Aku sudah tidak tahan menahan beban ini, dan aku pun segera duduk ditanah yang basah akibat hujan tadi sore dengan air mata yang terus mengalir.
DARRR!
Seketika hujan deras serta petir pun turun tanpa melihat siapa yang dihujaninya. Tangisku semakin pecah saat hujan turun karena air mataku tidak terlihat saat hujan.Semesta aku mohon, aku mohon jangan perlihatkan ini semua padaku. Jika Kris bukan untukku, lalu mengapa dia seakan mencintaiku? Mengapa dia seakan menyayangiku? Apakah tidak ada rasa pengertian sedikit saja pada diri Kris? Ya Tuhan ini sungguh sakit.
-Author pov-
Setelah berhasil menyakinkan Puja, Zahra segera mencari-cari Kris. Tapi sepertinya dia tidak menemukan Kris ditempat tadi. "Kemana dia? Berani-beraninya dia nyakitin sepupu gue. Awas aja lo Kris!," ujar Zahra dengan emosi nya.
Tiba-tiba hujan pun mengguyur kota Bandung dengan derasnya.
"Astagfirullah hujan, gue lupa udah ninggalin Puja disana sendirian. Dia kan gak bawa payung," ujar Zahra khawatir dan segera menghampiri Puja di tempat yang tadi ia tinggalkan.
Sesampainya disana, Zahra tidak menemukan Puja. Ia pikir Puja sedang berteduh jadi ia pun segera mencari tempat untuk bertedeuh dari derasnya air hujan.
"Puja dimana sih? Main tinggal-tinggalin aja," ujar Zahra dengan mata yang melihat-lihat keadaan sekitar. Pandangannya menyapu seluruh taman. Tapi hasilnya nihil, Puja masih belum ditemukan.
***
Puja berjalan dengan gontai meninggalkan tempat itu. Sekarang pikiran-nya sedang tidak fokus. Ia tidak tahu akan menuju kemana, asalkan ia pergi meninggalkan tempat itu. Ia tidak ingat bahwa tadi dia pergi bersama Zahra. Semua kenangan bersama Kris tiba-tiba muncul dipikiran-nya. Ia hanya bisa menangis dan menangis sepanjang jalan.Hingga pada saat menyebrangi jalanraya, Puja tidak peduli dengan keadaan jalan raya saat itu. Pikirannya sudah terlampau kacau. Dan....
BRUKKKK!
Terdengar suara hantaman yang sangat keras dari arah selatan. Iya, kasihan sekali nasib gadis malang itu. Puja tertabrak oleh oleh sebuah mobil yang sedang melaju dengan kekuatan yang sangat cepat. Bandan-nya terbanting jauh dari tempat itu. Darah segar pun mulai membasahi jalan raya bersamaan dengan mengalirnya air hujan. Suara teriakan dari pengunjung taman terdengar dimana-mana. Dan para pengunjung taman segera menghampiri Puja yang sudah tergeletak tak berdaya.Sesaat setelah terdengar suara hantaman yang cukup keras, sebenarnya Zahra kepo tapi ia terlampau merasa takut apabila ada kecelakaan seperti tadi. Zahra pun menepis ketakutan nya demi menghilangkan rasa keingin tahuan nya terhadap kejadian tadi. Ia pun segera menghampiri sekerumunan orang itu.
"Misi-misi, saya juga mau lihat," ujar Zahra yang menerobos kerumunan. Sampai lah ia di barisan paling depan dan ia terkejut bukan main. Lututnya lemas tak bertenaga dan mulutnya menganga lebar tak menyangka.
"Pujaaa! Ya Allah Puja, kenapa bisa sampe gini? Astagfirullah. Puja bangun Pujaa, dengerin gue oke, lo harus bisa bertahan Puja. Gue yakin lo bisa bertahan. Tungguin ambulan sebentar lagi yaa, gue mohon Pujaa hiks hikss hikss," Zahra segera menghampiri tubuh lemah Puja dan menaruh kepala Puja di pangkuan-nya.
"Mas mbak kenapa malah diem hah? Tolong panggilin ambulan dong, bukannya malah diem ngeliatin" ujar Zahra dengan nada marah.
"Iya mbak sebentar, dari tadi juga udah dihubungin kok," ujar salah seorang dari kerumunan itu.
"Mana sih kok lama banget mbak," gerutu Zahra yang sudah panik akan keadaan Puja sekarang.
"Yang sabar mbak, ambulan nya sebentar lagi datang," ujar mbak mbak itu yang mulai menenangkan Zahra.
***
Disisi lain, Kris dan perempuan itu baru saja keluar dari kedai kopi yang berada disebrang taman. Mereka kaget karena ada sekerumunan orang dipinggir jalan raya dan segera menghampirinya."Ada apa ini mas?," tanya Kris pada salah satu orang itu. "Ini mas ada yang kecelakaan barusan, dan korban belum dievakuasi oleh rumah sakit setempat," jawab mas itu.
"Oh begitu ya," ujar Kris yang hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya. "Ada apa Kris?," tanya wanita yang dari tadi bersama Kris.
"Itu ada kecelakaan barusan, dan sekarang korban nya belum dievakuasi. Masih ada disitu mungkin korban nya," jawab Kris.
"Kasihan banget ya korban nya," ucap wanita itu. "Iya kasihan."
Kris merasa penasaran dengan korban nya dan segera berjinjit untuk melihat korban kecelakaan itu. Saat berjinjit, ia melihat ke arah Zahra dan mulai heran siapa sebenarnya korban kecelakaan tersebut. Wajah korban tidak terlalu jelas karena terlumuri darah segar di hampir seluruh bagian wajahnya.
Dan ketika Kris lebih meneliti wajah korban, ia pun tercengang dan segera menerobos kerumunan itu.
"Pujaa!"
"Kris tunggu dulu, kamu mau kemana?," ujar wanita itu dan segera menarik pergelangan tangan Kris untuk menghentikan langkah Kris."Aku mau kesana"
"Kamu gak usah kesana, kita disini aja oke"
"Gak bisa na, aku harus kesana sekarang"
"Emang dia itu siapa? Penting banget ya buat kamu?"
"Dia penting buat aku Helena!," sentak Kris pada Hana dan segera meninggalkan Hana yang terdiam. Ya, wanita cantik itu bernama Helena."Puja, bangun Puja. Kamu gak apa-apa kan? Puja, dengerin aku. Maafin aku karena aku udah ngingkarin janji aku. Maafin aku Puja," ujar Kris sembari memegang dan mencium tangan Puja. Menyesal, satu kata yang dirasakan Kris sekarang.
"Hey! Lepasin tangan Puja! Berani-beraninya lo megang tangan dia. Emangnya lo siapa hah?!," geram Zahra yang kaget karena Kris tiba-tiba datang.
"Gue Kris ra, masa lo lupa sih."
"Sorry ya, gue udah lupa sama lo. Lo udah buat janji sama Puja kan? Lo kemana aja dari tadi hah? Puja nyariin lo. Dan dengan seenaknya lo ngingkarin janji lo hanya gara-gara satu cewek. Dan sekarang Puja kecelakaan lo baru dateng? Mau lo apa hah? Kalau sekiranya lo gak bisa nepatin janji lo, lo gak usah bikin janji-janji busuk kaya gitu! Ngerti lo!," emosi Zahra sudah tidak bisa terkontrol saat ini. Ambulan pun datang dan segera mengangkat Puja serta memberikan pertolongannya."Arghhhhhh!," teriak Kris sembari mengacak rambutnya sendiri. Frustasi, kesal, marah, semuanya campur aduk pada diri Kris sekarang. Kalau sampai ada sesuatu yang terjadi dengan Puja, ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
"Gue harus nyusul ambulan itu sekarang" ujar Kris yang segera mengambil motornya untuk menyusul ambulan yang membawa Puja.
"Kris kamu mau kemana? Aku ikut sama kamu ya," ujar Helena yang takut ditinggalkan oleh Kris sendirian.
"Cepet naik"
"Tapi kamu mau kemana Kris?"
"Cepet naik atau nggak aku tinggalin kamu disini. Aku gak punya banyak waktu lagi!"
"I-iya Kris."Kris segera menyusul Puja dengan motornya, diperjalanan pikirannya sangat kacau. Kris mengendarai motor dengan kekuatan cepat dan tidak menghiraukan perkataan yang dilontarkan oleh Helena.
"Kris, pelan-pelan Kris." Kris tidak menjawab sama sekali.
"Kris jangan ngebut!"
"Diam!" Kris sudah tidak tahan lagi dengan ocehan Helena dan segera membentaknya.
Helena tidak habis fikir, bisa-bisanya Kris membentak dirinya bahkan ini adalah yang kedua kalinya. Helena menangis, ya menangis dalam diam dipelukan Kris.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Rembulan
Teen FictionPerkenalan yang tidak terlihat istimewa. Perkenalan yang membawamu masuk kedalam suatu tempat dihatiku. Lalu dia pergi sebagaimana senja dan menutup hatiku rapat-rapat serta membawa satu-satunya kunci yang ku punya. Ya, tuan pemilik senyum yang hang...