[15] Operasi

66 6 0
                                        

Rumah Sakit Pusat Jakarta, 24 September 2018

Setelah sampai dirumah sakit, Puja segera ditangani oleh beberapa perawat dan segera memasuki ruang operasi.

"Pasien ini yang akan kita operasi?" tanya dokter muda dan tampan itu.

"Iya dok, pasien ini yang akan segera kita operasi," jawab salah satu perawat disitu, sedangkan dokter itu hanya menganggukkan kepalanya.

Di ruang operasi, keadaan begitu tegang. Karena jika seseorang sudah berada di ruang operasi maka nyawa orang tersebut bisa terancam.

"Mari kita lakukan pembedahan ini dengan baik, jangan sampai ada kesalahan sedikitpun. Karena jika salah satu dari kita melakukan kesalahan walaupun itu sedikit akan berakibat fatal bagi gadis ini," perintah dokter itu dengan tegas.

"Baik dok!" jawab semua orang disana dengan serempak.

Setelah melakukan beberapa tahap dokter itu dibantu oleh asistennya. Tidak hanya dokter itu yang membedah Puja, tapi masih ada dokter serta perawat lain.

Crattt cratt!

"Apa yang kau lakukan?!" semua orang yang ada diruang operasi panik. Bagaimana tidak? Salah satu dokter tidak sengaja memotong sesuatu pada sisi kiri otak Puja dan disana terjadi pendarahan.

"Maaf kan saya dokter, saya tidak sengaja. Maafkan saya,"

"Cepat sedot kembali darah itu menggunakan selang, cepat!" titah dokter tampan itu.

"Baik dok, baik."

"Saya sudah memerintahkan kepada kalian agar berhati-hati, kita sedang melakukan pembedahan pada otak, ini bukanlah hal yang sepele. Untung saja yang dilakukan oleh dokter Rahdi tidak berakibat fatal. Jika saja kalian melakukan kesalahan lagi, saya tidak tahu akibatnya akan seperti apa. Mengerti?!" jelas dokter itu.

"Mengerti dok!"

Operasi pun dilakukan sementara Andhika, Anita, Zahra, dan keluarga yang lainnya sedang menunggu diluar ruangan operasi dengan kecemasan besar yang melanda mereka.

"Ya Tuhan, cucuku," ujar nenek Puja yang sangat cemas dan dibalas dengan usapan pada punggungnya oleh sang suami atau kakek Puja.

Setelah kurang lebih 3 jam mereka menunggu dan akhirnya lampu operasi mati menandakan operasi sudah selesai. Bankar yang membawa Puja pun keluar dari ruang operasi dan segera menuju ke ruang inap.

"Bagaimana dok?" tanya Anita pada dokter itu.

"Aduh, ganteng banget sih dokternya," ucap Zahra dengan tiba-tiba.

"Sebelumnya perkenalkan dulu, saya dokter Arkan yang akan menangani Puja selama ada dirumah sakit ini"

"Oh, perkenalkan saya Zahra. Saya keluarganya Puja" tiba-tiba saja Zahra mendekati dokter Arkan dan memperkenalkan dirinya tanpa rasa malu. Dan dokter Arkan hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan kecil.

"Alhamdulillah operasinya lancar, tinggal menunggu Puja sadar tapi..."

"Tapi apa dok? Anak saya tidak apa-apa kan?"

"Anak ibu akan kehilangan beberapa ingatannya, entah itu ingatan yang mana. Tetapi hanya sedikit memori, tidak banyak," papar dokter Arkan dengan hati-hati.

Kesalahan yang telah dilakukan oleh dokter Rahdi memang mengakibatkan Puja kehilangan beberapa ingatannya tapi hanya sedikit.

"Oh ya satu lagi. Kalau Puja sadar segera panggil kami."

"Baik dok."

"Baiklah semuanya, saya permisi dulu," pamit dokter Arkan dan segera pergi meninggalkan tempat itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja & RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang