menaati perintah suami jika itu demi kebaikan juga termasuk di dalamnya. Contohnya ni ya ibu-ibu sekalian, ketika keluar rumah harus izin dulu sama suami. Kalau tidak izin terlebih dahulu, “Diharamkan bagi seorang wanita keluar rumah suaminya tanpa seizinnya, kecuali karena darurat atau kewajiban syari’at” (Adab Syari’iyah : 3/375). Nah, jadi ibu-ibu kalau mau keluar rumah mesti izin dulu ya sama suaminya. Dosa kalau tidak izin, mau jadi istri shalihah, ikuti perintah suami” ujar ustadzah itu.

Ira terdiam dengan penuturan ustadzah itu, Ia tahu tentang itu tapi kenapa Ia sampai lupa jika sudah berada di dekat Raihan. Ia tahu tentang agama, tentang berbakti kepada suami, tentang hak dan kewajiban suami istri, tapi Ia di butakan oleh dendam yang membuatnya jatuh pada lubang yang dia buat sendiri. Jadi ini maksud kecemasan hatinya beberapa hari ini. Ia sangat kacau sekarang, air matanya menetes tapi diam-diam Ia usap agar Kinara tidak menyadari tangisnya.

“Kau benar, Tuhanku sudah membolak balikkan hatiku. aku istri yang buruk.” batinnya.

Setelah acara pengajian selesai mereka pulang. Ira masih diam dan enggan untuk bicara. Kata-kata ustadzah tadi masih terngiang di benaknya.

“Ira?” panggil Kinara, yang di panggil hanya diam dengan pikirannya sendiri.

“Ira?” panggil Kinara lagi dan membuat Ira terkejut.

“I-iya Ma?”

“Sayang kamu kenapa? Dari tadi kamu diem terus” ujar Kinara yang melihat menantunya sedari tadi diam.

“Ira tidak apa-apa Ma, mungkin karena tadi malam Ira begadang” ujarnya.

“Kalau kamu sakit bilang ya sayang” ujar Kinara sambil merangkul Ira.

Saat akan sampai di rumah, Kinara melihat tukang sayur yang sering lewat di depan kompleks. Ia ingin membeli beberapa bahan untuk di masak. “Kamu bangunin Rei aja ya sayang, suruh makan dulu nasi goreng yang kamu buat tadi sebelum ke pengajian” ujar Kinara dan langsung di angguki oleh Ira.

HUMAIRA (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang