27. Something Wrong

354 17 0
                                    

Ketika kamu berbicara tentang takdir, percayalah bahwa Tuhan telah menentukan takdir kita jauh sebelum kita bertemu. Karena Tuhan punya kekuasaan lebih atas ciptaannya.

****

Sesampainya di rumah sakit tempat papa Alvian dirawat, mereka langsung menemui dokter Aris untuk memastikan sesuatu.

"Dokter Aris!" teriak Alvian di koridor rumah sakit. Banyak pasang mata yang melihat mereka bertiga karena teriakan Alvian, Alvian yang merasa bersalah pun segera meminta maaf.

"Kamu tau ini rumah sakit kan?" tanya dokter Aris saat Alvian dan kedua sahabatnya berada di depan dokter Aris.

"Iya tau lah dok, siapa bilang ini kuburan" jawab Arthur dengan tampang penuh dosa yang langsung mendapat sikutan dari Alvian.

"Maaf, Dok. Tadi saya gak sengaja liat dokter daripada dokter keburu hilang jadinya saya panggil dokter dengan teriak deh" jelas Alvian dan dokter Aris hanya manggut-manggut saja.

"Jadi siapa yang mau mendonorkan jantungnya untuk papa saya, Dok?" tanya Alvian tergesa-gesa.

"Sebaiknya kamu kecuali kedua sahabat kamu itu langsung ke ruangan saya karena keluarga pendonor ada disana" ucap dokter Aris.

"Gak papa kok Al. Kita berdua nanti tunggu di depan ruangan dokter aja" ucap Daniel saat Alvian menoleh kearahnya.

"Oke" putus Alvian lalu berjalan mengikuti dokter Aris menuju ruangannya.

"Ayo masuk" interupsi dokter Aris saat mereka sudah sampai di ruangan dokter Aris.

Saat memasuki ruangan dokter Aris, Alvian melihat ada seorang wanita yang duduk membelakanginya. Dilihat dari belakang, Alvian seperti mengenalinya. Tapi sepertinya bukan, bukan dia.

"Pelangi, saya sudah membawa keluarga pasien." ucap dokter Aris.

'Pelangi? Apakah dia?', batin Alvian.

Wanita itupun membalikkan badannya, betapa terkejutnya Alvian saat melihat wanita itu. Wanita yang telah meninggalkannya 2 tahun yang lalu.

"Angi?" Alvian masih tak percaya dengan apa yang sedang dia lihat.

"Iya, ini aku Ian" jawab wanita itu yang bernama Pelangi.

Arthur dan Daniel yang sedari tadi mengintip apa yang terjadi dari luar pun ikut terkejut dengan apa yang mereka lihat.

Mengapa dia datang kembali setelah pergi meninggalkan Alvian tanpa kabar?

****

Keesokan harinya Alvian menjemput Amara tepat waktu. Sesampainya di depan rumah Amara, terlihat Bimo yang sedang berada di halaman depan rumahnya dengan baju rumahan. Maklum habis ujian kelas 12 pasti diliburkan.

"Pagi bang," sapa Alvian saat sudah memasuki halaman rumah Amara.

"Eh, pagi Al. Mau jemput Amara?" tanya Bimo.

"Iya bang" jawab Alvian sekenanya.

"Amara ada di dalam tuh, baru selesai makan" ucap Bimo yang diangguki oleh Alvian.

"Baik bang" lalu Alvian mulai melangkah ke depan dan sampailah Alvian di depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang bersatu dan berdaulat, eh.
Maksudnya di depan pintu masuk rumah Amara.

Belum sempat Alvian mengetuknya, pintu telah dibuka dan terlihatlah seorang wanita dengan seragam sekolahnya, putih abu-abu dengan membawa tas punggung berwarna biru muda.

"Pagi zheyeng" ucap Amara sembari terkekeh pelan saat menyadari ucapannya yang terdengar sedikit alay.

"Alay Ra" ucap Alvian seraya ikut-ikutan terkekeh.

AlviAra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang