"Gue iri, Bin."
"Sama lo,"
Soobin mengerutkan keningnya, "hah gimana-gimana?"
"Dulu gue pernah gak naik kelas. Terserah lo mau percaya atau enggak. Harusnya gue udah satu tingkat lebih tinggi dari lo, tapi nyatanya enggak."
Yeonjun menghela napasnya, "orang tua gue udah pisah. Itu alasan pertama yang bikin akademis gue ancur. Gue mau hidup aja bingung, bingung mau ikut yang mana. Disitu gue mikir, gue gapunya siapa-siapa, gue gapunya orang yang bisa gue pamerin nilai-nilai gue, yang bisa gue pamerin pas gue menang lomba, dan bahkan gue gapunya orang pas gue lagi sakit,"
Yeonjun memutar kedua bola matanya, "oh, mungkin ada kakak gue kok. Mungkin masih ada satu orang, gue tenang. Tapi nyatanya gak kayak gitu. Waktu itu gue masih kelas sembilan awal, belom ketemu lo. Waktu itu juga kak Taehyung masih jadian sama kak Irene, belom ketemu kak Jungkook. Dan pas waktu itu gue juga masih bisa nempel sama kak Tae, karena gue cuma punya dia doang."
Kring! bel berbunyi, menandakan ada orang berkunjung, Soobin menoleh, mendapati sepasang kekasih masuk ke dalam kedai.
"Gak lama, kita ketemu pas kak Taehyung sama kak Jungkook ngajak kita jalan ke pantai berempat. Mereka belum official waktu itu, kak Taehyung masih resmi jadi punyanya kak Irene. Dan beberapa minggu kemudian baru kita ketemu Yoora, hancur udah cuma gara-gara cewek iblis macem dia,"
Soobin masih menepuk-nepuk punggung Yeonjun, mempersilahkannya melanjutkan cerita.
"Bukannya malah makin baik. Kak Taehyung sama kak Jungkook malah official, dan disitu kak Irene memang udah diputusin sama kak Tae, tapi suatu hari, kak Irene dateng nyamperin gue pas lagi sendirian, dan marahin gue. Sumpah gue benci banget waktu itu," Yeonjun menghela napas, lalu menghembuskannya, "maaf sekali lagi, tapi gue gak punya orang yang bisa gue salahin, Bin. Jadi pas gue nemu lo, semuanya gue lampiasin sama lo,"
Yeonjun menoleh, menatap Soobin, "orang yang hampir sempurna kaya lo itu cuma beban paling berat buat orang kayak gue," lalu Yeonjun kembali merunduk dan meneteskan air mata terakhir untuk detik ini, "dan minggu depan papa gue mau nikah lagi,"
***
Soobin menghempaskan dirinya di kasur. Baru hari ini ia bolos dari jam istirahat pertama sampai pulang sekolah, bersama Yeonjun tentunya. Menghabiskan waktu hanya di kedai es krim, sembari mendengar pernyataan Yeonjun yang terus membuat tenggorokan Soobin tercekat mendengarnya.
Ia tidak menyangka Yeonjun punya sisi menyedihkan seperti itu.
Bodo amat pasal bolos yang pasti besok ditanya gurunya, dan tidak peduli soal seribu pertanyaan Beomgyu di dalam kelas saat Soobin balik hanya untuk mengambil tas, dirinya kini hanya mau tidur dan melupakan pikirannya sejenak.
Kini sudah pukul sembilan malam, kakaknya belum pulang juga. Apalagi orang tuanya. Detik ini ia hanya berdua dengan Sean di dalam kamar. Mencoba mengusir rasa sepi.
Ia membuka ponsel, membuka chatroom dirinya dengan Yeonjun yang telah diubah namanya menjadi Kak Yeonjun✨
Lalu beralih pada chatroom dirinya dengan mamanya.
Mama🏆
mah
kapan pulang? kak jung sekarang pulang malem mulu
aku bosen
oiya tadi kata bu saeyoon aku menang olimpiade mtk
minggu kemarin aku jg sempet menang fisika
mahsibuk.
mm msh kerja.
km kan udah gede, gausah lapor-lapor lagi lah.
hari ini mama papa gak bisa pulang dulu, ada keluar kota.
bsk km naik bus.
uang udah di transfer.
kalo kurang minta.
kalo jungkook belum pulang jg biarin aja dia kan udah besar
mama tinggal duluSoobin melempar ponselnya sembarangan, lalu menyibak selimut dan tertidur dengan mata sedikit basah.
Nyatanya hidupnya juga tidak sesempurna yang orang pikirkan.
***
Soreee!
Fav episode kalian yang mana? apa enggak ada? hAHAHA
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy [✓]
Fiksi PenggemarMereka itu ibarat minyak tanah dan gas elpiji, tujuannya sama-sama buat api. Tapi, bentar. Api lama kelamaan akan padam juga bukan? dom! yeonjun sub! soobin harsh words. boys love. semi baku. dldr. [highest rank #1 in yeonbin & #1 in soobin]