Saat semua murid meninggalkan sekolah satu persatu, sekolah pun menjadi sepi mungkin hanya tinggal beberapa orang yang sengaja menetap di sekolah lebih lama.
"Puja!," teriak seseorang dari belakang Puja.
Sedangkan Puja hanya menoleh melihat siapa yang memanggilnya. Dan ternyata itu adalah Kris."Tunggu dulu," ujar Kris sembari berlari mendekati Puja.
"Ada apa Kris?"
"Pulang bareng yuk!"
"Emangnya kamu bawa motor?"
"Nggak."
"Sepeda?"
"Nggak."
"Terus?"
"Naik angkot lah, ayo!," ujar Kris yang langsung menarik lengan Puja.
"Eh tunggu dulu Kris," cegah Puja.
"Apalagi?"
"Tapi, gimana kalau yang lainnya tau?"
"Tenang aja, temen-temen aku udah pada pulang kok."
"Bukan temen-temen kamu Kris"
"Terus siapa?"
"Ya, yang lainnya Kris, orang lain."
"Oh, itu sih gampang."
"Hah?" tanya Puja yang masih tidak mengerti.
"Ayolah Puja," ajak Kris yang kembali menarik lengan Puja.
Di angkot, mereka duduk terpisah. Kris duduk didepan sedangkan Puja dibelakang. Mereka seperti tidak saling mengenal.
Setelah sampai, Puja langsung memberikan ongkos dan berpamitan kepada Kris melalui anggukan.
Puja berjalan sendirian dikomplek perumahannya yang saat itu sedang sepi. Ia sudah biasa pulang sendiri.Ketika Puja sedang berjalan, tiba-tiba ada yang menutup matanya dari arah belakang.
Bughh!
Puja merasa kaget dan takut itu adalah seorang penculik. Jadi dia membalikan badannya dan langsung memukul wajah pria itu. Jangan salah, dia adalah seorang penari, gak nyambung sih tapi lumayanlah dia juga pernah diajarkan silat dalam tariannya itu."Aduhhh," ringis laki-laki itu kesakitan.
"Yaampun Kris, aku kira kamu penculik. Kamu ngapain disini?" tanya Puja yang langsung saja membantu Kris untuk berdiri.
"Aduh Puja, sakit nih."
"Halah segitu aja lebay."
"Astaga Puja, ini memar loh. Masa kamu bilang cuman segitu aja?"
"Tinggal obatin aja apa susahnya."
"Terus aku pulang dengan keadaan begini?"
"Yaudah obatinnya di rumah aku aja."
"Nah gitu dong" ujar Kris merasa menang.
Setelah sampai di rumah Puja, mereka langsung memasuki rumah Puja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Rembulan
Подростковая литератураPerkenalan yang tidak terlihat istimewa. Perkenalan yang membawamu masuk kedalam suatu tempat dihatiku. Lalu dia pergi sebagaimana senja dan menutup hatiku rapat-rapat serta membawa satu-satunya kunci yang ku punya. Ya, tuan pemilik senyum yang hang...