Vote and comment ya :))
.
.
.
.
.Hari demi hari Gea berlalu. Tentunya dengan adanya Naren membuat hari itu kian indah meskipun tak seindah yang difikirkan orang lain. Pasti ada saja hal-hal yang membuat mereka bertengkar atau saling cuek bebek ketika berpapasan.
"Gimana sama Kak Naren ?"tanya Natasa.
"Alhamdulillah masih dikasih umur sama Allah."sahut Gea dengan menyeruput es teh miliknya.
Pletakkkk
"Awww, sakit bego."ringis Gea yang kepalanya tiba-tiba dijitak Jean.
"Lagian tuh mulut minta disosor emang. Emang lo mau Kak Naren mati hah ?"sinis Jean.
"Sans buk jan ngegas. Ya gak gitu juga kali. Kasian mak bapaknya kalo dia mati."jawab Gea.
"Emang lo mau ditinggal pas lagi sayang-sayangnya ? Apalagi ninggalinnya gak kayak naik haji, tapi naik surga."sambung Fiyo.
"Cielah itu mah lagu dangdut kali, Fi."jawab Gea santai di tempat dengan es teh digenggamannya.
"Kisah idup lo itu yang kayak lagu dangdut."timpal Natasa.
"Emang Kak Naren gak ada niatan buat serius gitu sama lo ?"kepo Fiyo yang mencondongkan wajahnya ke wajah Gea.
"Masih SMA juga, udah mikirin nikah. Ya nggak lah."
"Lama-lama nyeselin juga nih, Kebo."ketus Natasa.
"Kak Naren gak ada nembak lo gitu ? Jadi pacar maksudnya." Jean memperjelas lagi.
"Hehe, Nah gitu dong kalo nanya itu yang jelas. Kan enak jawabnya."
"Langsung jawab Gea."serempak ketiga sahabat itu.
"Kompak amat dah."ucap Gea yang gemas dengan ketiga sahabatnya itu jika sudah kepo akut, pasti tidak suka dengan hal yang bertele-tele.
"Jadi gini, -" Gea menjeda omongannya.
Diamati wajah Natasa, Jean, dan Fiyo yang nampak serius mendengarkan penjelasan Gea sampai-sampai tidak ingin salah satu kata saja yang keluar dari mulut Gea tercecer ke bawah.
"Nungguin ya ?!"goda Gea sambil menoel hidung mereka.
"Udah bodo amat sama upil nyamuk."ketus Fiyo yang menegakkan kembali duduknya.
"Kak Naren emang belum nembak gue, tapi gue rasa ya kita dalam TTM zone. Teman Tapi Mesra. Gue ngerasa kita itu deket banget kayak orang pacaran, padahal enggak. Dan yang bikin gue bingung dia itu seakan-akan sudah menclime gue jadi ceweknya."jelas Gea.
"Jadi singkatnya lo digantungin gitu sama Kak Naren."sahut Fiyo
"Nah itu lo tahu." Pernyataan Fiyo ditanggapi anggukan oleh Gea.
"Eh ini yakin Bu Endang gak ngajar ?"tanya Jean.
"Yakin lah kan tadi Pandu bilang kalo Bu Endang gak bisa masuk kelas gara-gara anaknya wisuda. Gilaaaa, UI bro kedoteran lagi."jelas Fiyo dengan diakhiri tatapan kagum untuk anaknya bu Endang.