t w e n t y s i x t h

7.6K 1.2K 322
                                    

Soobin menyumpal mulut Yeonjun dengan bantal sofa, merasa kurang, ia menjambak rambut yang lebih tua, "Mampus!"

"Baru maaf-maafan, udah berantem lagi?" tukas Jungkook sinis di sebelah, setelahnya dihadiahi tawa Taehyung.

"Yang kayak gini mah bukan berantem kak, santuy." ujar Yeonjun sembari memegang kepalanya yang sakit akibat dijambak Si Pemuja Susu Almond itu.

"Serah."

Taehyung menatap Soobin, buat yang ditatap sedikit bingung, "Kenapa kak liatin gue?"

Taehyung menepuk pelan punggung Yeonjun, lalu kembali menoleh ke Soobin, "Oh ini toh, yang bikin Yeonjun semaleman gak bisa tidur?"

Soobin menunjuk dirinya sendiri, "Ha—oh, iya, ganteng ya kak?"

"Berisik lo babi." ujar Yeonjun.

"Cot." balas Soobin, "Oiya kak. Murid yang kasih tau lo kalo gue sama Yeonjun berantem itu siapa?" tukas Soobin kepada Jungkook.

"Si Beomgyu, temen lo sendiri." ujar Jungkook sambil mengingat-ingat kejadian tadi siang, "Terus ya, lo tau gak sih, dia nyamperin ke rumah dan bilang, kak Jung saya punya info tentang Soobin sama Yeonjun, tapi ... starbucks satu kak. Dijamin gak nyesel dapet infonya. Dia bilang gitu dan gue penasaran, yaudah gue kasih aja."

"Anjir? Beomgyu bangsat." umpat Soobin lalu segera mengirim pesan pada pemuda yang bersangkutan, pemuda yang hari ini sedang tertawa puas diatas kasur.

Yeonjun ikut obrolan, "Kak Jung, kalo yang kemarin-kemarin itu dapat info darimana?"

"Dari Beomgyu juga, kalo itu gue yang maksa dia, soalnya gue udah curiga sama kalian." tukasnya lalu kembali fokus pada Ipin yang kakinya patah, "Dan itu sogokannya lebih gede."

"Wah gila, bangsat beneran, Bin." tukas Yeonjun lalu memukul-mukul pundak Soobin, dan mengintip ponsel Soobin dimana sang empunya sedang mengumpati pemuda akselerasi itu.

Taehyung dan Jungkook masih sibuk dengan layar televisi, dengan Jungkook yang sibuk menyender di bahu Taehyung dan yang lebih tua mengistirahatkan kepalanya di kepala Pemuda Satu September itu.

"Udah puas ngumpatnya—oiya Yeonjun! Gue punya hadiah." tukas Soobin lalu menarik tangan Yeonjun untuk bangun dari sofa. Buat Yeonjun yang sedari tadi melamun jadi terkejut.

"Ikut gue!" tukas Soobin lalu membawa Yeonjun ke depan pintu kamarnya, "Lo diem disini, jangan masuk."

"Kalo gue masuk kenapa? Lo mau ganti baju?" ujar Yeonjun.

Soobin menggeleng, "Kagak anjir. Udah nurut aja." tukasnya lalu masuk ke dalam kamar, meninggalkan Yeonjun yang berdiri terdiam di depan pintu kamar.

Yeonjun menoleh ke arah kedua kakaknya yang masih sibuk berdua—yang lain ngontrak. Lalu menoleh ke arah Soobin yang sudah kembali dengan membawa satu boks berisi bunga.

"Eh eh apaan nih? Balas dendam?" tukas Yeonjun lalu spontan menjauh dari Soobin dan menutup mulut serta hidungnya dengan tangan.

Soobin mengambil satu tangkai, lalu sisa bunganya diletakan kembali di belakang pintu kamar, lalu menutup pintunya, "Nih, cium dong!" tukas Soobin sembari menyodorkan setangkai bunga ke hadapan Yeonjun.

Yang lebih tua membebaskan tangannya dari mulut, satu tangkai bunga tidak berarti apa-apa baginya, "Apanya yang dicium? Kamu?" tukas Yeonjun lalu mengikis jarak dengan Soobin, sembari mengeluarkan senyum miringnya.

Soobin merinding.

Yang lebih muda mundur perlahan, hingga pada tahap akhir—tubuhnya menempel pada pintu kamar.

Enemy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang