Hari ini Yeonjun bingung Soobin itu kenapa.
Pasalnya dari masuk sekolah sampai jam pelajaran fisika, dia kelihatan gak fokus. Dan arah pandang sepasang matanya selalu ke kolong meja—ponselnya.
Tiba-tiba Soobin bangkit, angkat tangannya, "Bu, saya permisi ke toilet. Boleh?" tanya Soobin.
Guru fisika ngangguk.
Yeonjun tambah bingung lagi, sebelum Soobin melangkah keluar kelas, dia sempat masukin ponselnya ke saku celana. Maksudnya, kalo ke toilet kenapa bawa ponsel gitu?
Mau mirror selfie?
Sontak Yeonjun bangun juga, "Bu, saya juga mau ke toilet, boleh?"
Kali ini guru fisikanya mengerutkan kening, "Mau ngapain kamu?"
"MAU ANU BU SAMA SOOBIN, AHAHA—"
"Berisik." potong Yeonjun, pasang muka jengkel pada Beomgyu—si pelaku, "Bu, saya kebelet. Sumpah."
"Yaudah, cepat. Jangan berantem lagi sama Soobin."
Kali ini Yeji buka suara, "LAH BU MEREKA KAN—"
"Sumpah nih kelas berisik banget." tukas Yeonjun lalu lari keluar kelas, matanya mendapati Soobin menuju tangga ke atap sekolah, bukan toilet.
Kecepatannya ditambah, Yeonjun tarik tangan Soobin, buat Soobin noleh dengan wajah—memerah?
"Lo–lo kenapa?"
Sekarang Yeonjun tarik tangan Soobin cepat buat duduk di atap, tangan Soobin keringetan, enggak tau kenapa.
Yeonjun duduk di tempat biasanya dulu, tapi kali ini Soobin duduk di sebelah Yeonjun, lalu nutup mukanya pakai tangan.
"Cerita aja."
Soobin menggeleng cepat, buat Yeonjun menghela napas kasar.
Suara burung mendominasi, Soobin meletakan kepalanya di antara lutut yang ditekuk, "Udah, lo balik kelas aja."
"Enggak mau."
"Harus mau."
"Jangan maksa."
"Sekarang lo jadi tanggung jawab gue, tau?"
"Sialan." umpat Soobin, ponselnya diraih, lalu disodorkan ke Yeonjun, "Baca chat paling atas."
"Lo percaya sama gue? Boleh buka-buka hp lo?"
"Iya."
Hening lagi, Yeonjun sibuk geser-geser ponsel Soobin, yang lebih muda kembali menaruh wajahnya di antara lutut.
Yeonjun itu kalau lagi mode serius, bisa beda banget. Contohnya kayak sekarang ini.
"Nih." tukas Yeonjun seraya menyodorkan ponsel Soobin, buat Soobin mendongak lalu memasukan ponselnya kembali di saku.
"Mama marah lagi?"
Soobin ngangguk, "Iya. Kemarin dia pulang, malem banget. Awalnya gue seneng, tapi dia pulang cuma nyalurin emosi. Buat apa?"
"Kenapa?"
"Urusan kerjaan paling." dahinya diusap pakai tangan, poninya total ikut basah karena keringat, "Ya tapi gue salah apaan bangsat? Cuma spamchat karena kangen. Emang salah?"
"Enggak."
"Capek, Jun." tukas Soobin, lalu menoleh pada Yeonjun, "Disaat orang-orang mau jadi gue, gue mau jadi orang lain."
"Sempurna itu gak ada." lanjut Soobin, "Tapi gimana cara lo nikmatin hidup yang seolah-olah itu sempurna. Dan ya, hidup gue sempurna sama kekurangan gue sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy [✓]
FanficMereka itu ibarat minyak tanah dan gas elpiji, tujuannya sama-sama buat api. Tapi, bentar. Api lama kelamaan akan padam juga bukan? dom! yeonjun sub! soobin harsh words. boys love. semi baku. dldr. [highest rank #1 in yeonbin & #1 in soobin]