2. Sifat Itu

1.1K 76 105
                                    

Sifat itu tidak akan bisa hilang karena diriku yang membawanya, hanya diriku yang bisa mengendalikannya.

                          ****

Amara sampai di rumahnya dengan selamat tetapi Ia tak selamat sampai ke kamarnya karena kakaknya berhasil mengerjainya dan membuatnya terjatuh.

"Bwahahahahahaha" tawa yang menggelegar milik kakaknya berhasil membuatnya kesal.

"Ish dasar abang laknat. Gue sumpahin lo jomblo seumur hidup" setelah mengucapkan itu langit pun bergemuruh. Bukan, jangan kalian berpikir jika sumpah Amara terkabulkan. Tetapi itu hanyalah suara gemuruh biasa yang  menandakan akan turun hujan.

"Aish lo nyumpahin kakak lo yang bagusan dikit napa. Sumpahin gue biar banyak dapat cewek kek atau paling nggak kegantengan gue nambah ya walaupun nambah satu senti doang gak papa lah ya yang penting bertambah" ucap Bimo, kakak Amara.

"Tau ah pantat gue sakit gara-gara lo, gue aduin juga lo sama mama biar uang jajan lo dikurangin"

"Yah jangan dong Ra ntar gue gak bisa jalan sama temen dong" sahut Bimo dengan mata yang memelas agar Amara tidak mengadukan perbuatannya kepada mama dan papanya.

"Ya makanya jangan berani lagi ngerjain gue kalau gak mau gue aduin" balas Amara.

"Iya deh Ara yang cantik gue gak akan ngerjain lo lagi deh. Sebagai gantinya lo mau apa biar gue kasih" ucap Bimo.

"Apa ya? Hmm, untuk sekarang gue lagi gak pengen apa-apa, jadi lo selamat. Mungkin lain kali ya abangku yang gantengnya ngalahin para monyet, bwahahahaha" ucap Amara disertai dengan tawanya yang menggelegar.

"Awas lo ya, sini lo" ucap Bimo yang akan mengejar Amara tetapi Amara lebih cekatan Ia segera berlari menuju kamarnya dan segera menutup pintu kamarnya tak lupa Ia menguncinya dari dalam agar abangnya tak bisa membukanya.

"Awas lo Ra" teriak Bimo dari luar kamar Amara.

Sedangkan Amara hanya bisa tertawa terpingkal-pingkal dari dalam kamarnya.

"Siapa suruh ngerjain gue"

                            ****

Sang rembulan segera pulang ke tempat peraduannya dan digantikan oleh sang mentari yang sudah siap untuk melaksanakan tugasnya.

Terlihat seorang gadis masih terlelap dalam tidurnya serasa tak ingin bangun dari atas kasur king size berwarna biru langit yang berisikan gambar kartun kesayangannya, doraemon.

"Ara, bangun sayang ini udah siang lho. Gak mau sekolah?" Siska membangunkan anak bungsunya itu.

"Hhhnnnggggg" Amara terbangun dan segera mengecek jam di ponselnya, masih pukul setengah 6 tepat.

"Mandi sana habis itu siap-siap baru turun ke bawah ikut sarapan ya sayang" ucap Siska.

"Hoaam, baik mamaku sayang" ucap Amara lalu beranjak dari kasurnya.

Setelah beberapa menit mandi dan akhirnya Amara sudah siap untuk pergi ke sekolahnya.
Tetapi ada satu hal yang membuatnya kesal, benda yang biasanya Ia pakai tidak bisa Ia temukan.

"Mamaaa" teriak Amara dari dalam kamar.

Siska yang sedang mempersiapkan sarapan terkejut mendengar teriakan anak gadisnya, lalu Ia pun segera naik ke atas untuk mengecek keadaan Amara.

AlviAra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang