17. I'm Fine

578 29 0
                                    

Aku baik kok tapi fisik aku kalau untuk batin aku kayaknya lagi sakit deh butuh obat untuk nenangin dan obat itu adalah kamu.

****

Saat ini Amara sedang berada di rooftop sekolah bersama Alvian. Alvian yang memintanya, awalnya sih Amara ingin pergi ke kantin bersama kedua sahabatnya namun Alvian mencegah dan mengatakan bahwa ada yang ingin Ia ceritakan pada gadis itu.

Sudah 15 menit lamanya Alvian tak kunjung berbicara akhirnya membuat Amara jengah. Bagaimana tidak, pasalnya jam istirahat akan selesai sebentar lagi dan Alvian belum menceritakan apa-apa daritadi.

"Al, kamu mau cerita apa sih? Daritadi diem mulu, ini udah mau selesai jam istirahatnya" ucap Amara.

"Al" rengek Amara karena Alvian tak kunjung menjawab.

"Yaudah kalau gitu aku ke kelas deh kalau kamu emang gak mau cerita sekarang, ya gak papa kok" ucap Amara.

"Pulang sekolah sibuk?" tanya Alvian tanpa menjawab pertanyaan dari Amara tadi.

"Nggak, kenapa?" tanya Amara.

"Ntar kita nggak langsung pulang ya, kita jalan-jalan dulu" ucap Alvian.

"Oke" balas Amara dan segera bangun dari duduknya.

"Aku mau ke kelas, kamu mau ikut?" tanya Amara yang dijawab gelengan oleh Alvian.

"Yaudah, kamu hati-hati disini ya. Aku duluan" ucap Amara lalu berlalu dari tempat itu.

Setelah Amara berlalu, Alvian memilih untuk menidurkan dirinya disana sebentar. Mungkin dengan memejamkan mata dan menikmati angin sepoi-sepoi mampu membuatnya menjadi lebih tenang sedikit, ya walaupun sedikit tapi itu sudah lebih baik.

Drrt drrt

Baru saja Alvian memejamkan matanya sudah diganggu oleh getaran ponsel di saku celana abu-abu miliknya.

Alvian merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya dilihatnya nama penelepon dan ternyata itu papanya.

"Halo pa" sapa Alvian.

"Halo Al, kamu lagi ada guru?" tanya papanya.

"Nggak pa, ada apa?" tanya Alvian balik.

"Papa mau bilang kalau papa sudah sepakat dengan mama kamu kalau kita berdua akan berpisah, awalnya papa tidak mau tapi mama kamu memaksa dan mengancam akan membunuh Adrian jika papa tidak mau berpisah dengannya" ucap Dito lirih Alvian tau papanya sedang menangis.

'Shit' umpat Alvian dalam hati setelah mendengar bahwa mamanya mengancam akan membunuh Adrian hanya agar papanya mau berpisah, itu murahan.

"Sudahlah pa, bagus jika papa mau bercerai dengan mama. Aku gak tega liat papa terus menderita karena sikap mama ke papa" balas Alvian.

"Kamu gak papa kan Al?" tanya Dito pada Alvian.

"Aku gak papa kok pa"

"Oke papa tutup dulu telponnya" ucap Dito.

"Iya pa" jawab Alvian.

"Arrgggghhh"

Alvian mengusap wajahnya kasar, kenapa harus begini. Dulu orang yang selalu Ia puji-puji kini telah mengkhianati keluarganya sendiri.

****

Bel pulang berbunyi, Alvian segera menemui Amara di depan kelasnya untuk mengajak Amara jalan hari ini sesuai dengan perkataannya tadi pada saat jam istirahat.

Amara yang sedari tadi membereskan bukunya sembari sesekali menengok kearah jendela untuk melihat kekasihnya yang sudah bersender di tembok hanya tersenyum simpul.

AlviAra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang