20-Jejak langkah Senja

9.7K 603 9
                                    

SUKA BANGET LAGU DI ATAS 😩 DARI DULU GAK PERNAH BOSEN DENGERNYA😌

DIPUTER SAMBIL BACA, FIX ENAK BANGET 😆

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENT JUGA 🙏

HAPPY READING🤗

***
"Sudah tau belum, salah satu luka yang paling menyakitkan dari apapun yang berdarah? Ketika kamu berjuang namun tak ada yang menghargai perjuanganmu."

Kembali motor itu berhenti di depan area sekolah, dengan orang yang sama dan keadaan yang hampir sama. Pagi ada di sana, bukan sengaja menunggunya namun hanya sekedar kebetulan.

Kebetulan?

Entahlah. Mungkin Pagi hanya tak mau mengakuinya kalau ia mau membuktikan sesuatu.

Sean. Cowok itu menatap Senja dengan lekat, dari atas ke bawah dan kembali lagi ke atas ke manik mata hitam indahnya.

Tubuh gadis itu ditutupi jaket jingga kesukaannya, sebagian wajahnya tertutupi masker dan rambutnya tergerai hampir menutupi wajahnya.

"Gak usah sekolah dulu yah, Bi? Kamu istirahat dulu."

Namun Senja malah menggeleng, di balik maskernya dia tersenyum kecil.

"Nope, i'm okay." Serunya dan Sean hanya bisa menghembuskan napas beratnya.

"Sini,"

Sean kembali memeluk tubuh Senja sangat erat, seolah tak mau membiarkannya pergi namun harus. Tak peduli dengan tatapan para siswa-siswi yang melewati mereka, Sean mengecup singkat pucuk kepala gadis kecilnya dan tersenyum.

"Nanti abang jemput." Ucapnya.

Senja menggeleng.

"Bila pulang sendiri ajah, abang kan ada urusan."

"Tapi abang bisa jemput,Bi."

"Bila gak papa bang. Bila bukan anak kecil lagi, Bila bisa pulang sendiri."

Kembali lagi Pagi menyaksikan PDA yang menyebalkan itu, cowok itu menyeringai sinis namun hatinya benar-benar menggeram kesal.

Ada apa sebenarnya dengan dirinya?

Bukankah Pagi membenci Senja? Bukankah Senja hanya orang asing yang tak sengaja datang untuk mengacaukan hidupnya? Apa sekarang cewek itu juga bermaksud untuk mengacaukan pikirannya?

Hidup Pagi yang tenang dan damai a.k.a datar itu seolah berubah kacau hanya karena seorang gadis yang kini berjalan ke arahnya.

Gadis yang dengan gampangnya mengobrak-abrik emosi dan mood Pagi Edgar Kalingga yang berhati dingin.

Senja menatap. Ralat, hanya sekedar melirik Pagi yang duduk di atas motornya di depan pos satpam dan Senja melengos pergi begitu saja. Mereka bertindak seolah orang asing yang tidak saling mengenal.

Senja berjalan pelan melewati koridor, memilih menaiki tangga daripada lift yang sumpek di jam seperti ini.

Lantai dua.

Lantai tiga.

Puluhan anak tangga dia jalani dengan langkah kaki yang lambat. Sesekali ia meringis kala murid lain berjalan terburu-buru dan tak sengaja menyenggol tangannya atau membenturkan tubuhnya ke dinding.

Dalam hatinya Senja hanya berharap hari ini cepat selesai dan ia bisa pulang dan tidur agar tak merasakan sakit yang luar biasa ini. cewek itu terus menunduk sambil berjalan dan beruntungnya dia datang lebih awal jadi tak masalah selambat apapun dia berjalan.

Senja Pagi [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang