8

4K 145 1
                                    

.
.
.
.
.
"Ren, lo yakin ?"tanya Gibas.

Pasalnya Gibas, Naren, Seno dan Kenzo sedang berkumpul di base camp mereka.

"Hm". Naren hanya menganggukkan kepalanya.

"Ren, kita balik aja yok. Gak usah pikirin Revi."ujar Kenzo.

"Gimana ? Balik aja yok. Terus kita main ludo. Gue udah bisa nih."ujar Seno.

"Gue tetep balapan."kekeh Naren

"Ya udah kita berangkat sekarang udah jam setengah 9."ujar Gibas.

"Eh, Zio mana ?"tanya Kenzo.

"Zio mah kek karet gelang nasi kucing. Tinggal aja ntar paling nyusul."ucap Seno.

Semuanya bersiap dengan motor ke tempat balapan.

Kini Naren dan Revi berhadapan. Revi dengan tatapan mengejek dan Naren dengan tatapan datar.

"Oh, ya. Lo ada taruhan ?"

"To the point."

"Ayo lah. Basa basi dulu. Lo gak kangen sama gue ?"

Naren hanya menatapnya tajam.

"Gue ada taruhan buat lo." Revi menyuruh anak buahnya untuk membawakan taruhan itu.

Naren memicingkan matanya.

"Lepasin gue."teriak cewek itu. Cewek itu memberontak saat tangannya di cekal oleh anak buah Revi.

"Gea."gumam Naren.

"Gimana ? Menarik bukan taruhan kita malam ini."ucap Revi sambil mengelus dagu Gea.

Gea begitu terlihat menyedihkan. Rambutnya berantakan. Wajahnya penuh dengan air matanya.

"Gue bilang jangan sentuh dia."geram Naren.

"Oh jadi lo gak mau gue nyentuh dia ?"
"Bagai mana dengan ini ?" Revi mengeluarkan pisau lipatnya.

"Bangsat." Zio yang baru datang dengan cepat memukul rahang Revi.

Revi yang belum siap dengan serangan Zio terhuyung ke belakang. Mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Revi menyuruh anak buahnya untuk mengeroyok Naren dan kawan kawannya.

Baku hantam terjadi antara Naren dkk dan Revi dkk. Karena kalah jumlah, Naren kalah dengan babak belur di sekitar tubuhnya.

"Hahahaha. Gue bisa bales rasa sakit gue karena kehilangan Renna."tawa jahat Revi sambil mengusap bibirnya yang kembali berdarah.

Naren yang terkapar hanya memandang Revi dengan setengah sadar.

"Gue sayang dia."ucap Naren tanpa sadar.

"BANGSAT." Revi memberikan satu bogeman yang membuat Naren hilang kesadarannya.

Melihat itu, Revi tersenyum dengan mengangkat sudut bibirnya yang tidak berdarah.

"Lepasin dia."perintah Revi pada anak buahnya yang mencekal Gea.

Gea lantas menghampiri Naren yang terkapar di samping teman-temannya.

"Hei. Bangun." Gea menepuk pipi Naren.

Seno, Zio, Kenzo, dan Gibas yang tidak terluka parah menghampiri Naren dan Gea.

My Cool KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang