n i n t h

9.3K 1.6K 310
                                    

"Bunga? serbuk sari?"

Soobin menjentikan jarinya, merasa berhasil karena mengetahui penyebab Yeonjun pingsan, "alergen! ya! bagus Choi Soobin,"

Tersenyum senang bukan hanya karena bisa mendapat jawabannya, tetapi juga bisa digunakan untuk balas dendam.

Sepertinya akan ada orang yang memborong bunga malam ini.

---

"Eh Udin! lo gila ya?!" seru Jungkook saat melihat Soobin baru saja pulang dari sekolah dengan membawa satu boks penuh bunga ditambah rambutnya yang basah terkena air hujan.

Hari ini hujan sudah mulai turun. Sehabis dari halte dia mampir dahulu ke toko bunga, lalu membeli beberapa dan segera kembali ke rumah.

Soobin yang semula merunduk, membersihkan kakinya dari genangan air, mendongak, menatap kakaknya, "lah ngapa kak?" lalu berjalan melewati kakaknya yang terdiam di depan pintu.

Ia menuju kamar, kemudian meletakan boks bunga di belakang pintu, lalu melempar sembarang ranselnya, dan kembali ke tempat kakaknya berdiri.

Jungkook mengacak rambut Soobin yang basah, lalu mengajak Soobin untuk duduk di sofa ruang tamu, "lo ngapain bawa bunga banyak begitu?"

Soobin terdiam, sedang fokus menonton kartun kesukaannya-Upin Ipin-sembari menghabiskan setoples kue kering, yang sedari kemarin tidak habis-habis karena udah diisi ulang sama kakaknya.

"Jawab bocah," tukas Jungkook, sambil ikut menonton Upin Ipin yang sedang meminta sumbangan sampai kehujanan.

Yang ditanya tidak menjawab, tetapi malah bergurau, "Ipin kalo keujanan, aernya langsung mentok pala ya kak," alih Soobin, dengan cepat Jungkook menjitak kening Soobin yang bebas dari poni.

"Lo mau nembak orang ya? masih kecil, bocah, bolang aja yang udah berburu kemana-mana maennya masih sama ikan," tukas Jungkook, menyambar toples kue kering yang tadinya di hak milikan Soobin.

Soobin menggeleng, "oh tidak, tentu saja. Gue kan yang menerima, ngapain memberi," ujar Soobin asal yang menghasilkan kerutan di kening si kakak.

"Lo pihak bawah?"

"Hah?"

Soobin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia salah ngomong rupanya. Kakaknya jadi salah paham begini.

"Pi-pihak bawah gimana nih maksudnya?" tanya Soobin gugup. Jujur saja, Soobin paham kok.

"Gajadi, bocil mana ngerti,"

Jungkook tertawa pelan, melihat wajah Soobin yang sedikit memerah itu benar-benar lucu sekali.

"Maksud gue nih kak, mau meluruskan aja nih ya, beneran deh, gue itu kan almost perfect person gitu deh kak, jadi cewek-cewek deh yang biasanya nembak gue, kasih gue coklat, bunga, susu almond, susu sapi, susu kambing, susu biawak, su-"

"Iyaaa, percaya banget kakakmu ini, Bin. Haha." Jungkook meletakan toples di atas meja, "yaudah, terus bunganya buat apaan?"

"Balas dendam, lah,"

"Hah?"

"Eh?"

---

Disini Soobin sekarang, bersama sang pacar-tempat tidur-ditemani Beomgyu yang duduk si samping kasur.

Hari ini Soobin meliburkan diri karena sakit. Cuma karena kegerimisan doang sebenarnya, dan cuma pusing sedikit, tapi yang bikin dia gak mau masuk itu, dia lagi males ketemu Yeonjun.

Kenapa dia gak mau ketemu Yeonjun?

Karena Soobin lagi pusing, kalo ketemu Yeonjun, Soobin sepuluh kali lipat lebih pusing. Beomgyu yang tau kalo temennya lagi sakit-karena di chat-itu langsung bergegas ke rumah Soobin pas pulang sekolah.

"Bin lo pasti nyesel, karena hari ini lo meliburkan diri," tukas Beomgyu setengah-setengah, pengen banget di respon apa ya.

Soobin yang masih di dalam selimut itu memunculkan dirinya ke permukaan, "hah emang ada apaan? ada kakel holkay traktir pizza satu buletan?"

"Bukan bukan,"

"Ada ulangan kimia?"

Beomgyu melempar ponselnya ke wajah Soobin, "kok gak masuk pas ulangan kimia nyesel ..."

"Yaudah apaan?"

"Ternyata ... hari ... ini ... Yeonjun gak masuk juga! HAHAHA nyesel gak lo? nyesel gak lo?"

"Sekarang lo nyesel kan? nyesel kan?" lanjut Beomgyu yang langsung dapat timpukan guling tepat di wajah.

Soobin menatap Beomgyu datar, "wah nyesel banget nih,"

"Muka lo tidak terlihat menyesal, Bin." ujar Beomgyu sembari memainkan ponselnya.

Soobin hanya menatap Beomgyu yang sedang memainkan ponselnya, galau, mau tanya atau tidak.

"Gyu,"

Beomgyu menoleh, "ngapa?"

"Dia ... mati?"

Choi Soobin memang terlalu gengsi hanya untuk menanyakan, "dia sakit ya?"

***

CHAPTER INI PALING GA JELAS AAA

Enemy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang