15- Tanda terima kasih.

10.5K 603 6
                                    

Jangan lupa vote ⭐ sebelum baca

Coment 🙏 setelah baca

Trims dan happy reading 😉

Follow me juga yah on Shawnecha

***

"Kenapa harus romantis hanya untuk menunjukkan kalau kamu peduli padanya? Cukup lindungi dia dengan nyata bukan cuma gombalan semata."

Senin itu hari yang paling menyebalkan. Kenapa harus ada senin? Kenapa gak langsung selasa aja? Mungkin semua orang akan mengatakan hal seperti itu.

Entah kenapa di hari senin itu, rasanya waktu berjalan sangat lambat atau berubah. Bukan 24 jam tapi 2x24 jam bahkan lebih.

Intinya senin itu menyebalkan!

Satu lagi. Apalagi untuk sekolah yang hari seninnya ada upacara dan tiba-tiba matahari sangat bersemangat untuk menyinari bumi. Giliran jam olah raga, mataharinya malah bersembunyi dan hujan yang bersemangat membasahi bumi.

Senja. Cewek itu menggerutu kesal karena cuaca yang panas sampai seakan membakar kulitnya. Dia bergerak gelisah dan tidak nyaman di barisannya.

Pagi yang sedari tadi berjalan untuk mengawasi anggotanya terus memperhatikan Senja yang tak bisa diam tenang.

Pagi melewati cewek itu dan berbisik kepada seorang cewek yang berdiri paling depan di samping Pagi.

Cewek itu menganguk dan mundur ke belakang.

"Eh? Kamu mau ngapain?" Tanya Senja bingung.

"Gue sakit perut nih. Lo gantiin gue di depan yah?"
Cewek itu menatap Senja dengan wajah memelasnya sambil terus memegangi perutnya.

Pagi yang berdiri di sana hanya tersenyum kecil.

Jago acting juga ni bocah. Lupa, cewek kan emang suka drama. Batinnya.

"Please?!"

Karena tidak tega. Akhirnya Senja menganggukkan kepalanya dan berganti posisi berdiri di samping Pagi.

Pagi menggeser sedikit tubuhnya dan memperbaiki posisi tubuhnya agar cahaya matahari tidak mengenai cewek itu.

Tubuh Pagi yang lebih tinggi tentu menghalangi matahari itu memaparkan tubuh Senja.

Pagi merogoh saku celanannya dan mengeluarkan sapu tangan dari dalamnya. Pagi memberikannya untuk Senja, sedangkan cewek itu malah menatap Pagi bingung.

"Lo keringetan. Nggak mandi lo?" Ucap Pagi Sarkastik.

Ini cowok nggak ada romantis-romantisnya. Batin Senja heran.

Senja malah membayangkan adegan romantis-romantis anak SMA di TV. Walau bukan sebagai pacar, setidaknya cowok itu harus ada sikap romantisnya. Bukan seperti Pagi.

Yakali, cantik-cantik gak mandi terus pergi ke sekolah.

Senja langsung mengambil sapu tangan itu dan mengelapi keringat di dahinya.

"Keringetnya Senja serasa bau parfum, yah? Keringatan ajah cantik." Celutuk Pandu yang entah dimana barisannya.

"Yang cantik mah beda." Balas Sava santai.

"Iya, nggak kayak lo. Keringet lo bau T-REX."

Sava memelototkan matanya dan memukul lengan Pandu dengan sepenuh hati dan penuh cinta.

Senja Pagi [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang