Sebuah motor sport berwarna merah memasuki parkiran motor yang berada dekat gerbang sekolah dengan seorang cewek yang berada di belakangnya. Kejadian itu tak terlewatkan dari pandangan siswa-siswi yang berlalu lalang di area parkir. Apalagi dia adalah seorang ketua OSIS pastinya akan mampu mencuri perhatian semua orang, siapa lagi kalau bukan Naren.
"Fiuwit. Bonceng cewek baru nih. Roman-romannya ada yang baru jadian."goda Kenzo yang berada di samping motor Naren.
Motor mereka selalu berjejer di tempat yang sama seperti sebelumnya. Sudah dihak patenkan kalau itu milik Ketua OSIS and the genk. Jadi tidak ada yang berani menyerobot parkiran milik mereka. Karena Seno telah memberi patok yang bertuliskan 'disewakan parkiran ini dengan harga 1 juta per menit'. Gila, bisa bangkrut kalau sampai ada yang berani nempatin.
Naren yang digoda oleh teman-temannya hanya diam sambil merapikan rambutnya di kaca spion.
"Jadi pengen di bonceng."celetuk Seno sambil merangkul pinggang Gibas yang kebetulan berada di sampinya yang berarti di satu motor dengannya. Tak lupa juga Seno menyenderkan kepalanya di bahu Gibas, semacam ala Dilan gitu lah.
"Anjay jijik, No."ucap Gibas mencoba melepaskan tangan Seno di perutnya.
Sontak keempat sahabat Naren tertawa terbahak-bahak karena kejadian yang mereka alami barusan.
Naren yang digoda hanya diam. Setelah selesai merapikan rambut, Naren langsung menarik tanga Gea berjalan menjauhi keempat temannya yang gesrek di pagi hari.
"Woy, mau kemana ? Mau nganteri pujaan hati ya ?"teriak Seno pada Naren yang berjalan menjauhi parkiran.
"Sut sut diem napa gangguin orang mau pacaran aja."tengah Zio pada temannya.
"Wuits, anjay Naren nak pacaran guys."toa Seno yang mendapatkan perhatian dari orang yang lewat.
Anjay Kak Zio kalem banget, jadi makin sayang.
Kak Seno kalo ketawa makin cakep wuih.
Tuhan pagi-pagi udah dapet nutrisi cogan
Ya allah ini calon idaman masa depan, tinggal pilih aja
---
"Istirahat berapa menit lagi Ge ?"tanya Natasa yang mulai gabut dengan pelajaran yang diterangkan oleh guru mereka.
"Lo udah nanya sampai 9 kali, Nat."ketus Gea sembari mencoba kembali focus ke depan.
"Lo jawabannya beda terus, Ge. Tadi lo bilang kurang 40 menit, abis itu kurang 38 menit."
"Ya kan lo tanyanya beda waktu, bego."
"Au ah. Mentang-mentang baru jadian."
Natasa yang mulai gabut pun membalikkan bukunya sehingga di bagian belakang buku. Dia mengingat dimana tadi bel masuk jam 7 pagi. Terus literasi 15 menit abis itu jam pertama dimulai. Kemudian, Natasa menambahkan 45 menit sebagai jam pertama dan seterusnya. Hingga sekian lama berkutat akhirnya dia menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri yaitu jam 10.00. Karena masih sekitar 35 menit lagi akhirnya Natasa mengeluarkan handphonenya dan menyetel timer hitung mundur.
Orang gabut mah bebas -batin Gea saat melihat Natasa yang sibuk dengan kegiatannya.
"Ge abis istirahat jamnya siapa dah ?"tanya Natasa yang berusaha mengalihkan kegabutannya.