s e c o n d

18.5K 2.4K 580
                                    

Soobin berteriak. Entah, mengapa ia jadi emosional begini?

Ditatapnya Yeonjun yang menatap balik dirinya, situasi seperti ini itu mirip banget saat raja hutan mengaum dan para cacing tanah sama belalang cuma bisa diam aja.

"Hah?"

Yeonjun bertanya, pura-pura tidak mengerti situasi.

"Lo ngapain ada di kelas gue sialan?!"

Soobin berdiri tegak, hendak melangkah ke hadapan Yeonjun tetapi tertahan.

"Eung. Ini kelas lo? oh sorry kayaknya gue ngebangunin singa dari tidurnya ya? duh, gimana nih kepala sekolah bilang, gue naik tingkat, eum jadi ..."

Jadi di sekolah mereka itu ada beberapa tingkat. Dan disesuaikan dengan kecerdasan akademis tiap murid. Entah apapun itu tujuannya, tapi karena tingkat-tingkatan tersebut justru mengundang pendiskriminasian antar siswa. Kelas A dipandang baik dan kelas F dipandang buruk.

Nah, Choi Yeonjun ini termasuk kelas F dan Choi Soobin ini kelas A. Tentu saja, Soobin bingung akan rivalnya ini.

Rival masa lampau hingga detik ini. Dan dipertemukan lagi saat kelas sebelas.

"Seorang Choi Yeonjun?"

"Oh jelas. Nama lo siapa? aduh ingatan gue buruk," ujar Yeonjun berpura-pura lalu mengeluarkan senyum miring.

Soobin juga tersenyum miring, "eh guys," Soobin menoleh ke belakang, lalu kembali menatap Yeonjun, "disini ada yang masih ingat rumus luas segitiga gak?"

Semua spontan mengangguk.

"A dikali T bagi dua kan?!"

Semua mengangguk.

"Rumus luas segitiga jumlah hurufnya lima belas. Choi Soobin jumlah hurufnya sepuluh. Banyak mana?" tanya Soobin.

"Rumus luas segitiga!"

"Nah! anak sini rumus luas segitiga aja masih inget yang hurufnya masih lebih banyak daripada nama gue. Masa lo inget nama gue aja enggak? lemah otak lo, gak guna,"

Sebentar, Soobin itu ngomong apa sih?

Yeonjun maju selangkah, tepat sepuluh sentimeter di depan Soobin, tersenyum remeh, "gak mau sombong, tapi komposisi sabun yang lo pake hari ini aja gue tau," lalu menepuk-nepuk punggung Soobin sembari berbisik, "gue lupa nama lo, karena gak guna juga di hidup gue,"

---

"Bin, ngomong dong, lo marah sama gue?"
tukas Beomgyu khawatir, masalahnya Soobin sedari tadi diam saja. Perkelahiannya (re : adu bacot) tadi dengan Yeonjun di depan kelas berhenti begitu saja saat guru fisika memasuki ruangan.

Soobin terdiam, tidak merespon. Malah memunggungi Beomgyu.

"Ubiiin, lo kenapa sih?!"

"Gausah sok gatau, Gyu." ujar Soobin dingin.

Beomgyu menghembuskan napasnya-ia tahu tentu saja-mencari orang yang mungkin sekarang sudah dirutuki, dihujat, dan mungkin sudah disantet Soobin dalam hati.

"Yeonjun Yeonjun itu hilang, Bin. Biarin aja kenapa sih,"

Soobin menoleh, "udah mati dia?"

"Paling dia ke kantin, Bin."

Soobin kembali memunggungi Beomgyu, lalu meraih ponselnya dan membuka aplikasi kamera, "Gyu, muka gue asem banget ya kalo lagi marah?"

"Iya. Udah asem, jelek lagi,"

"Anjir,"

Beomgyu menepuk-nepuk bahu Soobin, "jangan ngambek lagi, Ubiiin."

"Lo kalo mau gue traktir kantin, ambil aja uangnya dikolong, pergi sendiri sana,"

Ternyata, Soobin terlampau peka untuk dikodein.

"Aha thanks!"

Beomgyu menyengir, lalu berlari kecil menuju kantin, lumayan, warna biru.

Soobin kembali memainkan ponselnya, membuka akun Instagram Choi Yeonjun. Entah untuk apa.

Sekilas, dulu mereka itu biasa-biasa saja. Tetapi semenjak kelas sembilan, hubungan yang sangat biasa itu menjadi hancur berantakan. Hanya karena dua hal.


Hal pertama, biasa saja. Karena rebut satu anak perempuan yang berlabel most wanted di sekolah. Simple, tidak lebih tidak kurang. Dan si cewek ternyata official dengan yang lain.

Dan yang kedua, inilah. Hal yang membuat Soobin selalu kesal melihat Yeonjun. Itu karena-

"Gimana kabar kak Jungkook?"

***

Double update for today! Cerita ini sepertinya akan banyak flashback, hehe. Thankseu!

as always gemas dengan dua choi ini! :3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

as always gemas dengan dua choi ini! :3

Enemy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang